LISAN DAN BINATANG BUAS
Lisan itu berbahaya apabila tidak dijaga. Oleh sebab itu, dahulu ada ulama salaf yang mengumpamakan lisannya ibarat binatang buas. Thawus bin Kaisan rahimahullah (seorang tabi’in) pernah mengatakan:
لِسَانِي سَبُعٌ إِنْ أَرْسَلْتُهُ أَكَلَنِي
“Lisanku adalah binatang buas. Jika aku lepaskan maka ia akan memangsaku.” (Nadhratu an-Na’im 7/2642)
Karena besarnya bahaya dan kerugian yang ditimbulkan oleh lisan Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu mengatakan:
وَاللِه الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ مَا شَيْءَ أَحْوَجُ إِلَى طُوْلِ سِجْنٍ مِنْ اللِّسَانِ
“Demi Allah, Dzat yang tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) selain Dia. Tidak ada satu pun yang lebih butuh untuk dipenjarakan dalam waktu yang panjang selain lisan.” (Nadhratu an-Na’im 7/2641)
Oleh sebab itu, pahamilah baik-baik bahaya lisan itu. Ia bisa melukai dengan cepat, awalnya biasa-biasa saja, tapi setelah terjadi baru perih terasa. Maka ingat selalu petuah orang tua dahulu ; Kalau berjalan pelihara kaki, kalau bicara peliharah lisan agar nanti tidak menyesal di kemudian hari.