Jaga Dan Syukuri Nikmat Aman Di Negeri Ini

Nikmat keamanan adalah diantara nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada sebuah negeri. Tidak mungkin suatu umat atau sebuah bangsa dapat hidup dengan baik jika keamanan tidak ada. Bagaimana dapat beribadah, bekerja dan beraktifitas dengan tenang sedang keamanan tidak ada, rasa takut selalu membayangi.

Nikmat keamanan lebih berharga daripada nikmat makan dan minum. Karenanya Nabi Ibrahim alaihissalam mendahulukannya dalam do’a yang beliau panjatkan. Allah berfirman:

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَٰذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُم بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian.” (QS. Al-Baqarah: 126)

Demikian juga dengan Nabi kita ﷺ, beliau mengatakan bahwa inti kenikmatan hidup ada pada tiga perkara. Yang pertama adalah nikmat aman. Beliau ﷺ bersabda:

مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِي سِرْبِهِ ، مُعَافًى فِي جَسَدِهِ ، عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ ، فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا

“Barang siapa di antara kamu yang di paginya dalam keadaan aman, sehat tubuhnya dan cukup makanan pokoknya untuk hari itu, maka seakan-akan telah dikumpulkan semua kenikmatan dunia untuknya.” (HR. Tirmidzi: 2346, ash-Shahihah: 2318)

Pentingnya keamanan adalah untuk merealisasikan keimanan kita sebagai seorang hamba, agar kita dapat beribadah kepada Allah dengan sepenuhnya. Karenanya, Rasulullah ﷺ dalam sebagian do’anya, memohon agar dikaruniai keamanan dan keimanan. Sebagaimana do’a yang beliau panjatkan saat melihat rembulan (hilal) di awal bulan:

و اللَّهُ اَكْبَرُ ، اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بالأمْن والإيْمَانِ ، وَالسَّلامَةِ وَالإسلام ، والتَوْفِيقِ لِمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضى

“Allahu Akbar! Ya Allah , jadikanlah bulan ini penuh dengan keamanan dan keimanan, keselamatan dan keislaman, serta taufiq kepada hal-hal yang dicintai Rabb kami dan diridhai-Nya.” (HR. ad-Darimi, Zhilal al-Jannah: 1/165)

Nikmat aman yang kita rasakan di negeri ini harus senantiasa dijaga dan disyukuri. Jangan biarkan nikmat besar ini kita gadaikan hanya karena hawa nafsu dan kepentingan dunia. Demi kekuasaan dan harta kekayaan, atau karena kemarahan dan rasa ketidakpuasan yang hanya menuruti perasaan, tidak dibimbing oleh wahyu ilahi.

Oleh sebab itu, pertimbangkan dengan matang sebelum kita berbuat dan berucap. Bersikap tenang dan berhati-hati serta jangan tergesa-gesa. Mendekat kepada para ulama yang benar-benar ulama, bukan “ulama-ulamaan” agar kita terus terbimbing dalam kebenaran.

Baca juga: https://maribaraja.com/bersama-kita-jaga-nikmat-keamanan/

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !