Dua Do’a Pelipur Lara
Lara atau kesedihan adalah sebuah hal yang tidak bisa dihindari. Karena ia merupakan sunnatullah. Semua manusia pernah ditimpa kesedihan, siapapun dia sampai pun orang-orang mulia seperti para nabi dan rasul merasakannya. Bahkan kesedihan yang menimpa mereka jauh lebih besar daripada manusia biasa, karena cobaan mereka jauh lebih banyak dan berat daripada yang lainnya.
Sa’ad bin Abi Waqqash pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam: “Siapakah manusia yang paling berat cobaannya?” Beliau shallallahu alaihi wasallam menjawab:
أَشَدُّ النَّاسِ بَلَاءً الْأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الْأَمْثَلُ فَالْأَمْثَلُ
“Manusia yang paling berat dan keras cobaannya adalah para nabi, kemudian yang seperti mereka, kemudian yang seperti mereka (yakni di bawah Nabi).” (HR. Tirmidzi: 2/64, Ibnu Majah: 4023, dishahihkan oleh al-Albani dalam al-Silsilah ash-Shahihah: 1/225)
Namun, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengajarkan ummatnya cara mengobati kesedihan, salah satunya yaitu dengan cara berdo’a. Agar tidak berlarut-larut dalam kesedihan, karena berlarut-larut dalam kesedihan adalah sebuah hal yang tercela. Di antaranya do’a pelipur lara adalah:
Pertama
Anas bin Malik radhiyallahu anhu dia berkata; Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengucapkan:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari rasa sedih dan duka cita, lemah dan malas, pengecut dan kikir dan terlilit hutang serta dikuasai musuh.” (HR. Bukhari: 6369)
Kedua
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda dalam sebuah hadits: “Tidaklah seorang ditimpa duka cita dan kesedihan lalu ia mengucapkan:
اللهُمَّ إِنِّي عَبْدُكَ، ابْنُ عَبْدِكَ، ابْنُ أَمَتِكَ، نَاصِيَتِي بِيَدِكَ، مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ، عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ، أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيعَ قَلْبِي، وَنُورَ صَدْرِي، وَجِلَاءَ حُزْنِي، وَذَهَابَ هَمِّي
‘Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak dari hamba laki-laki-Mu dan anak dari hamba perempuan-Mu. Ubun-ubunku berada di tangan-Mu. Berlaku padaku keputusan-Mu. Ketentuan-Mu adil bagiku. Aku mohon pada-Mu dengan semua nama-Mu baik yang Engkau gunakan menamai diri-Mu sendiri, atau yang Engkau ajarkan kepada salah seorang dari makhluk-Mu, atau yang Engkau turunkan dalam Kitab-Mu, atau yang Engkau simpan dalam ilmu ghaib di sisi-Mu. Jadikanlah al-Qur’an sebagai penggembira hatiku, cahaya dadaku, pengusir kesedihanku, dan pelipur laraku.’ Kecuali Allah akan menghilangkan kesedihan dan duka citanya, lalu diganti dengan kelapangan.” (HR. Ahmad: 3712, dishahihkan oleh al-Albani dalam al-Silsilah ash-Shahihah: 1/337)
Oleh sebab itu, bacalah do’a ini kala kita ditimpa kesedihan. Kita tidak tercela ketika ditimpa kesedihan karena kesedihan itu adalah sunnatullah, yang tercela adalah ketika kita terus berlarut-larut dalam kesedihan tersebut. Semoga Allah menghilangkan segala kesedihan kita, amin.
Selesai disusun di rumah Kranggan, Ahad 7 Rabiul Awal 1441 H/ 4 Nov 2019 M
Follow fanpage maribaraja KLIK
Instagram @maribarajacom
Bergabunglah di grup whatsapp maribaraja atau dapatkan broadcast artikel dakwah setiap harinya. Daftarkan whatsapp anda di admin berikut KLIK