GERHANA (Art.Salayok62)

Semenjak beredar informasi sekaligus himbauan dari pihak yang berwenang tentang prediksi gerhana bulan total di hari terakhir bulan Januari, mulailah banyak DKM yang sibuk menyiapkan segala sesuatunya untuk shalat gerhana.

Namun, ada yang lebih sibuk lagi dari para DKM tersebut yaitu mereka yang hobi foto-foto itu, sibuk menyusun rencana nanti mau ngambil foto dimana, pakai kemera apa, dan seterusnya.

Padahal, beginilah reaksi Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam tatkala terjadi gerhana. Jauh sekali dari apa yang diperbuat oleh banyak orang di masa kita.

 عَنْ أَبِى مُوسَى قَالَ خَسَفَتِ الشَّمْسُ فِى زَمَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَامَ فَزِعًا يَخْشَى أَنْ تَكُونَ السَّاعَةُ حَتَّى أَتَى الْمَسْجِدَ فَقَامَ يُصَلِّى بِأَطْوَلِ قِيَامٍ وَرُكُوعٍ وَسُجُودٍ مَا رَأَيْتُهُ يَفْعَلُهُ فِى صَلاَةٍ قَطُّ ثُمَّ قَالَ « إِنَّ هَذِهِ الآيَاتِ الَّتِى يُرْسِلُ اللَّهُ لاَ تَكُونُ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ وَلَكِنَّ اللَّهَ يُرْسِلُهَا يُخَوِّفُ بِهَا عِبَادَهُ فَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْهَا شَيْئًا فَافْزَعُوا إِلَى ذِكْرِهِ وَدُعَائِهِ وَاسْتِغْفَارِهِ »

Abu Musa al-Asy’ari menuturkan: “Pernah terjadi gerhana matahari pada zaman Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam, beliau langsung berdiri ketakutan karena khawatir akan terjadi hari kiamat. Hingga beliau pun mendatang masjid kemudian shalat yang lama berdiri, ruku’ dan sujudnya. Aku belum pernah melihat beliau melakukan hal itu dalam shalat apa pun. Kemudian beliau bersabda: ‘Sesungguhnya tanda-tanda ini (gerhana) yang dikirimkan Allah tidaklah terjadi kerena kematian atau kelahiran seseorang. Akan tetapi Allah mengirimkannya untuk menakut-nakuti hamba-Nya. Apabila kalian melihatnya maka bersegeralah untuk berdzikir, berdo’a dan memohon ampunan-Nya.’” (HR. Muslim: 912)

Oleh sebab itu, hendaknya seorang mukmin merasa takut kepada Allah, khawatir akan tertimpa adzab-Nya. Jangan hanya mengaitkan peristiwa tersebut dengan kejadian alam semata. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam saja sangat takut ketika itu padahal beliau adalah hamba yang paling dicintai oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
0
    0
    Your Cart
    Your cart is emptyReturn to Shop
    WhatsApp Yuk Gabung !