Krisis Aqidah, Banyak Jimat di Negeri Kita – Khutbah Jum’at

KHUTBAH PERTAMA

  1. ﺇِﻥَّ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪَ ﻟِﻠَّﻪِ ﻧَﺤْﻤَﺪُﻩُ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻌِﻴْﻨُﻪُ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُﻩْ ﻭَﻧَﻌُﻮﺫُ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﻣِﻦْ ﺷُﺮُﻭْﺭِ ﺃَﻧْﻔُﺴِﻨَﺎ ﻭَﻣِﻦْ ﺳَﻴِّﺌَﺎﺕِ ﺃَﻋْﻤَﺎﻟِﻨَﺎ، ﻣَﻦْ ﻳَﻬْﺪِﻩِ ﺍﻟﻠﻪُ ﻓَﻼَ ﻣُﻀِﻞَّ ﻟَﻪُ ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﻀْﻠِﻞْ ﻓَﻼَ ﻫَﺎﺩِﻱَ ﻟَﻪُ. ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﻠﻪ ﻭَﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﻋَﺒْﺪُﻩُ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟُﻪُ.

ﻳَﺎﺃَﻳُّﻬﺎَ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺀَﺍﻣَﻨُﻮﺍ ﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪَ ﺣَﻖَّ ﺗُﻘَﺎﺗِﻪِ ﻭَﻻَ ﺗَﻤُﻮْﺗُﻦَّ ﺇِﻻَّ ﻭَﺃَﻧﺘُﻢْ ﻣُّﺴْﻠِﻤُﻮْﻥَ.

ﻳَﺎﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﺍﺗَّﻘُﻮْﺍ ﺭَﺑَّﻜُﻢُ ﺍﻟَّﺬِﻱْ ﺧَﻠَﻘَﻜُﻢْ ﻣِّﻦْ ﻧَﻔْﺲٍ ﻭَﺍﺣِﺪَﺓٍ ﻭَﺧَﻠَﻖَ ﻣِﻨْﻬَﺎ ﺯَﻭْﺟَﻬَﺎ ﻭَﺑَﺚَّ ﻣِﻨْﻬُﻤَﺎ ﺭِﺟَﺎﻻً ﻛَﺜِﻴْﺮًﺍ ﻭَﻧِﺴَﺂﺀً ﻭَﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪَ ﺍﻟَّﺬِﻱْ ﺗَﺴَﺂﺀَﻟُﻮْﻥَ ﺑِﻪِ ﻭَﺍْﻷَﺭْﺣَﺎﻡَ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﻛَﺎﻥَ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺭَﻗِﻴْﺒًﺎ.

ﻳَﺎﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺀَﺍﻣَﻨُﻮﺍ ﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪَ ﻭَﻗُﻮْﻟُﻮْﺍ ﻗَﻮْﻻً ﺳَﺪِﻳْﺪًﺍ. ﻳُﺼْﻠِﺢْ ﻟَﻜُﻢْ ﺃَﻋْﻤَﺎﻟَﻜُﻢْ ﻭَﻳَﻐْﻔِﺮْ ﻟَﻜُﻢْ ﺫُﻧُﻮْﺑَﻜُﻢْ ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﻄِﻊِ ﺍﻟﻠﻪَ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟَﻪُ ﻓَﻘَﺪْ ﻓَﺎﺯَ ﻓَﻮْﺯًﺍ ﻋَﻈِﻴْﻤًﺎ.

ﺃَﻣَّﺎ ﺑَﻌْﺪُ؛ ﻓَﺈِﻥَّ ﺃَﺻْﺪَﻕَ ﺍﻟْﺤَﺪِﻳْﺚِ ﻛِﺘَﺎﺏُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺧَﻴْﺮَ ﺍﻟْﻬَﺪﻱِ ﻫَﺪْﻱُ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ صَلَّى ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ، ﻭَﺷَﺮَّ ﺍﻷُﻣُﻮْﺭِ ﻣُﺤَﺪَﺛَﺎﺗُﻬَﺎ، ﻭَﻛُﻞَّ ﻣُﺤْﺪَﺛَﺔٍ ﺑِﺪْﻋَﺔٌ ﻭَﻛُﻞَّ ﺑِﺪْﻋَﺔٍ ﺿَﻼَﻟﺔٍ ﻭَﻛُﻞَّ ﺿَﻼَﻟَﺔٍ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ.

Kaum muslimin jama’ah Jum’at yang berbahagia…

Jelang Tes CPNS 2019, Penjualan Jimat Laris Manis, itulah judul berita di salah satu surat kabar nasional beberapa hari lalu. Hal ini semakin menunjukkan bahwa negeri kita ini sedang krisis aqidah. Banyak orang tak lagi peduli dengan agama, yang penting dapat pekerjaan tetap, jadi pegawai dengan gaji yang terjamin tiap bulannya, adapun cara untuk mendapatkannya tidak perlu dirisaukan, halal haram terjang.

Beberapa waktu setiap kali menjelang pemilu, hal yang sama juga kita dengarkan. Tidak sedikit para calon-calon tersebut yang mendatangi dukun, baik dukun putih maupun dukun hitam. Dukun putih maksudnya dukun dengan tampilan ustadz dan kiyai sedangkan dukun hitam yaitu dukun dengan tampilan benar-benar dukun. Mereka para calon itu datang untuk meminta sesuatu yang dapat membuat mereka terpilih, dan itulah bahasa kitanya jimat.

Ternyata, tidak hanya CPNS dan Caleg saja. Anak sekolah SMA kelas tiga atau Mahasiswa juga tidak kalah banyaknya yang mencari jimat-jimat ini sebelum ujian nasional kelulusan. Dan jimat-jimat ini dijual bebas dan sangat mudah untuk ditemukan, silahkan cek saja di olshop-olshop yang ada, tanpa batas dan tanpa malu-malu. Ini semua menunjukkan bahwa benar negeri kita ini tengah krisis aqidah.

Hilangnya keberkahan negeri

Kaum muslimin jama’ah Jum’at yang berbahagia…

Mungkin inilah pulalah sebabnya kenapa negeri kita ini tidak hentinya mendapat kesulitan, padahal semua sumber daya alam ada disini semuanya. Karena para pegawai yang mengurusi jalannya negara banyak yang tidak tahu agama dan bahkan malah banyak yang jatuh pada kesyirikan. Padahal Allah berfirman:

وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ

Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta. (QS. Thaha: 124)

Allah juga berfirman:

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS. Al-A’raf: 96)

Kita harus sadar diri, bagaimana mungkin Allah akan bukakan keberkahan dari langit dan bumi itu sedangkan penduduk negeri ini banyak yang jauh dari ketakwaan dan justru bergelimang dengan syirik, perbuatan yang sangat bertentangan dengan keimanan.

Patokan jimat

Imran bin Husain menuturkan bahwa Rasulullah melihat seorang laki-laki memakai gelang yang terbuat dari kuningan, kemudian beliau bertanya: “Apakah itu? orang laki-laki itu menjawab: “Gelang penangkal penyakit”, lalu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda kepada laki-laki yang memakai gelang dari kuningan itu:

اِنْزَعْهَا فَإِنَّهَا لَا تَزِيْدُكَ إِلَّا وَهْناً، فَإِنَّكَ لَوْ مِتَّ وَهِيَ عَلَيْكَ، مَا أَفْلَحْتَ أَبَداً

“Tanggalkanlah, sesungguhnya gelang itu justru menambah wahn (kelemahan) kepadamu. Dan jika kamu mati sedangkan gelang itu masih ada pada tubuhmu maka kamu tidak akan beruntung selamanya.” (HR. Ahmad: 4/445)

Yang menjadi patokan dalam hal jimat ini adalah keyakinan terhadap benda-benda tersebut. Sehingga masuk semua yang dipakai untuk menolak bala’ dan mendapatkan manfaat, tidak terbatas hanya pada gelang berupa kuningan atau tali saja, akan tetapi semua yang digantung, dipasang, dipakai, atau disimpan. Baik berupa tali, besi, emas, kayu, dst. Baik berupa gelang, kalung, tulisan, foto, dst.

Seperti yang digantung di mobil atau hewan agar tidak terkena hasad atau terhindar dari bencana. Demikian juga tulisan yang ditempel di rumah-rumah dengan tujuan untuk menolak bala’ atau untuk mendatangkan manfaat. Termasuk juga foto-foto syaikh atau kiyai yang dipajang di rumah atau di toko dengan tujuan untuk hal tersebut.

Hukum memakai jimat

Memakai jimat itu hukumnya syirik. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

مَنْ تَعَلَّقَ تَمِيْمَةً فَلَا أَتَمَّ اللَّهُ لَهُ، وَمَنْ تَعَلَّقَ وَدَعَةً فَلَا وَدَعَ اللَّهُ لَهُ ، وفي رواية: مَنْ تَعَلَّقَ تَمِيْمَةً فَقَدْ أَشْرَكَ

Barang siapa yang menggantungkan jimat maka Allah tidak akan mengabulkan do’anya, dan barang siapa yang menggantungkan wada’ah maka Allah tidak akan memberikan ketenangan kepadanya. Dalam satu riwayat: Barangsiapa yang menggantungkan jimat maka di telah berbuat syirik.” (HR. Ahmad: 4/154)

Orang yang memakai jimat tidak terlepas dari dua keadaan:

Pertama: Jika dibarengi dengan keyakinan bahwa jimat tersebut dapat mendatangkan manfaat atau menolak mudharat dengan dzatnya maka ini adalah kesyirikan besar.

Kedua: Jika berkeyakinan bahwa jimat tersebut hanyalah wasilah atau sebab, sedangkan yang mendatangkan kemaslahatan dan menolak kemudharatan tetap hanya Allah, maka ini termasuk syirik kecil.

Kecelakaan orang yang memakai jimat

Dari hadits ini, kita mengambil pelajaran bahwa benda-benda jimat hanya akan mencelakai. Dua kecelakaan bagi orang yang memakai jimat yaitu:

Pertama, kecelakaan dunia yaitu perasaan selalu dan semakin dirundung ketakutan dan kegelisahan, serta do’anya tidak akan dikabulkan. Dalam hadits yang lain Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

مَنْ تَعَلَّقَ تَمِيْمَةً فَلَا أَتَمَّ اللَّهُ لَهُ، وَمَنْ تَعَلَّقَ وَدَعَةً فَلَا وَدَعَ اللَّهُ لَهُ ، وفي رواية: مَنْ تَعَلَّقَ تَمِيْمَةً فَقَدْ أَشْرَكَ

Barang siapa yang menggantungkan tamimah maka Allah tidak akan mengabulkan do’anya, dan barang siapa yang menggantungkan wada’ah maka Allah tidak akan memberikan ketenangan kepadanya.” (HR. Ahmad: 4/154)

Dalam hadits marfu’ dari Abdullah bin ‘Ukaim, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

 مَنْ تَعَلَّقَ شَيْئاً وُكِلَ إِلَيْهِ

Barang siapa yang menggantungkan sesuatu (dengan keyakinan dapat memberinya manfaat atau melindungi dari mudharat) maka Allah akan menjadikan dia selalu bergantung pada sesuatu tersebut.” (HR. Tirmidzi: 2973, Ahmad: 4/211)

Kedua, kecelakaan akhirat yaitu kekal dalam neraka. Karena Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengatakan: “Dan jika kamu mati sedangkan gelang itu masih ada pada tubuhmu maka kamu tidak akan beruntung selamanya.”

Karena dia telah terjatuh pada kesyirikan, sedangkan syirik adalah dosa yang tidak diampuni Allah. Allah berfirman:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَاءُ ۚ وَمَن يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (QS. An-Nisa’: 48)

Allah juga berfirman:

إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ

Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka. (QS. Al-Maidah: 72)

Oleh karena bahaya besar inilah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sangat keras mewanti-wanti ummatnya untuk meningalkan jimat. Dari Abu Basyir al Anshari, ia pernah ikut serta bersama Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam sebuah perjalanan. Lalu beliau shallallahu alaihi wasallam mengutus seorang untuk mengumumkan bahwa:

 لَا يَبْقَيَنَّ فِي رَقَبَةِ بَعِيْرٍ قِلَادَةً مِنْ وَتَرٍ أَوْ قِلَادَةً إِلَّا قُطِعَتْ

Agar tidak terdapat lagi di leher unta kalung dari  tali busur atau kalung apa pun kecuali harus diputuskan.” (HR. Bukhari: 3005, Muslim: 2115)

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

KHUTBAH KEDUA

الْحَمْدُ لِلَّهِ رب العالمين أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ سَارَ عَلَى نَهْجِهِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا

Kaum muslimin jama’ah Jum’at yang berbahagia…

Segera bertaubat

Jimat itu bukanlah solusi untuk mendatangkan manfaat atau menolak mudharat. Bahkan jimat itu justru mendatangkan kecelakaan buat kita, di dunia dan di akhirat. Jimat tidak akan menyebabkan lulus tes CPNS. Kalau pun memang nanti lulu maka itu bukan karena jimat namun karena memang takdir Allah. Karenanya, jauhilah sejauh-jauhnya dan ada diantara kita yang terlanjur jatuh pada dosa ini maka segera bertaubat, jangan malu. Dahulu para sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam juga ada yang jatuh pada dosa ini. Yang terpenting adalah segera bertaubat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ

Semua anak cucu Adam banyak salah dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah mereka yang bertaubat.” (HR. Tirmidzi: 2499)

Bertaubat dan musnahkan jimat tersebut. Sebelum terlambat karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ اللَّهَ يَقْبَلُ تَوْبَةَ الْعَبْدِ مَا لَمْ يُغَرْغِرْ

Sesungguhnya Allah masih menerima taubat seorang hamba selama nyawanya belum sampai di tenggorokan.” (HR. Tirmidzi: 3537)

Segera bertaubat, karena sesungguhnya Allah sangat senang dengan taubat para hamba-Nya. Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, ia menuturkan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:

 اللهُ أَفْرَحُ بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ مِنْ أَحَدِكُمْ سَقَطَ عَلَى بَعِيرِهِ وَقَدْ أَضَلَّهُ فِي أَرْضِ فَلَاةٍ

“Allah lebih senang dengan taubat seorang hamba-Nya daripada senangnya salah satu dari kalian yang mendapati untanya kembali setelah ia kehilangannya di tengah padang pasir yang luas.” (HR. Bukhari: 6309, Muslim: 2747)

Semoga Allah melindungi kita dan keluarga kita semuanya dari jimat dan segala bentuk kesyirikan. Amin.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

ربنا لا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ اَللَّهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِيْنَ وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبَّ    الْعَالَمِيْنَ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أجمعين وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْن

 

Baca juga Artikel:

Syarat-Syarat Diterimanya Taubat

Larangan Memakai Jimat – Silsilah Akidah

Jimat, Pelet dan Susuk

Selesai disusun di bengkel motor Mas Edi Ujung Aspal, Kamis 1 Rabi’ul Awwal 1441H/ 28 November 2019M

Zahir Al-Minangkabawi

Follow fanpage maribaraja KLIK

Instagram @maribarajacom

Bergabunglah di grup whatsapp maribaraja untuk dapatkan artikel dakwah setiap harinya. Daftarkan whatsapp anda di admin berikut KLIK

banyak jimat di negeri kita

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !