Madinah Munawwarah atau Madinah Nabawiyah?
Yang benar adalah Madinah Nabawiyyah bukan Madinah Munawwarah. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah berkata:
وَلَا يُقَالُ : المُنَوَّرَةُ ، لِأَنَّ كُلَّ بَلَدٍ دَخَلَهُ الِإسْلَامُ فَهُوَ مُنَوَّرٌ بِالْإِسْلَامِ ، وَلِأَنَّ ذَلِكَ لَمْ يَكُنْ مَعْرُوْفًا عِنْدَ السَّلَفِ ، وَكَذَلِكَ جَاءَ اسْمُهَا فِي القُرْآنِ بِالمَدِيْنَةِ فَقَطْ، لٰكِنْ لَوْ قِيْلَ : المَدِيْنَةُ النَّبَوِيَّةُ لِحَاجَةِ تَمْيِيْزِهَا فَلَا بَأْسَ
“Tidak perlu disebut Al-Munawwarah (bercahaya) karena setiap negeri yang dimasuki oleh Islam maka negeri tersebut adalah negeri yang bercahaya dengan Islam. Dan juga sebutan tersebut tidak dikenal di kalangan salaf (orang-orang shalih terdahulu). Demikian juga di dalam Al-Qur’an nama kota tersebut hanya Madinah saja. Akan tetapi jika ingin dikatakan Madinah Nabawiyah untuk membedakan dengan kota-kota yang lain maka tidak mengapa.” (Al-Qaulul Mufid: 1/289)