MALIK BIN SINAN – Ya Rasulullah, Anak Ini Tulangnya Besar Dan Kuat

Hari ini betapa banyak orang tua yang salah mendidik anak. Dengan dalih kasih sayang, mereka jadikan anak-anak mereka pengecut tanpa sadar. Hati kosong dari keimanan kepada Allah. Mereka belikan semuanya, dudukkan anak mereka di depan televisi, takut-takuti dengan film “hantu hihi,” siapkan game dan segala permainan yang memanjakan. Akhirnya jangankan untuk ikut dalam medan perperangan, ke kamar mandi saja mereka takut.

Hal inilah yang membuat generasi Islam hari ini begitu lemah. Coba bandingkan dengan para sahabat dalam mendidik anak-anak mereka. Di antaranya Malik bin Sinan radhiyallahu anhu dalam mendidik anaknya Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu anhu. Baca dan ambil pelajaran dari kisah mereka.

Manakala Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tiba di Madinah, Malik bin Sinan bersama anaknya yang masih kecil yaitu Abu Sa’id al-Khudri termasuk rombongan orang-orang yang beriman. Karena besarnya keinginan Malik untuk membela Islam, serta harapan mengajarkan kepada anaknya tentang arti pengorbanan, keberanian untuk membela agama Allah tanpa rasa gentar, ia pun melakukan sebuah hal yang sangat luar biasa. Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu anhu menceritakan sendiri kisahnya ini:

عُرِضْتُ يَوْمَ أُحُدٍ عَلَى النَّبِي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا ابْنُ ثَلَاثَ عَشَرَ ، فَجَعَلَ أَبِي يَأْخُذُ بِيَدِي وَيَقُوْلُ : يَا رَسُوْلَ اللَّهِ ! إِنَّهُ عَبْلُ العِظَام . وَجَعَلَ نَبِيُّ اللَّهِ يُصَعِّدُ فِيَّ النَّظَرَ ، وَيُصَوِّبُهُ ، ثُمَّ قَالَ : رُدَّهُ ، فَرَدَّنِي

Menjelang perang uhud aku dibawa ke hadapan Nabi shallallahu alaihi wasallam, saat itu usiaku tiga belas tahun, maka ayahku memegang tanganku dan berkata: ‘Wahai Rasulullah, anak ini bertulang besar dan kuat.’ Nabi shallallahu alaihi wasallam memandangku dari atas sampai ke bawah dan akhirnya beliau bersabda: ‘Pulanglah dia.’ Maka ayahku memulangkanku. (Siyar A’lamin Nubala’: 3/169)

Inilah pelajaran bagi kita semuanya, terlebih seorang ayah. Hendaknya ia mendidik anak-anaknya di atas kerinduan kepada jihad dan membela kehormatan Islam. Lihat Malik, dia sendiri yang menawarkan kepada Rasulullah shallallahu alaihi anaknya untuk ikut berperang.

Oleh sebab itu, bentuklah anak-anak kita menjadi pribadi-pribadi yang tangguh, kuat serta kokoh jiwa dan raganya. Tanamkan keimanan dalam hati mereka, kuatkan fisik mereka. Jangan jadikan mereka pengecut disebabkan didikan yang tidak benar. Segala sesuatu yang merusak; televisi, game, cerita-cerita yang tak bernilai buang saja jauh-jauh.

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !