Belajar Akhlak Bukan Untuk Merendahkan Orang Lain

Belakangan ini, banyak di antara kita yang belajar akhlak dan adab tapi untuk menghukumi orang lain; merendahkan, melecehkan dan meremehkan. Dengan mudah kita mengatakan si fulan kurang akhlaknya, ringan lisan kita mengatakan si fulan begini dan begitu, lancar tangan kita menulis si fulan seperti ini dan itu. Tentu hal seperti ini adalah hal yang sangat keliru, karena kita belajar akhlak bukan untuk itu akan tetapi adalah untuk menjadikan diri kita lebih baik, Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا عَلَيْكُمْ أَنفُسَكُمْ

Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu. (QS.Al-Maidah: 105)

Belajar akhlak untuk memperbaiki diri kita, menjaga diri dari murka Allah subhanahu wata’ala bukan untuk merendahkan orang lain. Jika kita belajar akhlak namun justru membuat kita dengan mudah menghina dan melecehkan orang lain dengan mengatakan mereka tidak berakhlak maka sesungguhnya kitalah yang tidak berakhlak. Sebab kita telah terjatuh pada kesombongan. Bukankah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah menjelaskan makna dari sombong dengan sabdanya:

الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

“Kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (HR. Muslim: 91)

Kita belajar akhlak adalah untuk berubah dari ulat menjadi kupu-kupu. Dari yang sebelumnya membuat gatal setiap tangan yang menyentuh, mebuat jijik setiap mata yang memandang menjadi sesuatu yang indah dan dinantikan, bukan malah sebaliknya.

Oleh karenanya, seharusnya semakin kita belajar akhlak dan adab semakin rendah hati pribadi kita. Semakin mudah memberikan udzur pada orang lain. Semakin bisa menahan lisan dari menyakiti orang lain, melalui komentar atau postingan kita. Bukan malah sebaliknya, seolah kita saja yang berakhlak sedangkan orang lain tidak. Janganlah seperti itu, karena sebagaimana kita suka jika diberi udzur dan dimaafkan oleh orang lain maka orang lain pun juga begitu.

 

Penulis: Zahir Al-Minangkabawi
Follow fanpage maribaraja KLIK
Instagram @maribarajacom

Belajar akhlak

Ayo belanja kitab arab di maribaraja store
Belanja sambil beramal

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !