ANTARA MASHLAHAT DAN MAFSADAT

Memang seorang itu banyak terpengaruh dengan kebiasaannya sehari-hari. Kalau tidak percaya, mari kita lihat realita.

Anda tentu sering mendengar ada remaja yang bunuh diri karena di”putuskan” oleh pacarnya bukan? Tahukah Anda, bahwa ternyata di antara penyebabnya adalah karena ia sering menonton drama cinta. Ia sangat menghayati jalan ceritanya. Seolah dialah yang menjadi pemeran. Makanya jangan heran, jika ada orang yang sampai menangis ketika menonton “Telenovela”.

Padahal, ia sendiri tahu bahwa itu hanya sandiwara saja. Dan ketika di dunia nyata ia mendapatkan yang semisal, ia langsung ingat dengan jalan cerita film kesukaannya tadi. Sebagaimana pemeran dalam film itu bunuh diri, ia pun akhirnya ikut-ikut juga. “Biar terkesan keren, bukti cinta sejati.” mungkin begitu prasangka mereka.

Ada teman bercerita, anak-anak TK di kampungnya pernah ditugaskan untuk mengambar. Salah satu dari mereka ternyata ada yang menggambar sesuatu yang lain dari teman-temannya yang lain. Yang di gambar bukan sawah, gunung, matahari, mobil. Tidak. Tapi yang dia gambar adalah “pocong”. Setelah ditelusuri, ternyata benar bahwa si-anak sering nonton film horor.

Dan sekarang coba lihat perubahan tatanan sosial bangsa kita. Pergilah ke pasar atau tempat-tempat umum lainnya. Lihat bagaimana pakaiannya, cara bergaul, dst, apakah Anda bisa membedakan antara muslim dengan yang bukan?

Rasa kira Anda akan mengatakan: “Tidak bisa” atau paling tidak akan mengatakan, “Sulit”. Faktor besar dari perubahan itu adalalah tontonan televisi.

Oleh sebab itu, saya hanya mengajak kepada semuanya untuk mulai memikirkan kembali mashlahat dan mafsadat (pegaruh positif dan negatif) dari televisi.

Ketahuilah, bahwa hampir 90 % media-media itu dikendalikan oleh Freemansonry, sebuah organisasi terselubung milik Yahudi. Dan Anda tentu sering mendengar firman Allah:

وَلَن تَرْضَىٰ عَنكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ

Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. (QS. al-Baqarah: 120)

Tentu Anda bisa memahami apa yang direncanakan oleh musuh-musuh kita itu melalui televisi ini. Coba renungkan sejenak.

Semoga bermanfaat.

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !