Ujian Kekayaan Lebih Berat Daripada Ujian Kemiskinan

Jika kita pernah mendengar ucapan bahwa ujian kekayaan itu lebih berat daripada ujian kemiskinan, maka itu benar adanya. Mari kita perhatikan hadits berikut ini, dari Usamah radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wasallam, beliau bersabda :

قُمْتُ عَلَى بَابِ الْجَنَّةِ فَكَانَ عَامَّةَ مَنْ دَخَلَهَا الْمَسَاكِينُ

Aku berdiri di pintu surga, maka aku pun menyaksikan bahwa kebanyakan yang memasukinya adalah orang-orang miskin.” (HR. Bukhari: 5196, Muslim: 2736)

Hadits ini menunjukkan keutamaan orang-orang miskin bahwa yang paling banyak selamat dari fitnah kehidupan dunia adalah mereka. Sebaliknya, orang-orang kaya sangat sedikit yang dapat selamat dengan ujian mereka Berarti ini juga menunjukkan bahwa ujian kekayaan dan kelapangan lebih berat daripada ujian kemiskinan dan kesempitan. Pantaslah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

فَوَاللَّهِ مَا الْفَقْرَ أَخْشَى عَلَيْكُمْ وَلَكِنْ أَخْشَى عَلَيْكُمْ أَنْ تُبْسَطَ عَلَيْكُمْ الدُّنْيَا كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ فَتَنَافَسُوهَا كَمَا تَنَافَسُوهَا وَتُلْهِيَكُمْ كَمَا أَلْهَتْهُمْ

Demi Allah bukan kemiskinan yang aku takutkan pada kalian, tapi aku takut dunia dibentangkan untuk kalian seperti halnya dibentangkan pada orang sebelum kalian, lalu kalian berlomba-lomba meraihnya sebagaimana mereka berlomba-lomba, lalu dunia itu membinasakan kalian seperti halnya mereka binasa. (HR. Bukhari: 6425, Muslim: 2961)

Tapi celakanya, justru banyak diantara kita yang menginginkan kekayaan, tanpa henti kita berlomba mencarinya. Sementara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sudah kabarkan bahwa orang kaya hanya sedikit yang lulus ujian. Oleh sebab itu, berhentilah untuk mengejar dunia, karena belum tentu kita kuat menghadapi ujian kekayaan tersebut. Semoga Allah memberikan taufik dan pertolongan kepada kita semua untuk dapat mengahadapi ujian kita masing-masing. Kita yang diuji dengan kemiskinan mudah-mudahan dapat terus bersabar dan kita yang diuji dengan kekayaan dapat senantiasa bersyukur. Amin.

Baca juga Artikel:

Kondisi Berkecukupan Kerap Kali Membinasakan

Dengan Ilmu Agamalah Kita Bisa Melihat Hakikat

#muhasabah diri, ditulis di rumah mertua tercinta Jatimurni Bekasi, Selasa 6 Rabi’ul Akhir 1441H/ 3 Desember 2019M

Zahir Al-Minangkabawi

Follow fanpage maribaraja KLIK

Instagram @maribarajacom

Bergabunglah di grup whatsapp maribaraja untuk dapatkan artikel dakwah setiap harinya. Daftarkan whatsapp anda di admin berikut KLIK

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Check Also
Close
Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !