Agar Anak Tetap Sehat
Allah Subhanahu wata’ala lebih mencintai hamba-Nya yang shalih, kuat dan sehat dibanding dengan hamba-Nya yang shalih tapi badannya kurang sehat. (Lihat HR. Muslim 8/56 no. 1849)
Dan setiap manusia tentu berharap diri dan keluarganya tetap sehat. Bahkan kita dianjurkan agar berdoa kepada Allah Ta’ala setiap pagi dan petang agar badan kita tetap sehat;
اللَّهُمَّ عَافِنِى فِى بَدَنِى اللَّهُمَّ عَافِنِى فِى سَمْعِى اللَّهُمَّ عَافِنِى فِى بَصَرِى لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ
“Ya Allah, selamatkan tubuhku (dari penyakit dan yang tidak aku inginkan). Ya Allah, selamatkan pendengaranku (dari penyakit dan maksiat atau sesuatu yang tidak aku inginkan). Ya Allah, selamatkan penglihatanku, tiada Ilah (yang berhak disembah) kecuali Engkau.” (HR. Abu Dawud, dihasankan oleh al-Albani no. 5090)
Karena itulah, sehat adalah nikmat Allah Subhanahu wata’ala yang harus kita syukuri dan harus kita jaga.
Berdoalah Agar Anak Menjadi Sehat
Berdoa kepada Allah Azza wajalla adalah wasilah paling utama untuk meraih kesehatan badan anak, karena hanya Allah yang memberi kesehatan badan. Orang tua hendaknya tidak bosan berdoa kepada Allah agar anak tetap sehat jasmani dan rohaninya. Seringlah membacakan ayat kepada anak dan me-ruqyahnya dengan doa yang dituntunkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam.
Anas Radhiallahu’anhu berkata kepada Tsabit al-Bunnani, “Tidakkah kamu ingin aku ruqyah dengan ruqyah Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam? Dia menjawab, “Tentu”. Lalu Anas berdoa,
اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ مُذْهِبَ الْبَأْسِ اشْفِ أَنْتَ الشَّافِي لَا شَافِيَ إِلَّا أَنْتَ اشْفِهِ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا
“Ya Allah, Pencipta manusia, yang berkuasa menghilangkan penderitaan, sembuhkanlah, karena Engkaulah yang memberikan kesembuhan, dan tidak ada yang dapat memberikan kesembuhan kecuali Engkau. Karena itu, sembuhkanlah dia dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit.” (HR. Bukhari: 3890)
Agar Rohani Anak Sehat
Membicarakan masalah kesehatan, mencakup kesehatan jasmani dan rohani. Namun yang sering dilupakan oleh orang tua adalah kesehatan rohani anak. Padahal kesehatan rohani merupakan pokok kesehatan untuk menjaga kebaikan anak di dunia dan di akhirat. Maka upaya untuk menjaga kesehatan rohani anak hendaknya senantiasa diperhatikan dengan mengajarinya ilmu agama; akidah, ibadah, akhlak, dan yang lainnya.
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam senantiasa menjaga dan memperhatikan pendidikan serta kesehatan rohani anak, bagaimana anak mengenal ibadah kepada Allah semenjak kecil. Ibnu Abbas Radhiallahu’anhu pernah menceritakan, “Suatu hari aku berada di belakang Nabi Shallallahu’alaihi, lalu beliau bersabda:
يَا غُلاَمُ، إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ؛ إِحْفَظِ الله يَحْفَظْكَ, إِحْفَظِ الله تجِدْهُ تجَاهَكَ, إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ الله, وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بالله, وَاعْلَمْ أَنّ الأُمّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوكَ إِلاّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ الله لَكَ, ولو اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرّوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرّوكَ إِلاّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ الله عَلَيْكَ, رُفِعَتِ الأَقْلاَمُ وَجَفّتِ الصّحُف
“Nak, aku akan ajarkan kepadamu beberapa kata: Jagalah Allah, niscaya Dia akan senantiasa menjagamu. Bila engkau meminta sesuatu, mintalah kepada Allah, dan bila engkau meminta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah, jika semua umat manusia bersatu untuk memberimu suatu kebaikan, niscaya mereka tidak dapat melakukannya kecuali dengan sesuatu yang telah ditulis oleh Allah bagimu, dan jika semua umat manusia bersatu untuk mencelakaimu, niscaya mereka tak dapat mencelakaimu kecuali dengan sesuatu yang telah ditulis oleh Allah atasmu. Pena telah diangkat dan catatan-catatan telah mengering.” (HR. at-Tirmidzi, ash-Shahihah 5/381)
Adapun maksud menjaga Allah Subhanahu wata’ala adalah menjaga hak-Nya dengan menjalankan yang wajib dan yang sunnah, dan menjauhi larangannya. Sedangkan yang dimaksud dengan penjagaan Allah Tabaaraka wata’ala terhadap manusia ada dua bentuk; Pertama, Allah akan menjaga urusan dunianya dalam bentuk menyehatkan badannya, melapangkan rezekinya, menjaga anak dan istrinya, dan lain-lain. kedua, Allah akan menjaga agama dan imannya, inilah penjagaan yang paling agung dan mulia. Hamba itu terjaga dari perkara syubhat yang menyesatkan dan dari syahwat yang diharamkan.
Perhatikan Makan Dan Minumnya
Allah Subhanahu wata’ala menjadikan manusia sehat dengan makan dan minum, maka hendaknya anak dijaga kesehatannya dengan memberi makan dan minum dari hasil yang halal lagi baik. Sebab Allah telah menyeru kita agar makan dan minum dari hasil yang halal dan baik. (Lihat QS. al-Baqarah: 168)
Al-Imam Ibnu Katsir Rahimahullah menjelaskan tentang makna makanan yang baik dalam ayat di atas, ialah makanan yang tidak merusak badan dan tidak merusak akal. (Tafsir Ibnu Katsir: 1/478)
Makan dan minum in syaa Allah akan menyehatkan badan jika tidak melampaui batas dan tidak pula kurang dari kebutuhan sehingga badannya kurus. Firman Allah Azza wajalla:
وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (QS. al-A’raf: 31)
Syaikh as-Sa’di Rahimahullah berkata, “Maksud berlebih-lebihan, bila melebihi dari kadar yang cukup, bila membahayakan kesehatan badan, bila berlebih-lebihan memberi warna dan rasa serta keindahannya, ini berlaku untuk makanan, minuman atau pun pakaian. Berlebih-lebihan pada yang asalnya halal, bisa berubah menjadi haram.” (Taisir al-Karimir Rahman: 1/287)
Orang tua hendaknya menghindarkan makanan dan minuman yang menjadi sebab anak sakit perut, diare, batuk, kepala pusing dan yang mengganggu kesehatan anak. Semua ini harus diyakini, bahwa hanya Allah Ta’ala yang memberi makan dan minum, dan hanya Allah lah yang menyehatkan badan anak.
Ketika Anak Sakit
Anak sakit bukan hanya karena sebab makanan dan minuman, karena bisa jadi kesehatan mereka terganggu karena kurangnya pengawasan orang tua, terutama jika mereka masih kecil, mereka belum bisa berpikir untuk menjaga kesehatan badannya. Maka orang tua harus mengontrol makanan, minuman dan mainan anak agar tidak membahayakan mereka.
Orang tua tentu sedih bila anaknya sakit, apalagi mereka masih kecil. Bahkan bisa jadi orang tua meninggalkan pekerjaan pokoknya karena iba kepada anak. Tatkala anak sakit, ingatlah bahwa ini adalah ujian yang harus dimaklumi. Orang tua tidak boleh putus asa, karena Allah Subhanahu wata’ala yang menjadikan sakit, dan Dia pula yang menyembuhkannya.
Karena itu, langkah yang harus ditempuh oleh orang tua ketika anak sakit, hendaknya memohon kepada Allah Ta’ala agar anak diberi kesembuhan dengan me-ruqyah-nya sebagaimana keterangan di atas, atau membacakan surat al-Fatihah tujuh kali, sebagaimana yang dilakukan oleh para sahabat kepada pemimpin suatu kaum yang digigit kalajengking, dan alhamdulillah dia sembuh dengan izin Allah. Terutama jika sakitnya diketahui karena gangguan jin atau makhluk halus, maka dengan dibacakan ayat al-Qur’an dan diruqyah, in syaa Allah cepat sembuh. Nabi Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
اسْتَرْقُوا لَهَا فَإِنَّ بِهَا النَّظْرَةَ
“Ruqyah-lah (bacakan ayat al-Qur’an) padanya, karena dia terkena gangguan makhluk halus.” (HR. Bukhari: 7/171)
Anak bisa jadi kena penyakit ‘ain, sebab pandangan orang yang hasud. Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
الْعَيْنُ حَقٌّ وَلَوْ كَانَ شَىْءٌ سَابَقَ الْقَدَرَ سَبَقَتْهُ الْعَيْنُ وَإِذَا اسْتُغْسِلْتُمْ فَاغْسِلُوا
“Penyakit al-‘ain (karena dilihat oleh orang yang dengki atau karena takjub) itu benar adanya. Seandainya ada sesuatu yang mendahului takdir, tentu penyakit ‘ain-lah yang mendahuluinya. Apabila kamu diminta memandikan, maka mandikanlah dia.” (HR. Muslim: 7/13)
Imam Malik berkata, “Apabila kamu diminta untuk memandikan orang yang terkena penyakit ‘ain, maka basuh wajahnya, dua tangannya, dua sikunya, dua lututnya dan ujung jari kakinya dan semua badannya dengan air yang dimasak.” (Faidhul Qadir: 5/416)
Adapun ruqyah yang syar’i hendaknya dengan bahasa Arab, dan bisa dipahami maknanya dan berkeyakinan bahwa hanya Allah Tabaaraka wata’ala saja yang dapat menyembuhkan. Bisa juga dengan doa yang dituntunkan oleh Rasulullah ketika beliau menjumpai Sa’d bin Khaulah sakit,
اللَّهُمَّ اشْفِ سَعْدًا اللَّهُمَّ اشْفِ سَعْدًا
“Ya Allah, sembuhkan Sa’d. Ya Allah, sembuhkan Sa’d.” (HR. Bukhari: 5/72)
Selain dari doa, kita dianjurkan pula agar berobat, karena Allah Subhanahu wata’ala tidak menjadikan penyakit melainkan telah menyediakan obatnya. (Lihat HR. Bukhari: 19/89)
Pengobatan bisa dilakukan dengan obat-obatan yang pernah dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam, misalnya dengan madu, air zamzam, cendawan dan yang lainnya. (Lihat HR. Muslim: 6/124 no. 1482)
Ada lagi obat mujarab yang sering dilupakan oleh manusia, yaitu habbatussauda atau jinten hitam. Maka jika si kecil sakit, bisa diberi minum habbatussauda beberapa tetes, in syaa Allah sembuh dengan izin Allah. Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
فِي الْحَبَّةِ السَّوْدَاءِ شِفَاءٌ مِنْ كُلِّ دَاءٍ إِلَّا السَّامَ
“Dalam habbatussauda’ (jinten hitam) terdapat obat dari segala penyakit kecuali kematian.” (HR. Bukhari: 5214)
Konsultasi Kepada Dokter (Ahlinya)
Tidak semua penyakit semua orang tahu obatnya, maka jika anak kita sakit bisa dibawa ke dokter, karena dokter lebih banyak pengalamannya tentang obat daripada yang lainnya. Dan kita senantiasa diperintah untuk meminta fatwa dari para ahli ilmu. (Lihat QS. an-Nahl: 43)
Walaupun demikian, ketika orang tua membawa anak berobat kepada dokter, tidak boleh berkeyakinan bahwa dokterlah yang menyembuhkan penyakit, karena dokter hanya sebagai wasilah, tetapi hanya Allah Ta’ala saja yang dapat menyembuhkan penyakit, sebagaimana keterangan hadits di atas.
Bolehkah Di-imunisasi?
Ulama berbeda pendapat tentang imunisasi, karena ia adalah suatu usaha pencegahan penyakit sebelum terjadi. Sebagian ulama membolehkan dalam masalah seperti ini, seperti Syaikh Abdul Aziz bin Baz, dengan alasan hadits kurma ‘ajwah untuk pencegahan terhadap pengaruh racun dan sihir. Sad bin Abi Waqqash Radhiallahu’anhu mengatakan, Saya pernah mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
مَنْ تَصَبَّحَ بِسَبْعِ تَمَرَاتٍ عَجْوَةً لَمْ يَضُرَّهُ ذَلِكَ الْيَوْمَ سُمٌّ وَلَا سِحْرٌ
“Barangsiapa pagi-pagi makan tujuh buah kurma ‘ajwah, maka dia tidak akan mudah keracunan dan terkena sihir.” (HR. Muslim: 4560)
Dilarang Berobat Kepada Para Normal
Umat Islam dilarang berobat kepada dukun, peramal atau tukang sihir, karena mereka bekerja sama dengan setan atau jin kafir, juga karena mereka adalah pembohong. Mereka sombong mengaku dirinya dapat mengobati penyakit, padahal dia sendiri tidak mampu mengobati penyakit yang menimpanya atau keluarganya. Nabi Shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً
“Barangsiapa mendatangi juru ramal (dukun), kemudian dia bertanya sesuatu kepadanya, maka shalatnya tidak diterima selama empat puluh malam.” (HR. Muslim: 5957)
Semoga Allah Subhanahu wata’ala memberkahi kita dan anak keturunan kita semua dengan kesehatan jasmani dan rohani serta menjadikan kita orang yang senantiasa mensyukuri nikmat-nikmat Allah. Aamiin…
Penulis: Ustadz Aunur Rofiq, Lc
Follow fanpage maribaraja KLIK
Instagram @maribarajacom