Agar Mereka Tahu Bahwa Mereka Hanyalah Abdullah; Hamba Allah

Karena ilmu agama yang kian hari kian pudar, maka tidak banyak orang yang tahu bahwa ” Abdullah; hamba Allah” adalah gelar tertinggi dan termulia bagi seorang anak manusia. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sampai marah besar tatkala ada seorang yang mengangkat dan mengalihkan beliau dari gelar itu. Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, ia menuturkan:

أَنَّ رَجُلًا قَالَ يَا مُحَمَّدُ يَا سَيِّدَنَا وَابْنَ سَيِّدِنَا وَخَيْرَنَا وَابْنَ خَيْرِنَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ عَلَيْكُمْ بِتَقْوَاكُمْ وَلَا يَسْتَهْوِيَنَّكُمْ الشَّيْطَانُ أَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ وَاللَّهِ مَا أُحِبُّ أَنْ تَرْفَعُونِي فَوْقَ مَنْزِلَتِي الَّتِي أَنْزَلَنِي اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ

Ada seorang laki laki yang berkata: “Wahai Muhammad, wahai tuan kami dan anaknya tuan kami, dan sebaik-baik dari kami dan anak dari sebaik-baik kami”, Maka Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda: “Wahai manusia, bertakwalah kalian kepada Allah, dan janganlah kalian tertipu oleh tipu daya setan, aku Muhammad bin Abdillah, hamba Allah dan Rasul-Nya. Demi Allah, aku tidak senang kalian mengangkat diriku lebih di atas derajat yang telah Allah ‘azza wajalla berikan kepadaku.” (HR. Ahmad: 12093)

Pada tiga tempat dalam al-Qur’an Allah menyebut Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sebagai hamba-Nya. Di antaranya Allah berfirman:

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إلى المَسْجِد الْأَقْصَى

Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha. (QS. Al-Isra’: 1)

Maka pantas saja beliau shallallahu alaihi wasallam murka ketika ada orang yang berlebihan dalam memuji sehingga mengalihkan beliau dari gelar termulia itu.

Dan menyadari bahwa Allah adalah Tuhan sedangkan kita hanyalah hamba-Nya adalah sebuah hal yang dituntut, sebuah prestasi dan pencapaian luar biasa, karena kerap kali manusia itu lupa dengan dirinya sendiri. Gemerlap harta kekayaan dan tingginya status sosial di masyarakat, seringkali membuat mereka lupa bahwa mereka hanyalah Abdullah; hamba Allah. Karenanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ أَحَبَّ أَسْمَائِكُمْ إِلَى اللَّهِ عَبْدُ اللَّهِ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ 

“Sesungguhnya nama yang paling dicintai oleh Allah adalah Abdullah dan Abdurrahman.” (HR. Muslim: 2132)

Sepatutnya kita bangga dengan nama Abdullah, Abdurrahman, Abdul Aziz, Abdul Muhsin, dst, dari nama-nama yang menunjukkan penghambaan diri pada Allah. Bukan justru bangga dengan nama-nama orang kafir. Karena, nama itu in syaa Allah akan mengingatkan bahwa kita hanyalah hamba Allah.

Oleh sebab itu, sadarilah bahwa kita ini adalah hamba Allah, ingatkan selalu diri kita sendiri karena ia mudah lupa. Berilah nama anak-anak kita dengan nama yang mengingatkan ini, agar mereka tahu bahwa mereka hanyalah Abdullah; hamba Allah.

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !