Ibnu ‘Utsaimin – Sedikit Tapi Berkah

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah pernah mengatakan:

وَكَمْ مِنْ إنْسَانٍ عِنْدَهُ مَالٌ قَلِيلٌ ، لَكِن نَفَعَهُ اللَّهُ بِهِ وَنَفَع غَيْرَهِ وَمَنْ وَرَاءَهُ ، وَكَمْ مِنْ إنْسَانٍ عِنْدَهُ أَمْوَالٌ لَكِنْ لَمْ يَنْتَفِعْ بِهَا صَارَ -والعياذ بالله- بَخِيلًا يَعِيش عَيْشُه الْفُقَرَاءِ وَهُوَ غَنِيٌّ ; لِأَنَّ الْبَرَكَةَ قَد محقت

Betapa banyak orang yang memiliki harta hanya sedikit akan tetapi Allah memberikan manfaat kepadanya, kepada orang lain dan orang-orang yang ada dibelakangnya. Betapa  banyak orang yang memiliki harta berlimpah akan tetapi namun ia tidak dapat mengambil manfaat darinya sehingga ia menjadi -‘iadzubillah- bakhil, hidup seperti orang miskin padahal ia kaya, karena keberkahan telah tercabut. (Al-Qaulul Mufid: 2/458)

______________________

Harta itu tidak selamanya dapat membuat orang bahagia. Betapa banyak orang yang justru sengsara karena hartanya, manusia melihatnya hidup bahagia; ia memiliki rumah, kendaraan, pakaian yang indah dan mahal, bisa berlibur keluar negeri, merasakan makanan yang nikmat, uangnya mengalir tanpa harus berjuang di bawah sengatan mentari, dst. Akan tetapi, di tengah kesendiriannya ia menangis, sedih gulana, dan hancur terpuruk.

Mungkin karena pandai menutupi saja mereka dari luar terlihat gagah. Padahal, sebenarnya bisa jadi mereka tengah berdarah-darah melawan kesedihan mereka sendiri. Dan itu tanda bahwa harta dan kekayaan mereka tidak ada keberkahannya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengingatkan umatnya bahwa yang dicari itu bukanlah banyaknya harta akan tetapi keberkahannya. Karenanya beliau shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kita untuk jujur ketika berjual beli, agar mendapatkan keberkahan. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا ، فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِي بَيْعِهِمَا ، وَإِنْ كَتَمَا وَكَذَبَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا

Penjual dan pembeli memiliki hak khiyar selama keduanya belum berpisah. Apabila keduanya jujur dan menjelaskan maka jual beli mereka akan diberkahi. Dan apabila keduanya menutupi serta berdusta maka dicabutlah keberkahan jual beli mereka. (HR. Bukhari: 2079, Muslim: 1532)

Demikian pula beliau melarang agar tidak banyak bersumpah dalam berjual beli, karena banyak sumpah itu menghilangkan keberkahan. Beliau bersabda:

الحَلِفُ مَنْفَقَةٌ لِلسَّلْعَةِ مَمْحَقَةٌ لِلْكَسْبِ

Sumpah itu dapat melariskan barang dagangan namun dapat menghapus keberkahan usaha.” (HR. Bukhari: 2087, Muslim: 1606)

Oleh sebab itu, hendaknya kita mencari keberkahan harta bukan sekedar banyaknya. Sebab harta yang sedikit namun berkah jauh lebih baik dan berharga ketimbang banyak namun tidak ada keberkahannya.

Baca juga Artikel:

KITABUT TAUHID BAB 62 – Larangan Banyak Bersumpah

Selesai disusun di Jatimurni Bekasi, Selasa 24 Jumada Akhir 1441 H/ 18 Februari M

Zahir Al-Minangkabawi

Follow fanpage maribaraja KLIK

Instagram @maribarajacom

Bergabunglah di grup whatsapp maribaraja atau dapatkan broadcast artikel dakwah setiap harinya. Daftarkan whatsapp anda  di admin berikut KLIK

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !