TAKKAN DIAMBIL ORANG

Rezeki, satu hal yang membuat banyak orang gelisah. Seolah ia adalah rumus matematika; satu tambah satu dua. Tanpa memandang bahwa rezeki itu adalah pembagian yang MahaKuasa.

Jika ada orang lain membuka usaha yang sama di dekat usahanya bertambah kegelisahan itu. Karena khawatir tak dapat rezeki, atau berkurang atau pindah ke tangan orang lain.

Padahal, jika kita mau kembali belajar membaca panduan hidup kita, ternyata rezeki itu telah ditetapkan sebelum seorang terlahir ke dunia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِى بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا ثُمَّ يَكُونُ فِى ذَلِكَ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَكُونُ فِى ذَلِكَ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يُرْسَلُ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيهِ الرُّوحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِىٌّ أَوْ سَعِيدٌ

“Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya dalam bentuk setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi segumpal darah selama empat puluh hari juga, kemudian menjadi segumpal daging selama itu pula. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh. Kemudian malaikat itu diperintahkan untuk menulis empat perkara padanya; menuliskan rezeki, ajal, amal dan kecelakaan atau kebahagiannya.” (HR. Bukhari: 3208, Muslim: 2643)

Bahkan, seorang tidak akan mati sebelum sempurna rezekinya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

أَيُّهَا النَّاسُ ، إِنَّ أَحَدَكُمْ لَنْ يَمُوتَ حَتَّى يَسْتَكْمِلَ رِزْقَهُ ، فَلا تَسْتَبْطِئُوا الرِّزْقَ ، وَاتَّقُوا اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ أَيُّهَا النَّاسُ وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ ، خُذُوا مَا حَلَّ وَدَعُوا مَا حَرُمَ

“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kalian tidak akan mati sampai sempurna jatah rezekinya. Jangan menganggap lambat rezeki. Bertakwalah kepada Allah wahai sekalian manusia, dan perbagusilah cara mencarinya. Ambil yang halal dan tinggalkanlah yang haram.” (HR. Al-Hakim dalam al-Mustadrak: 2135, ash-Shahihah: 6/209)

Semua sudah ada jatahnya, tidak akan tertukar atau diambil oleh orang lain. Hal inilah yang harus disadari agar hati menjadi tenang. Imam al-Hasan al-Bashri pernah mengatakan:

عَلِمتُ أَنَّ رِزقِي لَا يَأخُذُهُ غَيرِي فَاطمَأَنَّ قَلبِي

“Aku tahu bahwa rezekiku tak akan diambil orang lain, sehingga hatiku pun menjadi tenang.”

Oleh sebab itu, rezeki sudah ditetapkan, sekarang tinggal berusaha dengan usaha yang baik saja tanpa perlu risau dan gelisah.

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Check Also
Close
Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !