Jangan Menjadi Dayyuts

Diyatsah atau Dayyuts yaitu hilangnya rasa cemburu, tidak ada sedikitpun kebencian ketika melihat kekejian terjadi pada keluarga adalah dosa yang banyak terjadi di hari ini. Entah itu karena ketidaktahuan ataupun karena menganggap remeh dan menggampangkan. Padahal, ini adalah sebuah dosa besar. Dari Ibnu Umar radhiyallahu anhuma ia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

ثَلَاثَةٌ قَدْ حَرَّمَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى عَلَيْهِمْ الْجَنَّةَ مُدْمِنُ الْخَمْرِ وَالْعَاقُّ وَالدَّيُّوثُ الَّذِي يُقِرُّ فِي أَهْلِهِ الْخُبْثَ

“Tiga golongan yang Allah mengharamkan surga atas mereka, pecandu khamer, anak yang durhaka kepada orang tua, dan Dayyuts, yaitu seorang yang merelakan keluarganya berbuat kekejian.” (HR. Ahmad: 5839)

Dayyuts itulah sebutan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kepada seorang yang tidak memiliki rasa cemburu terhadap keluarganya, merelakan mereka melakukan kekejian. Ia tidak lagi merasa risih jika istri, saudari atau anak perempuannya melakukan kekejian seperti membiarkan mereka berhubungan dengan laki-laki yang bukan mahram, ikhtilat (bercampur baur) dengan kaum laki-laki, keluar dengan bersolek dan membuka aurat, berkhalwat (berdua-duaan) dengan sopir angkutan online, dst.

Oleh sebab itu, tanamkanlah rasa cemburu dalam hati kita. Jangan biarkan istri, anak perempuan dan saudari kita melakukan maksiat. Seorang ayah atau suami adalah pemimpin dalam keluarganya. Dia akan dimintai pertanggungjawabannya nanti di hadapan Allah subhanahu wata’ala. Apa yang akan kita jawab nanti dihadapan-Nya jika kita tidak memiliki rasa cemburu lagi terhadap dosa yang terjadi pada keluarga dan orang-orang yang menjadi tanggung jawab kita.

 

Penulis: Zahir Al-Minangkabawi
Follow fanpage maribaraja KLIK

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !