Sesuatu Yang Dibenci Belum Tentu Buruk dan Yang Dicintai Belum Tentu Baik – Kaidah Qur’an 2

Kaidah Qur’an kali ini membahas sesuatu yang dibenci belum tentu buruk dan yang dicintai belum tentu baik


Allah berfirman:

وَعَسَىٰ أَن تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَن تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS. Al-Baqarah: 216)


Pengetahuan manusia terbatas, seperti terbatasnya panca indra mereka. Sesuatu yang dipandang baik oleh manusia belum tentu hakikatnya baik. Sebaliknya yang dibenci belum tentu hakikatnya buruk. Karena itulah, saat seorang mukmin berencana melakukan sesuatu maka disyariatkan baginya untuk melakukan shalat istikharah dan berdoa kepada Allah.

Ibadah ini bertujuan agar bersandar kepada ilmu Allah untuk mendapatkan pilihan yang terbaik. Karena Allah Maha Mengetahui mana yang terbaik buat hamba-Nya. Dari Jabir radhiallahu’anhu dia berkata:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَلِّمُنَا الِاسْتِخَارَةَ فِي الْأُمُورِ كُلِّهَا كَالسُّورَةِ مِنْ الْقُرْآنِ إِذَا هَمَّ بِالْأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلَا أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلَا أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ خَيْرٌ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي أَوْ قَالَ فِي عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ فَاقْدُرْهُ لِي وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ شَرٌّ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي أَوْ قَالَ فِي عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ فَاصْرِفْهُ عَنِّي وَاصْرِفْنِي عَنْهُ وَاقْدُرْ لِي الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ رَضِّنِي بِهِ وَيُسَمِّي حَاجَتَهُ

Nabi ﷺ pernah mengajarkan istikharah kepada kami untuk setiap perkara, sebagaimana mengajarkan surat dari Al-Qur’an. (Sabdanya): “Jika salah seorang dari kalian menginginkan sesuatu maka hendaknya ia mengerjakan shalat dua rakaat lalu ia mengucapkan: Ya Allah aku memohon pilihan kepada-Mu dengan ilmu-Mu, aku memohon penetapan dengan kekuasaan-Mu dan aku memohon karunia-Mu yang besar, karena Engkaulah yang mampu sedangkan aku tidak mampu, Engkaulah yang Maha Mengetahui sedangkan aku tidak mengetahui apa-apa, dan Engkau Maha Mengetahui dengan segala yang ghaib. Ya Allah jikalau Engkau mengetahui urusanku ini (ia sebutkan hajatnya) adalah baik untukku dalam agamaku, kehidupanku, serta akibat urusanku -atau berkata, baik di dunia atau di akhirat- maka takdirkanlah untukku serta mudahkanlah bagiku dan berilah berkah kepadaku, sebaliknya jikalau Engkau mengetahui bahwa urusanku ini (ia menyebutkan hajatnya) buruk untukku, agamaku, kehidupanku, serta akibat urusanku, -atau berkata, baik di dunia atau pun di akhirat- maka jauhkanlah aku daripadanya, serta takdirkanlah untukku yang baik baik saja, kemudian jadikanlah aku ridha dengannya.) ” Lalu ia menyebutkan hajatnya. (HR. Bukhari: 6382)

Sebaliknya, ada banyak hal yang terkadang kita benci, padahal justru disitulah terdapat kebaikan yang sangat banyak. Allah berfirman:

فَعَسَىٰ أَن تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا

Bisa jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. (QS. An-Nisa’: 19)

Oleh karena itulah, ketika kita tertimpa sesuatu yang tidak kita sukai setelah kita berusaha dengan baik dan berdo’a maka tugas kita adalah meyakini semua adalah takdir Allah yang pasti mengandung hikmah untuk kebaikan dunia dan akhirat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلاَ تَعْجَزْ، وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلاَ تَقُلْ: لَوْ أَنِّيْ فَعَلْتُ لَكَانَ كَذَا وَكَذَا، وَلَكِنْ قُلْ: قَدَّرَ اللهُ وَمَا شَاءَ فَعَلَ، فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ

“Bersungguh-sungguhlah dalam mencari apa yang bermanfaat bagimu, dan mintalah pertolongan kepada Allah (dalam segala urusanmu), dan janganlah sekali-kali kamu bersikap lemah, dan jika kamu tertimpa suatu kegagalan, maka janganlah kamu mengatakan: “Seandainya aku berbuat demikian, tentu tidak akan begini atau begitu”, tetapi katakanlah: “ini telah ditentukan oleh Allah, dan Allah akan melakukan apa yang Ia kehendaki”, karena kata “seandainya” itu akan membuka pintu perbuatan syetan.” (HR. Muslim: 2664)

Allah Maha Tahu mana yang terbaik buat hamba-Nya. Semua yang ditakdirkan Allah untuk hamba-Nya yang beriman pasti baik, sekalipun bisa jadi hal itu tidak disukai oleh hamba tersebut. Rasulullah bersabda:

عَجِبْتُ لِلْمُؤْمِنِ إِنَّ الله لَمْ يَقْضِ قَضَاءً إِلَّا كَانَ خَيْرًا لَهُ

“Aku kagum terhadap orang yang beriman, tidaklah Allah menentukan takdir kecuali itu menjadi kebaikan baginya.” (HR. Ahmad: 11716, dishahihkan Al-Arnauth)

Ada yang bilang, kehidupan itu seperti kapal yang tengah berlayar, angin terkadang berhembus ke arah yang tidak diinginkan oleh nelayan. Maka sebagai seorang muslim ingatlah kaidah Al-Qur’an ini: “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)

Contoh Praktek:

  1. Jihad fii sabilillah
  2. Kisah Nabi Musa yang dihanyutkan ke sungai Nil QS. Al-Qashash: 1-13
  3. Perjanjian Hudaibiyah
  4. Kisah Raja dan penasehat

Lihat:

Arsip Pembahasan Kaidah Qur’an

Selesai disusun di Komplek Pondok Jatimurni Bekasi

Zahir Al-Minangkabawi

Follow fanpage maribaraja KLIK

Instagram @maribarajacom

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !