Tiga Kelompok Manusia Dalam Menyingkapi Nama dan Sifat Allah

Manusia dalam hal nama dan sifat Allah terbagi menjadi tiga golongan, yaitu

1. Ghuluw dalam menetapkan nama dan sifat Allah, sehingga nama-nama dan sifat-sifat yang tidak ada dalilnya mereka tetapkan sebagai nama dan sifat Allah. Kemudian mereka juga menyerupakan Allah dengan makhluk. Sebagaimana yang terjadi pada orang Yahudi, Nasrani dan kaum musyrikin. Allah berfirman:

وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَٰنُ وَلَدًا ۞ لَّقَدْ جِئْتُمْ شَيْئًا إِدًّا ۞ تَكَادُ السَّمَاوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنشَقُّ الْأَرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا ۞ أَن دَعَوْا لِلرَّحْمَٰنِ وَلَدًا ۞ وَمَا يَنبَغِي لِلرَّحْمَٰنِ أَن يَتَّخِذَ وَلَدًا ۞ إِن كُلُّ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ إِلَّا آتِي الرَّحْمَٰنِ عَبْدًا

Dan mereka berkata: “Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak”. Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar, hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka mendakwakan Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak. Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba. (QS. Maryam: 88-93)

Allah juga berfirman berkaitan dengan orang-orang Yahudi dan Nasrani:

وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللَّهِ وَقَالَتِ النَّصَارَى الْمَسِيحُ ابْنُ اللَّهِ ذَٰلِكَ قَوْلُهُم بِأَفْوَاهِهِمْ ۖ يُضَاهِئُونَ قَوْلَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِن قَبْلُ

Orang-orang Yahudi berkata: “Uzair itu putera Allah” dan orang-orang Nasrani berkata: “Al Masih itu putera Allah”. Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. (QS. At-Taubah: 30)

2. Ghuluw dalam menafikan, nama dan sifat Allah yang jelas dalilnya mereka tolak, entah dengan ta’thil (menolak) maupun dengan ta’wil (menyimpangkan makna). Entah itu yang ditolak semuanya maupun sebagian.

3.  Pertengahan, menetapkan apa yang ditetapkan Allah dan Rasul-nya serta menolak apa yang tidak ditetapkan Allah dan Rasul-nya, inilah madzhabnya Ahlussunnah Waljamaah.

Kelompok yang wajib kita ikuti dalam memahami nama dan sifat Allah adalah Ahlussunnah waljamaah. Oleh sebab itu, kita harus belajar dan meniti manhaj mereka dalam hal ini agar kita dapat selamat.

#faidah singkat. Disusun di Kranggan Bekasi, Sabtu 26 Rabi’ul Awal 1441 H/ 23 November 2019 M

Zahir Al-Minangkabawi

Follow fanpage maribaraja KLIK

Instagram @maribarajacom

Bergabunglah di grup whatsapp maribaraja atau dapatkan broadcast artikel dakwah setiap harinya. Daftarkan whatsapp anda  di admin berikut KLIK

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !