Dajjal, Fitnah Besar Di Akhir Zaman

FITNAH TERBESAR DALAM SEJARAH HIDUP MANUSIA

Satu hal yang sangat perlu menjadi bahan perhatian bagi setiap muslim dan muslimah -terlebih mereka yang hidup di akhir zaman- adalah mengetahui perkara Dajjal. Sebab, fitnah Dajjal merupakan fitnah paling dahsyat yang akan melanda umat manusia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:

إِنَّهُ لَمْ تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الْأَرْضِ مُنْذُ ذَرَأَ اللَّهُ ذُرِّيَّةَ آدَمَ أَعْظَمَ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ وَإِنَّ اللَّهَ لَمْ يَبْعَثْ نَبِيًّا إِلَّا حَذَّرَ أُمَّتَهُ الدَّجَّالَ وَأَنَا آخِرُ الْأَنْبِيَاءِ وَأَنْتُمْ آخِرُ الْأُمَمِ وَهُوَ خَارِجٌ فِيكُمْ لَا مَحَالَةَ

“Sesungguhnya tidak ada fitnah di muka bumi ini semenjak Allah menciptakan Adam, yang lebih besar dari fitnah Dajjal. Tidaklah Allah mengutus seorang Nabi kecuali memperingatkan umatnya dari Dajjal.Sedangkan Aku adalah Nabi yang terakhir dan kamu juga ummat yang terakhir, maka tidak dapat dipungkiri lagi bahwa Ad-Dajjal akan keluar di tengah-tengah kalian.” (HR. Ibnu Majah: 4077, Shahih al-Jami’: 7875)

Oleh karena itu, sebagai bentuk kasih sayang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau mengajarkan kita untuk senantiasa berlindung dari fitnah ini dalam setiap shalat dengan sabdanya:

إِذَا فَرَغَ أَحَدُكُمْ مِنَ التَّشَهُّدِ الآخِرِ فَلْيَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنْ أَرْبَعٍ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

Jika salah seorang di antara kalian selesai tasyahud akhir (sebelum salam), mintalah perlindungan pada Allah dari empat hal; siksa neraka jahannam, siksa kubur, penyimpangan ketika hidup dan mati, kejelekan Al Masih Ad Dajjal.” (HR. Muslim no. 588).

SEMUA TEMPAT AKAN DISINGGAHI KECUALI DUA

Dalam hadits Fathimah binti Qais, ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menceritakan kembali kisah pertemuan Dajjal dan Tamim ad-Dari. Dajjal mengatakan:

وَإِنِّي أُوشِكُ أَنْ يُؤْذَنَ لِي فِي الْخُرُوجِ ، فَأَخْرُجَ فَأَسِيرَ فِي الأَرْضِ فَلا أَدَعَ قَرْيَةً إِلا هَبَطْتُهَا فِي أَرْبَعِينَ لَيْلَةً ، غَيْرَ مَكَّةَ وَطَيْبَةَ فَهُمَا مُحَرَّمَتَانِ عَلَيَّ

Sungguh aku hampir saja diizinkan untuk keluar. Aku akan keluar dan berjalan di muka bumi. Tidak ada satu kampung pun melainkan akan aku singgahi selama empat puluh hari keluali makkah dan Madinah, keduanya diharamkan bagiku.” (HR. Muslim: 5228)

LAMA KEBERADAAN DAN FITNAHNYA

Dalam hadits Nawwas bin Sam’an Radhiyallahu ‘anhu bahwa para sahabat bertanya kepada Rasululah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai Dajjal,

يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا لَبْثُهُ فِى الأَرْضِ قَالَ أَرْبَعُونَ يَوْمًا يَوْمٌ كَسَنَةٍ وَيَوْمٌ كَشَهْرٍ وَيَوْمٌ كَجُمُعَةٍ وَسَائِرُ أَيَّامِهِ كَأَيَّامِكُمْ.

Wahai Rasulullah, berapa lamakah ia tinggal di bumi?” Beliau menjawab: “Selama empat puluh hari; sehari seperti setahun, yang seharinya lagi seperti sebulan dan yang sehari lagi seperti sejum’at, dan hari-hari lainnya sepeti hari-harimu.”

قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ فَذَلِكَ الْيَوْمُ الَّذِى كَسَنَةٍ أَتَكْفِينَا فِيهِ صَلاَةُ يَوْمٍ قَالَ : لاَ اقْدُرُوا لَهُ قَدْرَهُ.

Kami bertanya: “Wahai Rasulullah satu hari itu seperti setahun, apakah cukup bagi kami shalat sehari?” Beliau menjawab: “Tidak, tapi prediksikan waktunya.”

قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا إِسْرَاعُهُ فِى الأَرْضِ قَالَ : كَالْغَيْثِ اسْتَدْبَرَتْهُ الرِّيحُ فَيَأْتِى عَلَى الْقَوْمِ فَيَدْعُوهُمْ فَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَجِيبُونَ لَهُ فَيَأْمُرُ السَّمَاءَ فَتُمْطِرُ وَالأَرْضَ فَتُنْبِتُ فَتَرُوحُ عَلَيْهِمْ سَارِحَتُهُمْ أَطْوَلَ مَا كَانَتْ ذُرًا وَأَسْبَغَهُ ضُرُوعًا وَأَمَدَّهُ خَوَاصِرَ ثُمَّ يَأْتِى الْقَوْمَ فَيَدْعُوهُمْ فَيَرُدُّونَ عَلَيْهِ قَوْلَهُ فَيَنْصَرِفُ عَنْهُمْ فَيُصْبِحُونَ مُمْحِلِينَ لَيْسَ بِأَيْدِيهِمْ شَىْءٌ مِنْ أَمْوَالِهِمْ وَيَمُرُّ بِالْخَرِبَةِ فَيَقُولُ لَهَا أَخْرِجِى كُنُوزَكِ. فَتَتْبَعُهُ كُنُوزُهَا كَيَعَاسِيبِ النَّحْلِ

Mereka bertanya, “Bagaimana kecepatanya di bumi?” Beliau menjawab. “Seperti hujan yang ditiup angin kencang. Dia (Dajjal) mendatangi suatu kaum, menyeru mereka lalu mereka beriman padanya dan memenuhi seruannya. Dia perintahkan langit, maka langit pun menurunkan hujan. Dia memerintahkan bumi, maka bumi pun menumbuhkan tetanaman; binatang piaraan menjadi gemuk dan kenyang dan melimpah air susunya. Kemudian dia datang pada suatu kaum lalu menyeru mereka, dan mereka pun enggan memenuhi seruannya, lalu dia berpaling sehingga keesokan harinya mereka dalam keadaan kekeringan dan tidak sedikitpun harta mereka yang tersisa. Lalu dia melewati suatu daerah bernama Khoribah dan mengatakan pada daerah tersebut, “Keluarkan olehmu simpanan berhargamu.” Sehingga harta itu mengikutinya bagaikan segerombolan lebah.” (HR. Muslim: 2937)

MENGHIDUPKAN ORANG MATI

Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits Abu Umamah yang panjang:

وَإِنَّ مِنْ فِتْنَتِهِ -أَيْ: الدَّجَّالُ- أَنْ يَقُوْلَ لِلأَعْرَابِيِّ: أَرَأَيْتَ إِنْ بَعَثْتُ لَكَ أَبَاكَ وَأُمَّكَ؛ أَتَشْهَدُ أَنِّي رَبُّكَ؟ فَيَقُوْلُ: نَعَمْ. فَيَتَمَثَّلُ لَهُ شَيْطَانَانِ فِيْ صُوْرَةِ أَبِيْهِ وَأُمِّهِ، فَيَقُوْلاَنِ: يَا بُنَيَّ! اِتَّبِعْهُ؛ فَإِنَّهُ رَبُّكَ.

Dan di antara fitnahnya -yakni fitnah Dajjal- bahwa dia berkata kepada orang Arab kampung, ‘Bagaimana pendapatmu jika aku membangkitkan bapak dan ibumu untukmu, apakah engkau mau bersaksi bahwasanya aku adalah Rabb-mu?’ Dia berkata, “Ya.” Lalu dua syaitan menjelma menjadi bapak dan ibunya, keduanya berkata, ‘Wahai anakku! Ikutilah dia karena dia adalah Rabb-mu.’” (HR. Ibnu Majah: 4077)

WASPADALAH, WAKTUNYA SEMAKIN DEKAT

Hal ini bertambah penting bagi kita yang hidup di hari ini. Sebab, takdir Allah ternyata mengantarkan kita sebagai umat yang hidup di akhir zaman. Artinya, kita hidup pada zaman keluarnya Dajjal.

Syaikh Muhammad al-Munajjid pernah ditanya: “Apakah Anda mengira bahwa munculnya salah satu di antara tiga tanda tadi yaitu Mahdi, Dajjal dan Isa sudah sangat dekat dan hal itu akan terjadi ketika kita masih hidup?”

Beliau menjawab: “Tentang apakah hal tersebut akan terjadi waktu dekat ini maka keterangan syariat menunjukkan demikian. Akan tetapi apakah hal itu terjadi dalam kehidupan kita ataukah setelah itu, maka ini termasuk hal yang ghaib yang tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah.” (Islamqa soal no. 3259)

ADA APA DENGAN DANAU TIBERIAS?

Danau Tiberias adalah danau air tawar yang terletak di wilayah negara Zionis Yahudi sekarang. Danau yang satu ini punya tempat tersendiri dalam masalah ini. Karena ia disebutkan dalam sebuah hadits panjang tentang Dajjal.

Dalam hadits tersebut dikisahkan bagaimana Tamim ad-Dari (sebelum masuk Islam), seorang pelaut Arab yang beragama Nasrani dihempas badai selama sebulan hingga terdampar di sebuah pulau dan bertemu dengan Dajjal. Di antara dialognya dengan Dajjal yaitu:

قَالَ أَخْبِرُونِى عَنْ بُحَيْرَةِ الطَّبَرِيَّةِ. قُلْنَا عَنْ أَىِّ شَأْنِهَا تَسْتَخْبِرُ قَالَ هَلْ فِيهَا مَاءٌ قَالُوا هِىَ كَثِيرَةُ الْمَاءِ. قَالَ أَمَا إِنَّ مَاءَهَا يُوشِكُ أَنْ يَذْهَبَ

Ia (Dajjal) berkata: ‘Beritahukan padaku tentang danau Thabari.’ Kami (Tamim ad-Dari dan rombongannya) bertanya: ‘Tentang apanya yang kau tanyakan?’ Ia menjawab: ‘Apakah ada airya?’ mareka menjawab: ‘Airnya banyak.’ Ia berkata: ‘Ketahuilah, airnya sebentar lagi akan habis.’ (HR. Muslim: 2942)

Maksudnya, jika nanti air danau itu benar-benar habis maka itulah waktu Dajjal diizinkan oleh Allah untuk keluar menebar fitnah.

Menurut berita terbaru, kedalaman danau ini telah berkurang 16 m dari sebelumnya 43 m. Itu artinya, debit airnya telah menyusut sepertiganya. Makanya, diceritakan bahwa ketika Syaikh Abdul Aziz bin Baz diberi tahu tentang hal itu, beliau menangis sejadi-jadinya sampai air matanya membasahi jenggot dan baju bagian depannya, kemudian beliau berkata: “Inilah zaman keluarnya Dajjal”

DAJJAL ADALAH MANUSIA NYATA BUKAN IMAJINASI

Rasulullah bersabda:

إِنَّهُ شَابٌّ قَطَطٌ عَيْنُهُ طَافِئَةٌ كَأَنِّى أُشَبِّهُهُ بِعَبْدِ الْعُزَّى بْنِ قَطَنٍ

“Dajjal adalah seorang pemuda yang berambut keriting, matanya buta seakan aku mengumpamakannya dengan Abdul Uzza bin Qathn.” (HR. Ahmad 1/240, 313)

Syaikh al-Albani memberikan keterangan: “Hadits ini sangat jelas menunjukkan bahwa Dajjal Akbar termasuk manusia, memiliki sifat-sifat manusia, terlebih lagi tatkala Nabi mengambarkannya seperti sahabat Abdul Uzza bin Qathn. Hadits ini juga merupakan salah satu dari sekian banyak dalil yang menunjukkan batilnya takwil sebagian kalangan bahwa Dajjal bukan manusia, melainkan simbol kemajuan bangsa Eropa, kemegahan serta fitnah mereka.” (Silsilah Ahadits Ash-Shahihah 3/190)

DARI MANA DAJJAL MUNCUL DAN APA AGAMANYA?

Dajjal akan muncul dari arah timur antara Syam dan Iraq (HR. Muslim :2137), dikatakan negeri itu adalah Khurasan (HR. Ahmad: 1/4) dan dalam riwayat lain dari daerah Asbahan. Tidak ada pertentangan antara riwayat-riwayat tersebut. Sebab, Khurasan dan Ashbahan adalah satu arah yaitu arah bumi sebelah timur.

Agama Dajjal adalah Yahudi sebagaima yang dikuatkan oleh Syaikh Walid bin Muhammad an-Nashr:

“Yang nampak bagiku bahwa agama Dajjal adalah Yahudi, berdasarkan hadits Ibnu Shayyad tatkala ia berkata kepada Abu Sa’id al-Khudri: ‘Apa urusanku atasmu, bukankah Nabi telah mengatakan bahwa Dajjal itu Yahudi, sedangkan aku seorang muslim.’ (HR. Muslim: 2927) Maka beliau menetapkannya.”

Oleh sebab itu dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Dajjal akan dikuti oleh 70.000 Yahudi Asbahan. (HR. Muslim: 2944)

Faidah dari ceramah beliau di Masjid Namirah, Lamongan Jawa Timur, pada 22 Jumada Ula 1438H

MAYORITAS PENGIKUT DAJJAL ADALAH WANITA

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

يَنْزِلُ الدَّجَّالُ فِيْ هَذِهِ السَّبْخَةِ بِمِرْقَنَاةَ، فَيَكُوْنُ أَكْثَرُ مَنْ يَخْرُجُ إِلَيْهِ النِّسَاءُ، حَتَّـى إِنَّ الرَّجُلَ يَرْجِعُ إِلَى حَمِيْمِهِ وَإِلَى أُمِّهِ وَابْنَتِهِ وَأُخْتِهِ وَعَمَّتِهِ فَيُوْثِقُهَا رِبَاطًا؛ مَخَافَةَ أَنْ تَخْرُجَ إِلَيْهِ.

Dajjal akan turun (singgah) di Mirqonah (nama sebuah lembah) dan mayoritas pengikutnya adalah kaum wanita, sampai-sampai ada seorang yang pulang menemui istri, ibu, putri, saudari dan bibinya kemudian mengikatnya karena khawatir keluar menuju Dajjal.” (HR. Ahmad: 2/67)

HUBUNGAN ERAT ANTARA YAHUDI DAN SYI’AH

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

يَتْبَعُ الدَّجَّالَ مِنْ يَهُودِ أَصْبَهَانَ سَبْعُونَ أَلْفًا عَلَيْهِمُ الطَّيَالِسَةُ

Akan mengikuti Dajjal 70.000 Yahudi Ashbahan (Iran), mereka mengenakan Thilsan (jubah yang menutup pundak dan badan)” (HR. Muslim: 2944)

Syaikh Salim bin I’ed al-Hilali berkomentar:

“Mengapa Nabi menyebutkan Yahudi Ashbahan (Iran) secara khusus?! Jawabnya, karena hubungan yang amat erat antara Yahudi dan Syi’ah. Sejarah mencatat bahwa kaum Syi’ah sepanjang masa selalu membantu kaum Yahudi untuk menghancurkan kaum muslimin, tidak seperti yang sering digambarkan oleh media-media penyesat sekarang yang mengambarkan bahwa kaum Syi’ah mengusir Yahudi dan memerdekakan negeri dari Yahudi. Demi Allah, semua itu adalah politik dan kedustaan.” (Kaset Syarh Ushul Sunnah Ahmad bin Hambal no. 9 dinukil dari Abiubaidah.com)

Inilah sekelumit dari seluk-beluk fitnah Dajjal. Semoga dapat menambah wawasan keislaman kita. Dan yang terpenting yaitu sebagai usaha kita untuk senantiasa mengingat-ngingat fitnahnya. Rasulullah pernah bersabda:

لَا يَخْرُجُ الدَّجَّالُ حَتَّى يَذْهَلَ النَّاسُ عَنْ ذِكْرِهِ، وَحَتَّى تَتْرُكَ الْأَئِمَّةُ ذِكْرَهُ عَلَى الْمَنَابِر

Dajjal tidak akan keluar hingga manusia lupa mengingatnya dan para imam tidak menyebutnya lagi di atas mimbar.” (HR. Ahmad: 4/71 )

Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam.

Baca juga Artikel:

Kenapa Nabi Isa Dan Dajjal Disebut Al-Masih?

Selesai disusun di rumah mertua tercinta Jatimurni Bekasi, Senin 18 Jumadal Ula 1441H/ 13 Januari 2020M

Zahir Al-Minangkabawi

Follow fanpage maribaraja KLIK

Instagram @maribarajacom

Bergabunglah di grup whatsapp maribaraja untuk dapatkan artikel dakwah setiap harinya. Daftarkan whatsapp anda di admin berikut KLIK

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !