Harus Dipaksa Demi Kebaikan Mereka

Hari ini, betapa banyak orang tua yang konsep pendidikan anaknya adalah “sesuai dengan kemauan mereka.” Sehingga tatkala sang anak tidak punya kemauan belajar agama, orang tua pun membiarkan saja.

Lihatlah potret gerasi mulia dari kalangan sahabat dan tabi’in. Diriwayatkan dari Ikrimah, salah seorang murid senior dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhu, ia mengatakan:

كَانَ ابْنُ عَبَّاسٍ يَجْعَلُ الكَبْلَ فِي رِجْلِي عَلَى تَعْلِيمِ القُرْآنِ وَالفِقْهِ

“Ibnu Abbas mengikat kedua kakiku saat ia mengajarkan al-Qur’an dan fikih kepadaku.” (Shahih Bukhari, Kitab Khushumat: 7)

Atsar ini menunjukkan bolehnya kita memaksa seseorang yang berada dibawah kekuasaan kita untuk diajari ilmu agama. Karena mengajarkan ilmu agama adalah tanggung jawab kita.

Oleh sebab itu, sebagai orang tua atau orang yang mempunyai tanggung jawab, tidak boleh hanya mengikuti keinginan anak. Kalau mereka kurang kemauannya belajar agama maka harus dipaksa. Jangan dibiarkan semau mereka dengan dalih sayang kepada mereka. Justru itulah bentuk bahwa kita tidak sayang dengan mereka. Kita paksa belajar agama adalah demi kebaikan mereka juga.

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !