
Pengaruh Do’a Terhadap Jiwa
Apa itu do’a?
Secara Etimologi, doa (الدعاء) diambil dari akar kata (د ع و) yang pada asalnya bermakna menarik atau mengarahkan sesuatu kepadamu dengan suara atau ucapan yang keluar darimu. Dari makna asal inilah muncul kata doa dalam arti memohon dan berharap kepada Allah. (Nadhratun Na’im: 5/1901)
Adapun secara Terminologi, banyak defenisi yang disampaikan oleh apra ulama. Diantaranya Imam At-Tayyibi berkata:
هُوَ إِظْهَارُ غَايَةِ التَّذَلُّلِ وَالِافْتِقَارِ إِلَى اللهِ وَالِاسْتِكَانَةِ لَهُ
Doa adalah menampakkan puncak ketundukan dan kebutuhan kepada Allah serta kerendahan diri di hadapan-Nya. (Fath Al-Bari: 11/95, Nadhratun Na’im: 5/1901)
Macam-macam Do’a
Do’a terbagi menjadi dua macam yaitu:
- Do’a Ibadah
Doa ibadah adalah doa yang mengandung pujian kepada Allah sesuai dengan yang layak bagi-Nya, dan dilakukan dengan disertai rasa takut dan harap kepada-Nya. Semua ibadah dalam Islam hakikatnya adalah ibadah. Do’a jenis ini tidak boleh ditujukan kepada selain Allah.
- Do’a Masalah
Do’a Masalah adalah permintaan yaitu permohonan terhadap sesuatu yang bermanfaat bagi orang yang berdoa, serta permintaan agar dihilangkan dan ditolak segala sesuatu yang membahayakannya.
Do’a jenis ini boleh ditujukan kepada selain Allah seperti kepada manusia dengan syarat-syarta tertentu seperti:
- Orang yang masih hidup dan hadir
- Mampu memenuhi permintaan tersebut (bukan dalam hal yang merupakan kekhususan bagi Allah seperti hujan, rezeki, keturunan, dll)
- Menyakininya sebagai walisah, yang memberikan tetap Allah
- Tidak berlebihan, karena Islam juga mengajarkan sikap Iffah Allah berfirman:
لِلْفُقَرَاءِ الَّذِينَ أُحْصِرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ لَا يَسْتَطِيعُونَ ضَرْبًا فِي الْأَرْضِ يَحْسَبُهُمُ الْجَاهِلُ أَغْنِيَاءَ مِنَ التَّعَفُّفِ تَعْرِفُهُم بِسِيمَاهُمْ لَا يَسْأَلُونَ النَّاسَ إِلْحَافًا ۗ وَمَا تُنفِقُوا مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ
“Bagi orang-orang fakir yang terhalang (dari pekerjaan) karena berjihad di jalan Allah; mereka tidak dapat berjalan di bumi (untuk mencari nafkah). Orang yang tidak tahu menyangka mereka kaya karena mereka menjaga diri (dari meminta-minta). Engkau dapat mengenali mereka dari tanda-tandanya; mereka tidak meminta kepada manusia secara mendesak.” (QS. Al-Baqarah: 273)
Dalam hadits disebutkan:
إنَّ نَاسًا مِنَ الأنْصَارِ سَأَلُوا رَسولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ فأعْطَاهُمْ، ثُمَّ سَأَلُوهُ فأعْطَاهُمْ، ثُمَّ سَأَلُوهُ فأعْطَاهُمْ، حتَّى نَفِدَ ما عِنْدَهُ، فَقَالَ: ما يَكونُ عِندِي مِن خَيْرٍ فَلَنْ أدَّخِرَهُ عَنْكُمْ، ومَن يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ اللَّهُ، ومَن يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللَّهُ، ومَن يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللَّهُ، وما أُعْطِيَ أحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وأَوْسَعَ مِنَ الصَّبْرِ
“Sekelompok orang dari kaum Anshar meminta sesuatu kepada Rasulullah ﷺ, lalu beliau memberinya. Kemudian mereka meminta lagi, dan beliau tetap memberi. Lalu mereka meminta lagi, dan beliau pun memberi, hingga habis apa yang ada pada beliau. Maka beliau bersabda: ‘Apa saja kebaikan yang Allah berikan kepadaku, tidak akan aku sembunyikan dari kalian. Siapa yang berusaha menjaga kehormatan diri (tidak meminta-minta), Allah akan menjaganya. Siapa yang berusaha merasa cukup, Allah akan mencukupkannya. Siapa yang berusaha bersabar, Allah akan memberinya kesabaran. Dan tidak ada pemberian yang lebih baik dan lebih luas bagi seseorang daripada kesabaran.’” (HR. Bukhari: 1469, Muslim: 1053)
Banyak Berdo’a adalah Ciri Ahli Tauhid
Do’a adalah ibadah yang sangat agung. Allah memerintahkan kita untuk senantiasa berdoa kepada-Nya. Bahkan orang yang berpaling dari berdoa kepada Allah dihukumi bukan seorang yang beriman. Allah berfirman:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku akan mengabulkan untuk kalian.” Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku, mereka akan masuk ke dalam neraka Jahanam dalam keadaan hina. (QS. Ghafir: 60)
Semakin banyak seorang meminta kepada Allah maka ia termasuk ahli tauhid. Karenanya Rasulullah mengajarkan kepada kita untuk meminta segala sesuatu kepada Allah sampai pun hal yang kecil. Beliau bersabda:
لِيَسْأَلْ أَحَدُكُمْ رَبَّهُ حَاجَتَهُ كُلَّهَا، حَتَّى يَسْأَلَهُ شِسْعَ نَعْلِهِ إِذَا انْقَطَعَ
“Hendaklah salah seorang di antara kalian meminta kepada Tuhannya segala kebutuhannya, sampai-sampai meminta tali sandalnya bila terputus.” (HR. Tirmidzi: 3604)
Urwah bin Zubair rahimahullah pernah melihat seorang sedang melakukan shalat dengan cepat, maka ketika orang itu telah selesai shalat, dia pun memanggilnya seraya berkata kepadanya:
يَا ابنَ أَخِي، أَمَا كَانَت لَكَ عِندَ رَبِّكَ حَاجَةٌ؟! وَاللَّهِ إِنِّي لَأَسْأَلُ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فِي صَلَاتِي كُلَّ شَيءٍ حَتَّى المِلحَ
“Wahai anak saudaraku, apakah engkau tidak mempunyai keperluan kepada Tuhanmu?! Demi Allah, sungguh aku memohon segala sesuatu kepada Allah di dalam shalatku bahkan garam sekalipun.” (Suwar min Hayatit Tabi’in: 43)
Shalat adalah kesempatan terbaik, keadaan yang paling dekat antara hamba dengan Allah, lebih-lebih ketika sujud. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ
“Keadaan seorang hamba yang paling dekat dari Rabbnya adalah ketika dia sujud, maka perbanyaklah doa.” (HR. Muslim: 482)
Pengaruh Doa Terhadap Jiwa
Do’a sangat besar pengaruhnya terhadap jiwa, diantaranya:
- Mendatangkan ketenangan dan ketentraman jiwa
Allah berfirman:
أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ
Hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang. (QS. Ar-Ra’d: 28)
Nabi bersabda kepada Bilal:
يَا بِلَالُ أَقِمِ الصَّلَاةَ، أَرِحْنَا بِهَا
“Wahai Bilal, tegakkanlah salat, istirahatkanlah kami dengannya.” (HR. Abu Dawud: 4985)
- Menghilangkan stress dan kegelisahan
Berdo’a kepada Allah adalah bentuk “Curhat” nya orang-orang yang beriman. Ketika kesulitan hidup dan permaslahan menimpa ia bercerita dan melepas semua bebannya kepada Allah. Allah berfirman:
قَالَ إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ
Ia (Ya‘qub) berkata, “Sesungguhnya aku hanya mengadukan kesedihan dan dukacitaku kepada Allah.” (QS. Yusuf: 86)
Allah berfirman tentang Nabi Musa:
فَسَقَىٰ لَهُمَا ثُمَّ تَوَلَّىٰ إِلَى الظِّلِّ فَقَالَ رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ
Maka ia (Musa) memberi minum ternak keduanya, kemudian ia kembali ke tempat teduh, lalu berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat membutuhkan apa pun kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku.” (QS. Al-Qashash: 24)
Lihatlah bagaiman Allah memerintahkan kita untuk mengiringi sabar dengan shalat yang merupakan bentuk dan waktu berdoa yang terbaik pada setiap kesulitan yang kita hadapi. Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
Wahai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah: 153)
Faidah: Allah memerintahkan menjaga shalat dalam ayat yang terletak diantara ayat-ayat tentang hukum talak. Lihat QS. Al-Baqarah: 238)
Karena itulah para ulama mengatakan bahwa dianjurkan seorang ketika berdoa menyebutkan rinci kesulitannya meskipun hakikatnya Allah mengetahuinya. Ini yang dicontohkan oleh Nabi Ayyub dalam do’anya. Allah berfiman:
وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ
Dan (ingatlah kisah) Ayyub ketika ia menyeru Tuhannya: “Sesungguhnya aku telah ditimpa kesusahan, dan Engkau adalah Yang Mahapenyayang di antara para penyayang.” (QS. Al-Anbiya’: 83)
- Menumbuhkan optisme dan kekuatan
Seorang yang berdo’a hakiknya ia bersandar kepada Dzat yang Maha Kuat, Maha Hidup, Maha Kaya, Maha Bijaksana dan maha segalanya. Seorang yang berdo’a selama tiak ada penghalang dan larangan dalam do’anya maka pasti Allah kabulkan. Bagaimana tidak, sedangkan Iblis saja yang terlaknat Allah kabulkan do’anya. Allah berfirman:
قَالَ رَبِّ فَأَنْظِرْنِي إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ (٣٧) قَالَ فَإِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِينَ
Ia (Iblis) berkata, “Wahai Tuhanku, maka berilah aku penangguhan (umur) sampai hari mereka dibangkitkan.” Allah berfirman, “Maka sesungguhnya engkau termasuk orang-orang yang diberi penangguhan.” (QS. Al-Hijr: 36-37)
Nabi Zakariya adalah potret dalam hal ini. Beliau tidak pernah putus asa dengan doa’anya. Allah berfirman:
قَالَ رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَلَمْ أَكُن بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيًّا
Ia berkata “Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku. (QS. Maryam: 4)
Hal ini hanya di dapat oleh mereka yang memahami bentuk pengabulan do’a yang disebutkan oleh Nabi. Beliau bersabda:
ما مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ، وَلَا قَطِيعَةُ رَحِمٍ، إِلَّا أَعْطَاهُ بِهَا إِحْدَى ثَلَاثٍ: إِمَّا أَنْ يُعَجِّلَ لَهُ دَعْوَتَهُ، وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ، وَإِمَّا أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا. قَالُوا: إِذًا نُكْثِرُ. قَالَ: اللهُ أَكْثَرُ.
“Tidaklah seorang muslim berdoa dengan suatu doa yang tidak mengandung dosa dan tidak memutuskan silaturahmi, melainkan Allah akan memberinya salah satu dari tiga (keutamaan): (1) Allah menyegerakan terkabulnya doa itu untuknya, (2) atau Allah menyimpannya baginya di akhirat, (3) atau Allah mengalihkan darinya keburukan semisal doa tersebut. Para sahabat berkata, ‘Kalau begitu kami akan memperbanyak (berdoa).’ Beliau bersabda, ‘Allah lebih banyak (memberi).’” (HR. Ahmad: 11133)
Do’a juga akan memberikan kekuatan kepada jiwa dan raga. Ibarat seorang anak yang berada ditempat asing lalu ayahnya datang dan ia pun melihat ayahnya maka kelemahan dan ketakutan akan hilang darinya. Lalu bagaimana lagi yang datang itu adalah Allah?!
Bacalah kisah Nabi dengan Badui yang mengambil pedang beliau dalam HR. Bukhari: 4136, Muslim: 843)
- Menjaga jiwa dari ujub dan sombong
Ujub dan sombong adalah sifat yang sangat berbahaya. Nabi bersabda:
لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِى قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ
Tidak akan masuk surga orang yang ada kesombongan seberat biji sawi di dalam hatinya. (HR. Muslim: 91)
Lihatlah Qarun, Fira’un, Abu Jahal, dll mereka binasa karena sifat sombongnya. Do’a adalah salah satu bentuk penjagaan agar jiwa kita selamat dari kesombongan. Karena dengan berdo’a kita menyadari bahwa apa saja yang kita dapat adalah anugerah dari Allah bukan karena kekuatan dan kepintaran kita.
Oleh karena itulah para ulama mengatkan hikmah ketika kita membaca istighfar setelah shalat dan menjawab azan dengan La hawla wala quwwata illa billah adalah untuk menunjukkan bahwa biasanya ita beribadah dalah kemudahan dari Allah.
Lihat:
Follow fanpage maribaraja KLIK
Instagram @maribarajacom



Yuk Gabung !