Karena Latah #10yearchallenge, Jadi Rugi Sendiri

Itulah buruknya budaya kita, yaitu latah dan sering mudah ikut-ikutan. #10yearchallenge ternyata tanpa disadari telah menjatuhkan kita pada kerugian besar, pengampunan Allah dari dosa kembali tercabut.

Sebagian orang yang telah hijrah dari masa kelamnya yang lalu, karena budaya latah tadi, ia postingkan keadaan dirinya dengan dua foto bergandengan; dikiri 2009, foto megang gitar, lagi di PUP, atau tidak berhijab, penuh maksiat. Sedang, di kanan 2019, dengan foto berjenggot, bergamis, sedang pengajian atau telah berhijab syar’i, penuh dengan kebaikan. Dengan niatan untuk menunjukkan syukur atas hidayah Allah untuk dirinya.

Subnallah, justru ini masalah dan musibah besar. Saat kita menunjukkan keadaan diri kita pada masa kelam itu, tanpa disadari kita telah membuka sendiri dosa yang telah ditutup oleh Allah. Dan kita masuk dalam hadits Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berikut ini. Beliau bersabda:

كُلُّ أُمَّتِي مُعَافًى إِلَّا الْمُجَاهِرِينَ وَإِنَّ مِنْ الْمُجَاهَرَةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ بِاللَّيْلِ عَمَلًا ثُمَّ يُصْبِحَ وَقَدْ سَتَرَهُ اللَّهُ عَلَيْهِ فَيَقُولَ يَا فُلَانُ عَمِلْتُ الْبَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا وَقَدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ وَيُصْبِحُ يَكْشِفُ سِتْرَ اللَّهِ عَنْهُ

“Setiap umatku dimaafkan (dosanya) kecuali orang-orang menampak-nampakkannya dan sesungguhnya diantara menampak-nampakkan (dosa) adalah seorang hamba yang melakukan amalan di waktu malam sementara Allah telah menutupinya kemudian di waktu pagi dia berkata: ‘Wahai fulan semalam aku telah melakukan ini dan itu, padahal pada malam harinya (dosanya) telah ditutupi oleh Rabbnya. Ia pun bermalam dalam keadaan (dosanya) telah ditutupi oleh Rabbnya dan di pagi harinya ia menyingkap apa yang telah ditutupi oleh Allah.” (HR. Bukhari: 6069, Muslim: 2990)

Aduhai, betapa ruginya Anda wahai saudara-saudaraiku. Dosa yang telah Allah tutupi, engkau sibak kembali. Bentuk rasa syukur karena Allah telah memberi hidayah bukan dengan begitu, tapi justru dengan menutup rapat semuanya. Oleh sebab itu, kembalilah bertaubat hapus semua postingan itu. Dan berjanjilah untuk tidak mengulanginya. Camkan hadits di atas, agar Anda tidak salah langkah lagi.

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Check Also
Close
Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !