Ya Allah Mudahkanlah Perjalanan Kami

Safar atau perjalanan jauh adalah kesusahan. Bagaimana tidak, betapa banyak kesedihan yang harus ditahan, kelelahan dan rasa khawatir yang harus dirasakan, makanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengatakan ia bagian dari adzab, beliau bersabda:

السَّفَرُ قِطْعَةٌ مِنَ الْعَذَابِ

“Perjalanan itu adalah potongan (bagian) dari adzab.” (HR. Bukhari: 1804, Muslim: 1927)

Karenanya, disyariatkan membaca do’a yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, agar Allah memberikan perlindungan dan keberkahan. Dari Ibnu Umar radhiyallahu anhu, ia mengatakan: Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah berada di atas kendaraan hendak bepergian, maka terlebih dahulu beliau bertakbir sebanyak tiga kali. Kemudian beliau membaca do’a sebagai berikut:

سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِي سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى وَمِنْ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى اللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ وَالْخَلِيفَةُ فِي الْأَهْلِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِي الْمَالِ وَالْأَهْلِ

Artinya: “Mahasuci Allah yang telah menundukkan untuk kami kendaraan ini, padahal kami sebelumnya tidak mempunyai kemampuan untuk melakukannya, dan sesungguhnya hanya kepada Rabb kami, kami akan kembali. Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu kebaikan, taqwa dan amal yang Engkau ridhai dalam perjalanan kami ini. Ya Allah mudahkanlah perjalanan kami ini, dekatkanlah bagi kami jarak yang jauh. Ya Allah, Engkau adalah rekan dalam perjalanan dan pengganti di tengah keluarga. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kesukaran perjalanan, tempat kembali yang menyedihkan, dan pemandangan yang buruk pada harta dan keluarga.” (HR. Muslim: 1342)

Bahkan beliau shallallahu alaihi wasallam juga memerintahkan agar banyak-banyak berdo’a selama perjalanan karena do’a seorang musafir itu mustajab, beliau bersabda:

ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَا شَكَّ فِيهِنَّ: دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ

“Tiga waktu diijabahi (dikabulkan) do’a yang tidak diragukan lagi yaitu: do’a orang yang terzholimi, do’a seorang musafir, do’a orang tua pada anaknya.” (HR. Ahmad: 7510, Tirmidzi: 1905)

Oleh sebab itu, selama perjalanan isilah dengan do’a kepada Allah, mohon perlindungan, minta semuanya dari kebaikan dunia dan akhirat kita. Karena ini adalah waktu mustajabah. Semoga Allah memudahkan langkah, memberkahi serta melindungi perjalanan kita.

Bandara Soekarno-Hatta, Jum’at 21 Sya’ban 1440H

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Check Also
Close
Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !