Kita Lebih Butuh Ilmu Agama Daripada Makan dan Minum

Ilmu agama adalah kebutuhan pokok kita. Bahkan lebih kita butuhkan daripada makan, minum, pakaian, tempat tinggal, pekerjaan, dst. Karena, ilmu agama itulah yang akan menuntun kita menapaki jalan kebenaran, bisa membedakan antara halal dengan haram. Percuma kita bisa makan, namun ternyata makanan itu adalah haram. Percuma kita memiliki pekerjaan namun ternyata itu adalah pekerjaan yang haram.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam biasa membaca sebuah do’a setiap kali selesai shalat subuh, sebagaimana yang diceritakan oleh Ummu Salamah radliyallaahu anha, ia berkata, “Nabi shallallahu alaihi wasallam ketika shalat subuh pada saat salam mengucapkan do’a:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا

“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik dan amal yang diterima.” (HR. Ibnu Majah: 925)

Tiga hal yang diminta Nabi shallallahu alaihi wasallam dalam do’a itu, dan yang paling pertama adalah ilmu yang bermanfaat. Di antara hikmah mendahulukan memohon ilmu yang bermanfaat kepada Allah sebelum memohon rezeki yang baik serta amal yang diterima adalah karena seorang tidak akan bisa membedakan mana rezeki yang halal dan haram, mana amal yang baik dan buruk kecuali dengan ilmu yang bermanfaat.

Oleh sebab itu, seyogyanya kita harus menjadikan diri kita merasa lebih butuh kepada ilmu agama daripada makan, minum, rumah, dst. Jika kita sudah merasa tidak butuh lagi terhadap ilmu agama, kita lebih mendahulukan dunia, harta lebih kita muliakan dari ilmu, orang kaya dan berkedudukan lebih kita hormati daripada ahli ilmu, maka itu adalah petanda musibah besar yang akan menimpa kita, segeralah untuk bertaubat dan mendekat kepada Allah subhanahu wata’ala.

 

Penulis: Zahir Al-Minangkabawi
Follow fanpage maribaraja KLIK

Instagram @maribarajacom

 

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !