Kasih Sayang Allah Lebih Besar Daripada Kasih Sayang Ibu Pada Anaknya

Kasih sayang ibu itu memang sepanjang masa. Baru-baru ini sebuah berita yang berjudul “Setelah 17 Hari Bawa Jasad Anaknya, Paus Orca Akhiri Tur Duka” membuat kita terharu. Peristiwa yang menunjukkan bahwa betapa besarnya kasih sayang seorang ibu pada anaknya.

Disebutkan bahwa Paus itu membawa jasad anaknya selama 17 hari dan menempuh perjalanan mengarungi lautan sejauh 1.600 km. Ia sangat menderita dengan kematian anaknya, karena kasih sayangnya yang begitu besar.

Pada manusia, demikian pula adanya. Seorang ibu pasti mempunyai rasa sayang dan belas kasih pada buah hatinya, karena itu adalah fitrah. Cinta ibu takkan pernah padam. Ia akan usahakan semuanya demi kebaikan anaknya tersayang.

Tapi tahukah kita, bahwa kasih sayang Allah jauh lebih besar daripada kasih sayang ibu kepada kita atau kasih sayang paus Orca itu pada anaknya. Umar bin al-Khaththab radhiyallahu anhu meriwayatkan sebuah hadits yang sangat agung yang berkaitan dengan hal ini. Ia menuturkan:

 قَدِمَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَبْيٌ ,فَإِذَا امْرَأَةٌ مِنَ السَّبْيِ قَدْ تَحَلَّبَ ثَدْيُهَا ، تَسْعَى إِذَا وَجَدَتْ صَبِيًّا فِي السَّبْيِ أَخَذَتْهُ ، فَأَلْصَقَتْهُ بِبَطْنِهَا , وَأَرْضَعَتْهُ , فَقَالَ لَنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” أَتَرَوْنَ هَذِهِ طَارِحَةً وَلَدَهَا فِي النَّارِ ” ؟ فَقُلْنَا : لا ، وَهِيَ تَقْدِرُ عَلَى أَنْ لا تَطْرَحَهُ . فَقَالَ : اللَّهُ أَرْحَمُ بِعِبَادِهِ مِنْ هَذِهِ بِوَلَدِهَا

“Didatangkan para tawanan perang ke hadapan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Ternyata di antara tawanan itu terdapat seorang wanita yang siap menyusui berjalan tergesa-gesa, sehingga ia menemukan seorang anak kecil dalam kelompok tawanan itu. Lalu ia pun segera menggendong, menempelkan ke perut kemudian menyusuinya. Maka Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda kepada kami: ‘Akankah kalian akan berpikiran ibu ini akan melemparkan anaknya ke dalam api?’ Kami menjawab: ‘Tidak, ia mampu untuk tidak melemparkannya.’ Lantas beliau shallallahu alaihi wasallam pun bersabda: ‘Sesungguhnya Allah lebih sayang kepada hamba-Nya, melebihi sayangnya ibu ini kepada anaknya.’” (HR. Bukhari: 5999)

Karenanya, harus kita pahami bahwa semua syariat yang Allah bebankan pada kita, pada hakikatnya adalah bentuk kasih sayang-Nya. Tidak ada sedikit pun dari perintah-Nya yang akan mencelakakan. Ketika Allah melarang dari berbuat syirik, membuka aurat, melakukan dosa dan maksiat itu adalah kasih sayang-Nya. Manfaatnya murni kembali kepada diri kita masing-masing.

Oleh sebab itu, marilah berusaha menjadi pribadi yang sadar diri. Kasih sayang Allah sangat besar, lakukan perintah-Nya jauhi semua larangannya, karena semua demi kebaikan kita./Art0290

Ditulis: pukul 9.19 WIB, dalam perjalanan bersama KA Pangrango menuju Sukabumi 

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !