Terus Berdo’a dan Tidak Tergesa-gesa

Alangkah besarnya harapan kita dalam do’a. Kita ingin setiap kebaikan yang kita mintakan kepada Allah dikabulkan semuanya. Tetapi, terkadang karena terlalu besarnya harapan itu sedangkan ia tidak dibungkus dengan kesabaran dan keyakinan yang kuat terhadap janji Allah akhirnya kita pun terjatuh dalam ketergesaan.

Padahal, sifat ketergesaan merupakan salah satu kesalahan yang justru dapat menghalangi seorang dari terkabulnya do’anya. Ketika ia menganggap do’anya lambat dikabulkan, lantas ia merasa jenuh dan letih sehingga akhirnya meninggalkan do’a.

Ibarat seorang yang menabur benih atau menanam tanaman, kemudian ia jaga dan sirami. Namun, karena merasa terlalu lama menunggu hasilnya ia pun akhirnya membiarkan dan mengabaikan tanaman tersebut. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah bersabda:

لَا يَزَالُ يُسْتَجَابُ لِلْعَبْدِ مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ  أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ مَا لَمْ يَسْتَعْجِلْ ، قيل : يَا رَسُوْلَ اللَّه، وَمَا الاسْتِعْجَالُ؟ قَالَ : يَقُولُ قَدْ دَعَوْتُ و قَدْ دَعَوْتُ فَلم أَرَ يسْتَجِيبُ لِي، فَيَسْتَحْسِرُ عِنْدَ ذَلِكَ ويَدَعُ الدُّعَاءَ

“Do’a seorang hamba akan senantiasa terkabul selama ia tidak berdo’a untuk kemaksiatan atau untuk memutuskan silaturahim dan tidak tergesa-gesa.” Salah satu sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah bagaimanakah bentuk ketergesa-gesaan itu?” Beliau menjawab: “Hamba tadi berkata: Aku telah berdo’a dan sungguh aku telah berdo’a namun Allah belum juga mengabulkan do’aku. Ia merasa jenuh dan letih lalu akhirnya meninggalkan do’a.” (HR. Muslim: 2735)

Seorang mukmin yang yakin dengan janji Allah tidak demikan. Ia akan terus berdo’a sampai ia selamat dan berjumpa dengan-Nya. Muwarriq rahimahullah pernah mengatakan:

مَا وَجَدْتُ لِلْمُؤْمِنِ مَثَلًا إِلَّا رَجُلًا فِي البَحْرِ عَلَى خَشَبَةٍ فَهُوَ يَدْعُو: يَا رَبِّ يَا رَبِّ، لَعَلَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ أَنْ يُنْجِيَهُ

“Aku tidak pernah mendapatkan suatu perumpamaan bagi seorang mukmin dalam hal berdo’a melainkan seperti seorang di atas kayu yang tengah mengapun di lautan kemudian ia berdo’a : Wahai Rabbku, wahai Rabbku. Ia berharap semoga Allah Azza wa jalla menyelamatkannya.” (Ad-Daa’ wa ad-Dawa’: 14)

Oleh karena itu, jangan sampai merasa letih dalam berdoa. Teruslah berharap kepada Allah jangan memutuskan do’a. Allah maha mendengar dan tidak akan mengingkari janji-Nya

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Check Also
Close
Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !