
Keutamaan Amal-Amal Shalih Sederhana
Pendahuluan
I. Kunci surga adalah Tauhid sedangkan Amal Shalih adalah penentu derajat
Abu Hurairah berkata, ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
«لَنْ يُدْخِلَ أَحَدًا عَمَلُهُ الْجَنَّةَ » . قَالُوا وَلاَ أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « لاَ ، وَلاَ أَنَا إِلاَّ أَنْ يَتَغَمَّدَنِى اللَّهُ بِفَضْلٍ وَرَحْمَةٍ »
“Amal seseorang tidak akan memasukkan seseorang ke dalam surga.” “Engkau juga tidak wahai Rasulullah?”, tanya beberapa sahabat. Beliau menjawab, “Aku pun tidak. Itu semua hanyalah karena karunia dan rahmat Allah.” (HR. Bukhari no. 5673 dan Muslim no. 2816)
Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَنْ لَقِيَ اللهَ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ، وَمَنْ لَقِيَهُ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا دَخَلَ النَّارَ»
“Barang siapa berjumpa dengan Allah (meninggal dunia) dalam keadaan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, maka ia akan masuk surga. Dan barang siapa berjumpa dengan-Nya dalam keadaan mempersekutukan-Nya dengan sesuatu, maka ia akan masuk neraka.” (HR. Muslim, no. 93)
II. Amal wajib lebih besar pahalanya dan lebih dicintai oleh Allah
Rasulullah ﷺ bersabda dalam hadis qudsi, Allah Ta‘ala berfirman:
«وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ، كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ»
“Tidaklah seorang hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada apa yang telah Aku wajibkan kepadanya. Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan amal-amal sunnah hingga Aku mencintainya. Maka apabila Aku telah mencintainya, Aku menjadi pendengarannya yang dengannya ia mendengar, penglihatannya yang dengannya ia melihat, tangannya yang dengannya ia berbuat, dan kakinya yang dengannya ia berjalan. Jika ia meminta kepada-Ku, pasti Aku beri. Dan jika ia meminta perlindungan kepada-Ku, pasti Aku lindungi.” (HR. al-Bukhari, no. 6502)
III. Amalan yang terus-menerus meski sedikit lebih baik daripada amalan besar tapi jarang
Nabi bersabda:
وَأَنَّ أَحَبَّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
Dan sesungguhnya amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling terus-menerus meskipun sedikit. (HR Al-Bukhari (6464), dan Muslim (2818))
Beberapa Amal Shalih Sederhana Dengan Pahala Besar
Allah berfirman:
فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ
“Maka barang siapa mengerjakan kebaikan sebesar zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” (QS. Az-Zalzalah: 7)
Rasulullah ﷺ juga bersabda:
لا تَحقِرَنَّ مِنَ المعرُوفِ شَيئًا ، ولَو أَنْ تَلقى أَخاكَ بِوجْهٍ طلْقٍ
“Janganlah meremehkan kebaikan sekecil apapun, meskipun hanya sekedar bertemu saudaramu dengan wajah ceria.” (HR. Muslim)
Berikut beberapa amal sederhana dengan pahala sangat besar
- Membaca bismillah sebelum melakukan sesuatu
- Mendapat keberkahan dalam setiap amal
▫️ Rasulullah ﷺ bersabda:
«كُلُّ أَمْرٍ ذِي بَالٍ لَا يُبْدَأُ فِيهِ بِبِسْمِ اللهِ فَهُوَ أَبْتَرُ»
“Setiap perkara penting yang tidak dimulai dengan ‘Bismillah’ maka ia terputus (tidak berkah).” (HR. Ibnu Hibban, al-Baihaqi – hasan)
- Menjadi sebab penjagaan dari setan
▫️ Nabi ﷺ bersabda:
«سَتْرُ مَا بَيْنَ أَعْيُنِ الْجِنِّ وَعَوْرَاتِ بَنِي آدَمَ إِذَا دَخَلَ أَحَدُهُمُ الْخَلَاءَ أَنْ يَقُولَ: بِسْمِ اللهِ»
“Penghalang antara pandangan jin dan aurat manusia ketika ia masuk kamar mandi adalah dengan membaca: Bismillah.” (HR. at-Tirmidzi no. 606, hasan sahih)
- Menjadi pembeda antara yang halal dan haram ketika makan
▫️ Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَذْكُرِ اسْمَ اللهِ، فَإِنْ نَسِيَ أَنْ يَذْكُرَ اسْمَ اللهِ فِي أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ: بِسْمِ اللهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ»
“Apabila salah seorang dari kalian makan, hendaklah ia menyebut nama Allah. Jika lupa, maka hendaklah ia membaca: Bismillah di awal dan akhirnya.” (HR. Abu Dawud no. 3767, at-Tirmidzi no. 1858)
- Menolak bala dan keburukan
▫️ Nabi ﷺ bersabda:
«أَغْلِقْ بَابَكَ وَاذْكُرِ اسْمَ اللهِ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لَا يَفْتَحُ بَابًا مُغْلَقًا»
“Tutuplah pintu rumahmu dan sebutlah nama Allah, karena setan tidak akan membuka pintu yang telah disebut nama Allah.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
- Shalat rawatib terutama Qabliyah Subuh
Dari ‘Aisyah ia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ ثَابَرَ عَلَى ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً مِنْ السُّنَّةِ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ
Barangsiapa menjaga shalat sunnah dua belas rakaat, maka Allah akan membangunkan sebuah rumah untuknya di surga, yaitu empat rakaat sebelum Zuhur, dua rakaat setelah Zuhur, dua rakaat setelah Maghrib, dua rakaat setelah Isya dan dua rakaat sebelum Subuh. (HR. Tirmidzi: 414)
‘Aisyah di mana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا
“Dua raka’at fajar (shalat sunnah qobliyah shubuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim no. 725)
- Menutup celah shaf saat shalt bejama’ah
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ سَدَّ فُرْجَةً رَفَعَهُ الله بِهَا دَرَجَةً وبَنَى لَهُ بَيْتًا فِي الجَنَّةِ
Barangsiapa menutup celah shaf (dalam shalat berjamaah) maka Allah akan mengangkat derajatnya dan membangunkan untuknya sebuah rumah di surga. (HR. Ibnu Majah: 995, dishahihkan oleh Al-Albani)
- Membaca al-Qur’an
“Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
عَنْ عَبْد اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ رضى الله عنه يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ ».
“Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6469)
- Berdzikir
Rasulullah ﷺ bersabda:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « لأَنْ أَقُولَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ أَحَبُّ إِلَىَّ مِمَّا طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ ».
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dia berkata, “Rasulullah ﷺ telah bersabda: ‘Sesungguhnya membaca “Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaha illallah wallahu akbar (Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah, dan Allah Maha Besar)” adalah lebih aku cintai daripada segala sesuatu yang terkena sinar matahari.” [HR. Muslim no. 2695]
Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ، ثَقِيلَتَانِ فِى الْمِيزَانِ ، حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ
“Dua kalimat yang ringan di lisan, namun berat ditimbangan, dan disukai Ar Rahman yaitu “Subhanallah wa bi hamdih, subhanallahil ‘azhim” (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Agung). (HR. Bukhari no. 6682 dan Muslim no. 2694)
Ingat Allah Allah akan ingat denganmu. Allah berfirman:
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. (QS. Al-Baqarah: 152)
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
تعرَّفْ إلى اللهِ في الرَّخاءِ يَعْرِفْكَ في الشِّدَّة
“Kenalilah Allah ketika senang maka Dia akan mengenalmu ketika susah.” (HR. Tirmidzi: 2516, Shahihul Jami’: 7957)
- Mendo’akan orang lain tanpa diketahui
Dari Abu Darda’ bahwa dia berkata bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَدْعُوْ لأَِخِيْهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ إِلاَّ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوْكِلُ بِهِ آمِيْنَ وَلَكَ بِمِثْلِ
“Tidaklah seorang muslim berdoa untuk saudaranya yang tidak di hadapannya, maka malaikat yang ditugaskan kepadanya berkata : “Amin, dan bagimu seperti yang kau doakan”. [Shahih Muslim, kitab Doa wa Dzikir bab Fadli Doa fi Dahril Ghalib].
- Tersenyum, Memberi salam dan berjabat tangan
Rasulullah ﷺ bersabda:
«تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ»
“Senyummu di hadapan saudaramu adalah sedekah.” (HR. Tirmidzi)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا لَقِيَ الْمُؤْمِنَ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ، وَأَخَذَ بِيَدِهِ فَصَافَحَهُ، تَنَاثَرَتْ خَطَايَاهُمَا كَمَا يَتَنَاثَرُ وَرَقُ الشَّجَرِ.
“Sesungguhnya apabila seorang mukmin bertemu dengan mukmin lainnya, lalu ia memberi salam kepadanya dan menjabat tangannya, maka dosa-dosa keduanya berjatuhan seperti gugurnya daun-daun dari pohon.” [Ash-Shahihah no.526]
- Menghilangkan gangguan dari jalan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِي بِطَرِيقٍ، وَجَدَ غُصْنَ شَوْكٍ عَلَى الطَّرِيقِ، فَقَالَ: وَاللَّهِ لَأُنَحِّيَنَّ هَذَا عَنِ الْمُسْلِمِينَ، لَا يُؤْذِيهِمْ، فَنُحِّيَهُ، فَشَكَرَ اللهُ لَهُ، فَغَفَرَ لَهُ»
“Ada seseorang laki-laki yang melewati ranting berduri berada di tengah jalan. Ia mengatakan, ‘Demi Allah, aku akan menyingkirkan duri ini dari kaum muslimin sehingga mereka tidak akan terganggu dengannya.’ Maka Allah pun memasukkannya ke dalam surga.” (HR. Muslim, no. 1914)
Dalam riwayat lain, juga dari sahabat Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
«لَقَدْ رَأَيْتُ رَجُلًا يَتَقَلَّبُ فِي الْجَنَّةِ فِي شَجَرَةٍ قَطَعَهَا مِنْ ظَهْرِ الطَّرِيقِ كَانَتْ تُؤْذِي الْمُسْلِمِينَ»
“Sungguh, aku telah melihat seorang laki-laki yang tengah menikmati kenikmatan di surga disebabkan ia memotong duri yang berada di tengah jalan, yang duri itu mengganggu kaum muslimin.” (HR. Muslim, no. 1915)
- Bersedekah walaupun sedikit
Allah berfirman:
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Perumpaan nafkah yang dikeluarkan oleh orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah ‘Azza wa Jalla adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir..Tiap-tiap bulir seratus biji.Alloh melipat gandakan ganjaran bagi siapa yang dikehendakiNya dan Allah ‘Azza wa Jalla maha luas l;agi maha mengetahui.” (QS. Al-Baqarah:261)
Rasulullah ﷺ bersabda:
اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ
“Lindungilah diri kalian dari api neraka walau hanya dengan setengah butir kurma.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah ﷺ bersabda: Dari Abu HurairahRadhiyallohu’anhu:
لاَ يَتَصَدَّقُ أَحَدٌ بِتَمْرَةٍ مِنْ كَسْبٍ طَيِّبٍ إِلاَّ أَخَذَهَا اللَّهُ بِيَمِينِهِ فَيُرَبِّيهَا كَمَا يُرَبِّى أَحَدُكُمْ فَلُوَّهُ أَوْ قَلُوصَهُ حَتَّى تَكُونَ مِثْلَ الْجَبَلِ أَوْ أَعْظَمَ
“Tidaklah seseorang bersedekah dengan sebutir kurma dari hasil kerjanya yang halal melainkan Allah akan mengambil sedekah tersebut dengan tangan kanan-Nya lalu Dia membesarkannya sebagaimana ia membesarkan anak kuda atau anak unta betinanya hingga sampai semisal gunung atau lebih besar dari itu” (HR. Muslim no. 1014).
- Meninggalkan debat dan dusta
Dari Abu Umamah ia berkata, “Rasulullah ﷺ bersabda:
أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ
Aku akan menjamin rumah di tepi surga bagi seseorang yang meninggalkan perdebatan meskipun benar. Aku juga menjamin rumah di tengah surga bagi seseorang yang meninggalkan kedustaan meskipun dalam rangka bercanda. Dan aku juga menjamin rumah di surga yang paling tinggi bagi seseorang yang berakhlak baik. (HR. Abu Dawud: 4800)
Lihat:
Follow fanpage maribaraja KLIK
Instagram @maribarajacom