Diakhirkan Dalam Banyak Kesempatan Baik

Kenyataannya, kita ingin selalu didahulukan. Semua doa kebaikan yang kita panjatkan harapannya sesegera mungkin dikabulkan. Namun, kita tak sadar bahwa sesungguhnya balasan itu sesuai dengan apa yang kita lakukan. Allah berfirman:

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ

Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. (QS. Al-Baqarah: 152)

Ingat kepada Allah maka Allah akan ingat kepada kita. Berarti sebaliknya, jika kita tidak ingat dengan-Nya maka Dia pun tidak akan ingat pada kita. Bagaimana Allah akan mengabulkan harapan dan keinginan kita sementara apa yang menjadi hak-Nya tidak kita tunaikan. Di antaranya, shalat yang merupakan ibadah paling utama setelah syahadat.

Lalai dan suka mengakhirkan shalat, berarti harus siap untuk diakhirkan pula dalam kebaikan. Maka jangan heran, harapan kita tidak kunjung terkabul, karena kita kerap kali mengakhirkan atau bahkan meninggalkan shalat. Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah mengatakan:

‏يُخْشَى ﻋَﻠَﻰ اﻹِﻧْﺴَﺎﻥِ ﺇِﺫَا ﻋَﻮَّﺩَ ﻧَﻔْﺴَﻪ اﻟﺘَﺄَﺧُّﺮَ ﻓِﻲ اﻟﻌِﺒَﺎﺩَﺓِ؛ ﺃَﻥْ ﻳُﺒْﺘَﻠَﻰ ﺑِﺄَﻥْ ﻳُﺆَﺧِّﺮَﻩُ اﻟﻠَّﻪُ عَزَّ وَجَلَّ ﻓِﻲ ﺟَﻤِﻴْﻊِ ﻣَﻮَاﻃِﻦِ اﻟﺨِﻴْﺮِ

“Dikhawatirkan kepada seorang apabila membiasakan jiwanya mengakhirkan ibadah, ia akan diuji, Allah akan mengakhirkannya pula dalam seluruh kesempatan kebaikan.” (Fatawa Ibn al-Utsaimin: 13/53)

Oleh sebab itulah, pahami betul-betul konsep mu’amalah di atas. Ingat selalu bahwa balasan sesuai dengan apa yang kita lakukan. Jika memang kita diakhirkan oleh Allah dalam banyak kesempatan kebaikan, maka jangan salahkan Allah, segera introspeksi diri, jangan-jangan kitalah yang selalu mengakhirkan hak-Nya.

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !