Sabilul Mukmin 1 – Defenisi, Urgensi dan Buah Manis Tauhid

Defenisi Tauhid

Tauhid secara bahasa berasal dari Bahasa Arab yang artinya adalah menjadikan satu (mengesakan). Sedangkan secara Istilah adalah mengesakan Allah pada hal-hal yang menjadi kekhususan bagi Allah yang mencakup:

  1. Rububiyah,yaitu mengesakan Allah dari sisi perbuatan Allah seperti penciptaan, menghidupkan dan mematikan, memberi rezeki, pengaturan alam semesta, dst.
  2. Uluhiyyah,yaitu mengesakan Allah dari sisi perbuatan hamba (ibadah) maknanya seorang hamba harus memberikan semua bentuk peribadatannya hanya kepada Allah satu-satunya.
  3. Asma’ wa shifat,yaitu mengesakan Allah dalam nama dan shifat Allah dengan cara menetapkan semua yang Allah tetapkan dalam Al-Qur’an atau melalui lisan Rasul-Nya dalam Hadits tanpa menyerupakan dengan makhluk dan menafikan semua nama dan sifat yang dinafikan oleh-Nya.

Ketiga jenis tauhid ini terkumpul pada firman Allah:

رَّبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا فَاعْبُدْهُ وَاصْطَبِرْ لِعِبَادَتِهِ  هَلْ تَعْلَمُ لَهُ سَمِيًّا

Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya, maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadat kepada-Nya. Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut disembah)? (QS. Maryam: 65)

Adapun syirik adalah mempersekutukan Allah pada hal-hal yang menjadi kekhususan Allah di atas. Sehingga syirik bisa terjadi pada Rububiyah, Uluhiyah dan Asma’ wa shifat

Urgensi Dan Buah Manis Tauhid

Tauhid merupakan perkara yang sangat penting, diantara hal yang menunjukkannya:

  1. Tujuan penciptaan jin dan manusia, Allah berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS. Adz-Dzariyat: 56)

  1. Asas dakwah semua para Nabi dan Rasul, Allah berfirman:

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu.” (QS. An-Nahl:36)

  1. Isi kandungan semua Kitab Suci

Imam Ibnul Qayyim mengatakan:

“Bahkan semua surat dalam al-Qur’an mengandung dua tauhid ini, sebagai saksi baginya serta mengajak kepadanya (tauhid).” (Madariju as-Salikin 3/450, Fathu al-Majid 36-37)

  1. Syarat diterimanya ibadah, Rasulullah ﷺ bersabda: “Allah tabaraka wa ta’ala berfirman:

أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنْ الشِّرْكِ مَنْ عَمِلَ عَمَلًا أَشْرَكَ فِيهِ مَعِي غَيْرِي تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ

Aku adalah Dzat yang paling tidak memerlukan sekutu, barangsiapa melakukan suatu amalan dengan menyekutukan-Ku dengan selain-Ku, maka Aku meninggalkannya dan sekutunya’.” (HR. Muslim: 2985)

  1. Syarat masuk surga, Allah berfirman:

إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِالله فَقَدْ حَرَّمَ الله عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ

Sesungguhnya siapa saja yang mempersekutukan Allah maka Allah mengharamkan surga kepadanya dan tempatnya adalah neraka. (QS. Al-Maidah: 72)

Buah manis Tauhid adalah semua kebaikan dunia dan akhirat, diantaranya:

  1. Mendapatkan ketenangan dan keselamatan. Allah berfirman:

الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ

Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan keimanan mereka dengan kezaliman, mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. Al-An’am: 82)

  1. Diharamkan dari neraka, Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ اللَّهَ قَدْ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ يَبْتَغِي بِذَلِكَ وَجْهَ اللَّهِ

Sesungguhnya Allah telah mengharamkan atas neraka seorang yang mengucapkan Laa ilaaha illallah, mengharapkan dengan ucapannya itu wajah Allah. (HR. Bukhari: 425, Muslim: 33)

Semoga bermanfaat

Zahir Al-Minangkabawi

Follow fanpage maribaraja KLIK

Instagram @maribarajacom

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Back to top button
0
    0
    Your Cart
    Your cart is emptyReturn to Shop
    WhatsApp Yuk Gabung !