PUASA DAN PENYAKIT BANGSA (RMD Art.003)

Kabarnya, bangsa kita tengah dilanda pandemik berbahaya. Tapi sayang, banyak yang terjangkit namun tidak merasa apa-apa. Padahal, kerusakan yang ditimbulkannya sudah sangat jelas sekali.

Penyakit apakah itu?! Penyakit itu bernama “tidak sabar”. Tidak percaya?! Mari lihat buktinya. Kita sering mendengar kasus KDRT, sebabnya apa? Sebabnya, karena “tidak sabar.”

Kita pun sering mendengar kasus Korupsi, sebabnya apa? Sebabnya karena “tidak sabar” juga, yaitu tidak sabar terhadap godaan harta. Politik bangsa seolah tidak pernah dingin. Selalu saja panas membakar. Sebabnya apa? Masih karena “tidak sabar”, tidak sabar terhadap kekuasaan.

Tak jarang pula kita mendengar kasus kecelakaan lalu lintas. Dan ternyata “tidak sabar” juga ada disana.
Tidak hanya itu, saat jaringan internet smartphone kita agak lelet, kita pun uring-uringan. Dan sama, “tidak sabar” juga yang jadi dalangnya.

Itulah dia penyakit “tidak sabar,” yang membuat kita harus menelan kenyataan pahit. Penyakit ini harus segera diobati. Dan salah satu obat mujarabnya adalah apa yang telah lama kita nantikan yaitu puasa Ramadhan. Imam Ibnu Rajab menjelaskan:

وَالصَّبْرُ ثَلَاثَةُ أَنْوَاع: صَبْرٌ عَلَى طَاعَةِ اللَّهِ وَصَبْرٌ عَنْ مَحَارِمِ اللَّهِ وَصَبْرٌ عَلَى أَقْدَارِ اللَّهِ المُؤْلِمَةِ. وَتَجْتَمِعُ الثَّلَاثَةُ فِي الصَّوْمِ فَإِنَّ فِيْهِ صَبْرًا عَلَى طَاعَةِ اللَّهِ وَصَبْرًا عَمَّا حَرَّمَ اللّهُ عَلَى الصَّائِمِ مِنَ الشَّهْوَاتِ وَصَبْرًا عَلَى مَا يَحْصُلُ لِلصَّائِمِ فِيهِ مِنْ أَلَمِ الجُوْعِ وَالعَطْشِ وَضَعْفِ النَّفْس وَالبَدَن

“Sabar itu ada tiga macam; sabar dalam mengerjakan ketaatan kepada Allah, sabar dalam meninggalkan larangan Allah, dan sabar dalam menerima takdir Allah yang menyakitkan. Semua jenis sabar ini terkumpul dalam ibadah puasa. Karena dalam puasa terdapat sabar dalam mengerjakan ketaatan kepada Allah, sabar dalam meninggalkan apa yang Allah haramkan dari kelezatan syahwat, dan sabar untuk menerima apa yang dia rasakan berupa rasa sakit dengan kelaparan dan kehausan serta lemasnya badan dan jiwa.” (Latha’iful Ma’arif: 284)

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menamakan bulan Ramadhan sebagai bulan kesabaran. Beliau bersabda:

صَوْمُ شَهْرِ الصَّبْرِ وَثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ صَوْمُ الدَّهْرِ

“Puasa bulan kesabaran (ramadhan) dan tiga hari dalam setiap bulan seperti puasa satu tahun.” (HR. Ahmad: 8626)

Oleh sebab itu, seandainya bangsa kita benar-benar menjadikan puasa Ramadhan sebagai terapi dari penyakit “tidak sabar”, niscaya ke depan bangsa kita akan membaik. bi idznillaahi ta’ala…

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !