IBNU SIRIN – Jangan Sibukkan Dirimu Dengan Mencela

Sebuah pelajaran berharga dari Ibnu Sirin rahimahullah; seorang tabi’in yang mulia dalam hal menjaga lisan. Kenyataannya, banyak orang yang ketika dizalimi tidak bisa menjaga lisan sehingga ia pun kemudian berubah menjadi orang yang menzalimi.

Pernah suatu ketika Ibnu Sirin rahimahullah mendengar seseorang memaki al-Hajjaj setelah matinya. Dan memang al-Hajjaj adalah seorang gubernur Bani Umayyah yang kejam lagi bengis, banyak menumpahkan darah kaum muslimin, bahkan di antaranya adalah para ulama. Maka Ibnu Sirin pun menemui orang itu lalu mengatakan:

“Wahai anak saudaraku, diamlah. Sesungguhnya al-Hajjaj telah kembali kepada tuhannya, dan sesungguhnya kamu ketika menemui Allah akan mendapati dosa yang paling besar yang kamu lakukan di dunia, lebih besar bagi dirimu daripada yang dilakukan al-Hajjaj. Masing-masing dari kalian berdua pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkan.”

Kemudian Ibnu Sirin rahimahullah melanjutkan nasehat berharganya dengan mengatakan:

وَاعْلَمْ يَا ابْنَ أَخِيْ ، أَنَّ اللَّهَ سَوْفَ يَقْتَصُّ مِنَ الحَجَّاجِ لِمَنْ ظَلَمَهُمْ كَمَا سَيَقْتَصُّ لِلْحَجَّاجِ مِمَّنْ يَظْلِمُوْنَهُ ، فَلَا تَشْغَلَنَّ نَفْسَكَ بَعْدَ اليَوْمِ بِسَبِّ أَحَدٍ

“Dan ketahuilah wahai anak saudaraku, sesungguhnya Allah akan mengambil qishash dari al-Hajjaj untuk orang-orang yang dia zalimi sebagaimana Allah juga akan mengambil qishash untuk al-Hajjaj dari orang-orang yang menzaliminya. Maka janganlah kamu menyibukkan diri setelah hari ini dengan mencela seseorang.” (Suwar min Hatayatit Tabi’in: 130)

Oleh sebab itu, jika kita dizalimi maka itu adalah tabungan akhirat kita, jangan dirusak dengan balas menzalimi. Jaga lisan jangan sampai memaki, mencela, merendahkan martabat seseorang meskipun dia adalah orang yang zalim. Sebab, Allah Maha Adil, semua ada pembalasannya.

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !