Bersama Keluarga Hingga Ke Surga – Khutbah Idul Fitri 1444 H

Tema khutbah idul fitri kita kali ini tahun 1444 H adalah Bersama Keluarga Hingga Ke Surga

اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ، اللّهُ أَكْبَرُ كُلَّمَا صَلَّى مَصْلٍّ وَكَبَّرَ وَاللّهُ أَكْبَرُ كُلَّمَا صَامَ صَائِمٌ وَأَفْطَرَ, اللّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالحَمْدُ لله كَثِيرًا وَسُبْحَان الله بُكْرَة وَأَصِيْلا
اللهم لَك الْحَمْدُ كُلُّهُ، وَلَك الْمُلْكُ كُلُّهُ، وَبِيَدِك الْخَيْرُ كُلُّهُ، وَإِلَيْك يُرْجَعُ الْأَمْرُ كُلُّهُ، عَلَانِيَتُهُ وَسِرُّهُ، لَا إِلَهَ إِلَّا أنت الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِينُ
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ؛ رَبٌّ رَحِيمٌ عَفُوٌّ كَرِيمٌ، يَغْفِرُ الذُّنُوبَ، وَيَسْتُرُ الْعُيُوبَ. يُجِيبُ الدَّعَوَاتِ، وَيُضَاعِفُ الْحَسَنَاتِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ؛ النَّبِيُّ الْأَمِينُ، وَالنَّاصِحُ الْمُبِينُ. رَحْمَةٌ لِلْعَالَمِينَ، وَحُجَّةٌ عَلَى الْخَلْقِ أَجْمَعِينَ، صَلَّى اللَّهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ
ﺃَﻣَّﺎ ﺑَﻌْﺪُ، ﻓَﺈِﻥَّ ﺃَﺻْﺪَﻕَ ﺍﻟْﺤَﺪِﻳْﺚِ ﻛِﺘَﺎﺏُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺧَﻴْﺮَ ﺍﻟْﻬَﺪﻱِ ﻫَﺪْﻱُ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﺻَﻞَّ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ، ﻭَﺷَﺮَّ ﺍﻷُﻣُﻮْﺭِ ﻣُﺤَﺪَﺛَﺎﺗُﻬَﺎ، ﻭَﻛُﻞَّ ﻣُﺤْﺪَﺛَﺔٍ ﺑِﺪْﻋَﺔٌ ﻭَﻛُﻞَّ ﺑِﺪْﻋَﺔٍ ﺿَﻼَﻟﺔٍ ﻭَﻛُﻞَّ ﺿَﻼَﻟَﺔٍ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

Jama’ah kaum muslimin wal muslimat, sidang ‘id rahimakumullah…..

Bagi sebagian besar orang termasuk juga kita, keluarga adalah segalanya. Kebahagiaan mereka adalah ketika berkumpul bersama. Dan setiap tahun menjelang hari raya, menunjukkan kepada kita, betapa rindunya orang-orang untuk bertemu dan berkumpul bersama keluarga.

Untuk apakah kiranya, para perantau rela berdesak-desakan di terminal, stasiun dan bandara. Tidak pedulikan macet dan kesulitan dalam perjalanan panjang yang menyiksa. Uang yang selama ini mereka kumpulkan dengan jerih payah, atau mungkin dengan darah dan airmata, dengan ringan mereka habiskan? Semua adalah untuk menuju kampung halaman, untuk bertemu dengan orang-orang yang dirindukan ; ayah, ibu dan sanak saudara. Berkumpul bersama, dalam rajutan kasih sayang dan kehangatan keluarga.

Bagi mereka yang tidak pulang, atau mereka yang memang telah kehilangan. Saat takbiran hari raya berkumandang, terbayanglah wajah orang-orang nan disayang. Terkenang tatapan teduh ibu tercinta, terpampang wajah ayah yang bijaksana. Teringat gelak tawa bahagia sanak saudara. Tapi apalah daya, mereka jauh atau mungkin telah tiada. Hanya doa yang bisa terucap, semoga mereka baik-baik saja di sana, dalam naungan rahmat dan karunia Allah Ta’ala.

Jama’ah kaum muslimin wal muslimat, sidang ‘id rahimakumullah…..

Sebagaimana hal ini yang dirasakan oleh seorang anak, demikian pula hal yang  sama dirasakan oleh orang tua. Banyak orang tua tidak butuh anaknya datang dengan membawa uang segudang, membawa hadiah yang melimpah, atau cerita kesuksesan di perantaun, tidak,  yang mereka inginkan cukup anak mereka pulang, dapat berjumpa dan bertemu dengan mereka.

اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

Jama’ah kaum muslimin wal muslimat, sidang ‘id rahimakumullah…..

Bahagia berkumpul bersama keluarga adalah fitrah manusia. Tidak hanya dirasakan oleh orang-orang biasa, namun juga berlaku pada orang-orang pilihan Allah ta’ala, para nabi dan Rasul serta orang-orang shalih. Lihatlah Nabi Nuh, ketika banjir semakin besar, beliau memanggil-manggil anaknya, karena tidak ingin anaknya terpisah dan celaka. Allah berfirman:

وَهِيَ تَجْرِي بِهِمْ فِي مَوْجٍ كَالْجِبَالِ وَنَادَىٰ نُوحٌ ابْنَهُ وَكَانَ فِي مَعْزِلٍ يَا بُنَيَّ ارْكَب مَّعَنَا وَلَا تَكُن مَّعَ الْكَافِرِينَ

Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: “Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir”. (QS. Hud: 42)

Lihat bagaimana Nabi Ibrahim mengajak ayahnya untuk menyembah Allah, agar mereka berkumpul dalam kebahagiaan dunia dan akhirat. Ayahnya menentang, namun Nabi Ibrahim tetang ingin ayahnya selamat. Allah berfirman:

قَالَ سَلَامٌ عَلَيْكَ ۖ سَأَسْتَغْفِرُ لَكَ رَبِّي ۖ إِنَّهُ كَانَ بِي حَفِيًّا

Berkata Ibrahim: “Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan memintakan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku. (QS. Maryam: 46-47)

Lihatlah ibunda Nabi Musa ketika tidak punya pilihan selain menghayutkan anaknya ke sungai, Allah menggambarkan kesedihan yang menimpanya:

وَأَصْبَحَ فُؤَادُ أُمِّ مُوسَىٰ فَارِغًا

Dan menjadi kosonglah hati ibu Musa. (QS. Al-Qashash: 10)

Lihatlah Nabi Yaqub ketika berpisah dengan anaknya Yusuf, sampai buta kedua matanya karena kesedihan. Allah berfirman

وَتَوَلَّىٰ عَنْهُمْ وَقَالَ يَا أَسَفَىٰ عَلَىٰ يُوسُفَ وَابْيَضَّتْ عَيْنَاهُ مِنَ الْحُزْنِ

Dan Ya’qub berpaling dari mereka (anak-anaknya) seraya berkata: “Aduhai duka citaku terhadap Yusuf”, dan kedua matanya menjadi putih karena kesedihan. (QS. Yusuf: 84)

Ini menunjukkan kepada kita bahwa berkumpul bersama keluarga adalah kebahagiaan, sementara berpisah adalah musibah dan kesedihan.

Jama’ah kaum muslimin wal muslimat, sidang ‘id rahimakumullah…..

Maka dari itulah, orang-orang bijak menganjurkan, sebagai seorang manusia biasa, apabila masih terbuka kesempatan untuk berkumpul bersama keluarga, maka ambillah segera. Meski harus hidup sederhana, meski harus tinggal di gubuk berdinding papan.

Jika masih bisa bekerja mencari nafkah tanpa berpisah meninggalkan keluarga, maka lakukanlah. Meski harus pas-pasan, walau gaji tak sebesar di pulau seberang. Karena apa? Karena berkumpul bersama keluarga adalah kebahagiaan. Ali bin Abi Thalib pernah mengatakan:

مِنْ سَعَادَةِ ابْنِ آدَامَ أَنْ تَكُوْنَ زَوْجَتُهُ صَالِحَةً، وَ أَوْلَادُهُ أَبْرَارًا، وَ إِخْوَانُهُ صَالِحِيْنَ، وَ رِزْقُهُ فِيْ بَلَدِهِ الَّذِيْ فِيْهِ أَهْلُهُ

“Di antara kebahagian anak Adam; istrinya shalihah, anak-anaknya baik, kawan-kawannya shalih dan rezekinya berada di negeri tempat keluarganya berada.” (Al Adabusy Syar’iyyah 3/267 cet. Muassasah ar Risalah, 1419H)

اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

Jama’ah kaum muslimin wal muslimat, sidang ‘id rahimakumullah…..

Sebagaimana Allah telah menjadikan berkumpul bersama keluarga sebagai salah satu kenikmatan dunia, maka demikian pula Allah telah menjadikannya sebagai salah satu kenikmatan surga. Bahkan kenikmatan yang sempurna. Berkumpul bersama keluarga di surga tanpa khawatir akan berpisah. Kebersamaan yang abadi untuk selamanya. Allah berfirman:

فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ ، فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا ، وَيَنقَلِبُ إِلَىٰ أَهْلِهِ مَسْرُورًا

Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan dia akan kembali kepada keluarganya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. (QS. Al-Insyiqaq: 7-9)

Jama’ah kaum muslimin wal muslimat, sidang ‘id rahimakumullah…..

Namun kenikmatan itu ada syaratnya. Agar kita bisa bersama keluarga di surga, syaratnya adalah masing-masing anggota keluarga harus: Beriman, Meninggalkan semua bentuk kesyirikan, beramal shalih. Allah berfirman

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ

Dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka. (QS. Ath-Thur: 21)
Allah juga berfirman:

أُوْلَئِكَ لَهُمْ عُقْبَى الدَّارِ جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ

Orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik), (yaitu) surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya. (QS. Ar-Ra’d: 22-23)

Jama’ah kaum muslimin wal muslimat, sidang ‘id rahimakumullah…..

Karena itulah, jika kita ingin bertemu dan berkumpul kembali dengan keluarga nanti di akhirat maka tancapkanlah tiga hal ini dalam keluarga: keimanan, meninggalkan kesyirikan dan beramal shalih. Menjadikannya prioritas keluarga.

Saling mengingatkan dan menunjukkan jalan. Lihatlah bagaimana wasiat Nabi Ibrahim dan Nabi Ya’qub kepada anak-anak mereka, Allah berfirman:

وَوَصَّىٰ بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَىٰ لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ أَمْ كُنتُمْ شُهَدَاءَ إِذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ الْمَوْتُ إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِن بَعْدِي قَالُوا نَعْبُدُ إِلَٰهَكَ وَإِلَٰهَ آبَائِكَ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِلَٰهًا وَاحِدًا وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ

Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam”. Adakah kamu hadir ketika Ya’qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab: “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya”. (QS. Al-Baqarah: 132-133)

Lihatlah bagaimana Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengingatkan keluarga beliau agar beramal shalih, beliau bersabda:

وَيَا فَاطِمَةُ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَلِينِي مَا شِئْتِ مِنْ مَالِي لَا أُغْنِي عَنْكِ مِنْ اللَّهِ شَيْئًا

Wahai Fathimah putri Muhammad, mintalah kepadaku apa yang kamu mau dari hartaku, sungguh aku tidak dapat membelamu sedikit pun di hadapan Allah.’” (HR. Bukhari: 2753, Muslim: 206)

Semoga Allah mengampuni dosa kita, dosa ayah dan ibu kita, serta semua anggota keluarga kita yang masih hidup maupun yang telah mendahului kita. Semoga Allah memberikan kebahagiaan kepada kita, dengan dapat berkumpul bersama keluarga di dunia. Dan semoga Allah mempertemukan dan mengumpulkan kita kembali bersama keluarga di surga. Amin

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ أَعْمَلَنَا فِي رَمَضَانَ اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ أَعْمَلَنَا فِي رَمَضَانَ اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ أَعْمَلَنَا فِي رَمَضَانَ
اَللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنَّا صِيَامَنَا وَصَلَاتَنَا وَقِيَامَنَا وَرُكُوْعَنَا وَسُجُوْدَنَا وَتِلَاوَتَنَا اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ عَمَلًا صَالِحًا يُقَرِّبُنَا إِلَيْكَ
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ اَللَّهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِيْنَ وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
ربنا لا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أجمعين وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْن


Khutbah disampaikan oleh penulis di lapangan Griya Bukit Jaya, Masjid Nurul Iman, Gunung Putri Bogor 22 April 2023M

Lihat:

Arsip Khutbah Maribaraja.Com

Selesai disusun di Komplek Pondok Jatimurni Bekasi

Zahir Al-Minangkabawi

Follow fanpage maribaraja KLIK

Instagram @maribarajacom

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !