Banjir Bandang Makassar dan Sulawesi Selatan

Negeri kita sepertinya tidak henti-hentinya dilanda musibah. Belum kering luka yang lama, telah datang luka yang baru. Bulan lalu, Selat Sunda yang bergolak, menghantam tepian Banten dan Lampung, menelan korban jiwa dan menimbulkan ketakutan.

Sekarang, banjir bandang, yang melanda Makassar dan beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan. Merendam semuanya, sampai ke atap, hingga mereka benar-benar kehilangan makanan dan tempat tinggal. Rumah-rumah hanyut, air bersih terputus. Terpaksa, mereka mengungsi dan harus tidur di tenda-tenda, tanpa tahu kapan dapat kembali pulang.

Kejadian alam sematakah ini?! Tidak, sekali-kali tidak. Tsunami, gempa bumi, tanah longsor, banjir, dst, adalah tentara Allah subhanahu wata’ala. Mereka tidak butuh undangan, mereka hanya menunggu perintah Tuhan. Lalu buat apakah mereka datang?! Untuk mengingatkan kita semua, dari dosa dan kesalahan yang telah kita perbuat. Allah berfirman:

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. Ar-Rum: 41)

Cukup satu ayat itu saja. Apalah gunanya jika begitu banyak ayat dan hadist, namun hanya lewat begitu saja, masuk kiri keluar kanan. Renungkanlah ayat yang mulia itu. Semua yang terjadi, adalah karena sebab ulah kita sendiri. Banjir bandang Makassar dan beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan, sebagai peringatan yang kesekian kalinya untuk kita semua.

Oleh sebab itu, jika kita menginginkan negeri yang aman dan sentosa, jauh dari mala bencana, caranya hanya satu yaitu segeralah kembali kepada Allah subhanahu wata’ala. Mari kita bersama-sama bertaubat dan bersimpuh di hadapan-Nya, membersihkan diri dari segala dosa dan maksiat yang telah kita perbuat. Kalau tidak, sampai kapan pun kita akan tetap seperti ini.

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Check Also
Close
Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !