Uban Jangan Dicabut

Terkadang perjalanan waktu telah mengantarkan kita pada satu keadaan yang tak kita sangka, begitu cepat. Tanpa terasa, ternyata uban sudah tumbuh di kepala. Apa yang harus kita perbuat?! Jangan dicabut! Karena Rasulullah shalallahu alaihi wasallam pernah bersabda:

لَا تَنْتِفُوْا الشَّيْبَ فَإِنَّهُ نُوْرٌ يَوْمَ القِيَامَةِ وَمَنْ شَابَ شَيْبَةً فِي الِإسْلَامِ كُتِبَ لَهُ بِهَا حَسَنَةٌ وحُطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيْئَةٌ وَرُفِعَ لَهُ بِهَا دَرَجَةٌ

“Jangan mencabut uban, karena uban itu adalah cahaya di hari kiamat nanti. Barang siapa beruban satu uban dalam Islam, maka Allah akan mencacat baginya satu kebaikan, menghapus dengannya satu kesalahan dan mengangkat satu derajat karena ubannya itu.” (HR. Ibnu Hibban: 2985, Abu Dawud: 4202, dishahihkan oleh Syaikh al-AlBani dalam Shahih at-Targhib wa at-Tarhib: 2096)

Dan jika Anda mau, maka warnailah uban itu dengan inai dan daun pacar. Tapi, hindari warna hitam. Karena Rasulullah shalallahu alaihi wasallam pernah bersabda:

غَيِّرُوا هَذَا بِشَىْءٍ وَاجْتَنِبُوا السَّوَادَ

“Ubahlah warna uban ini dengan sesuatu. Tapi jauhi warna hitam.” (HR. Muslim: 2102)

Pada kesempatan lain beliau shalallahu alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ أَحْسَنَ مَا غُيِّرَ بِهِ هَذَا الشَّيْبُ الْحِنَّاءُ وَالْكَتَمُ

“Sebaik-baik sesuatu untuk menyemir uban adalah inai dan pacar.” (HR. Abu Dawud: 4207, dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam ash-Shahihah: 1509)

Uban adalah cahaya, ia datang untuk mengingatkan kita akan dekatnya hari itu (kematian). Ambillah pelajaran dari uban yang sudah mulai tumbuh di kepala, agar kita selalu ingat akan perjuampaan dengan-Nya.

Semoga bermanfaat.

Zahir Al-Minangkabawi

Follow fanpage maribaraja KLIK

Instagram @maribarajacom

Bergabunglah di grup whatsapp maribaraja atau dapatkan broadcast artikel dakwah setiap harinya. Daftarkan whatsapp anda  di admin berikut KLIK

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !