Antara Harap Dan Takut Sepeninggal Ramadhan

Di antara jenis ibadah adalah rasa takut dan harap kepada Allah. Ketika berlalu ibadah di bulan Ramadhan maka ikutilah dengan ibadah harap agar Allah menerima ibadah kita sekaligus takut akan tidak diterimanya.
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu mengatakan:

كُونُوا لِقُبُولِ العَمَلِ أَشَدَّ اِهْتِمَامًا مِنْكُمْ بِالعَمَلِ، أَلَمْ تَسْمَعُوا اللهَ يَقُولُ: إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينِ

“Jadilah kalian lebih perhatian terhadap diterimanya amalan melebihi beramal itu sendiri. Tidakkah kalian mendegar Allah berfirman: Sesungguhnya Allah hanya menerima dari orang-orang yang bertakwa. (QS. Al-Maidah: 57).”(Lathaif Al-Ma’arif: 375)

Apa yang harus kita lakukan untuk menunjukkan perhatian kita terhadap diterimanya amalan? Di antaranya dengan banyak-banyak dan senantiasa berdo’a agar Allah menerima amal ibadah kita selama bulan Ramadhan.

Inilah yang dilakukan oleh orang-orang shalih terdahulu. Bahkan, mereka melakukan dalam waktu yang lama, tidak satu atau dua hari tapi enam bulan lamanya. Ma’la bin al-Fadhl rahimahullah menuturkan:

كَانُوْا يَدْعُوْنَ اللهَ تَعَالَى سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يُبَلِّغَهُمْ رَمَضَانَ يَدْعُوْنَهُ سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يَتَقَبَّلَ مِنْهُمْ

“Mereka (salafus shalih) berdo’a kepada Allah selama enam bulan semoga Allah menyampaikan mereka pada bulan Ramadhan, lalu mereka berdo’a selama enam bulan berikutnya semoga amalan mereka di bulan itu diterima.” (Lathaifu al-Ma’arif: 376)

Merasa khawatir tidak diterimanya amal ibadah adalah ciri dari orang-orang yang bertakwa. Sedangkan takwa adalah tujuan dari syariat puasa. Allah berfirman:

وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ ، أُولَئِكَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ

Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka, mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya. (QS. Al-Mu’minun: 60-61)

Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu anha, ia mengatakan: Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam tentang ayat ini: Dan orang-orang yang memberikan apa yang Rabb mereka berikan, dengan hati yang takut, (Al-Mu’minun: 60) Aisyah bertanya: Apakah mereka orang-orang yang meminum khamar dan mencuri?” Beliau menjawab:

لَا يَا بِنْتَ الصِّدِّيقِ ! وَلَكِنَّهُمْ الَّذِينَ يَصُومُونَ وَيُصَلُّونَ وَيَتَصَدَّقُونَ وَهُمْ يَخَافُونَ أَنْ لَا يُقْبَلَ مِنْهُمْ أُولَئِكَ الَّذِينَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ

“Bukan, wahai putri Ash Shiddiq, tapi mereka adalah orang-orang yang puasa, shalat dan bersedekah, mereka takut kalau amalan mereka tidak diterima. Mereka itulah orang yang bersegera dalam kebaikan.” (HR. Tirmidzi: 3175)

Oleh sebab itu, di awal bulan Syawwal ini sepeninggal Ramadhan hendaknya kita fokus untuk memikirkan status amal ibadah, gabungan antara sifat harap dan takut, banyak-banyak berdo’a agar Allah menerima semua amal ibadah kita pada bulan puasa yang lalu.

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !