Pelajaran Dari Kejadian Desertasi Tentang Hubungan Intim Tanpa Nikah Boleh

Kejadian baru-baru ini tentang desertasi seorang doktor di salah satu Universitas Islam Negeri (UIN) tentang hubungan intim tanpa nikah boleh, asalkan dilakukan di ruang privat, tidak terang-terangan, berlandaskan suka sama suka, keduanya sudah dewasa, tidak ada penipuan, dan niatnya tulus maka tidak bisa disebut zina, hubungan tersebut halal. Desertasi ini lulus uji bahkan dengan nilai yang memuaskan. Kejadian ini setidaknya memberikan tiga pelajaran kepada kita:

Faidah Pertama, kebenaran sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bahwa keburukan itu banyak dan para penyerunya pun banyak. Di akhir zaman akan banyak da’i-da’i penyeru kesesatan. Beliau shallallahu alaihi wasallam yang dahulu bersabda:

 أَنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمُ الأَئِمَّةُ الْمُضِلُّونَ

“Sesungguhnya yang paling aku takutkan menimpa kalian adalah imam-imam (para tokoh) yang menyesatkan.” (HR. Ahmad: 1/42, ash-Shahihah: 4/109)

Dalam riwayat yang lain tatkala menyebut tentang kabut kerusakan di akhir zaman di antaranya beliau shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan:

دُعَاةٌ عَلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ مَنْ أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا قَذَفُوهُ فِيهَا

“Para da’i (penyeru) yang mengajak ke pintu Jahannam. Siapa yang memenuhi seruan mereka maka akan dilemparkan ke dalamnya.” (HR. Bukhari: 7084, Muslim: 1847)

Dengan kejadian ini, menambah kuat keyakinan kita dan semakin mengokohkan keimanan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah benar seorang Rasul, sabda beliau betul-betul terjadi. Kita hidup di zaman para da’i dan tokoh kesesatan yang semakin banyak bermunculan.

Faidah Kedua, kita memang harus kembali belajar agama, mendekat kepada Al-Quran dan Hadits Nabi, agar kita dapat selamat dan bisa melindungi diri kita sendiri serta keluarga dari musibah akhir zaman. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

  تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ

“Telah aku tinggalkan untuk kalian, dua perkara yang kalian tidak akan sesat selama kalian berpegang teguh dengan keduanya; Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya.” (HR. Malik: 1395, Shahihul Jami’: 2937)

Faidah Ketiga, selektif dalam memilih guru. Tidak semua orang yang begelar, lulusan pendidikan agama, adalah orang yang benar.  Kembali kita camkanlah baik-baik nasehat dan wasiat Imam Muhammad bin Sirin rahimahullah, yang dahulu pernah pernah mengatakan:

  إِنَّ هَذَا الْعِلْمَ دِينٌ فَانْظُرُوا عَمَّنْ تَأْخُذُونَ دِينَكُمْ

“Sesungguhnya ilmu ini adalah agama, maka lihatlah dari siapa kalian mengambil agama kalian.” (Sunan ad-Darimi: 438 Darul Mughni)

Oleh sebab itu, mari kita ambil pelajaran dari kejadian ini. Sehingga menjadi bahan renungan kita dalam kehidupan. Di tengah banyaknya fitnah (keburukan) akhir zaman kita berharap Allah melindungi dan menyelamatkan kita semuanya.

 

Penulis: Zahir Al-Minangkabawi
Follow fanpage maribaraja KLIK
Instagram @maribarajacom

Pelajaran

Ayo belanja kitab arab di maribaraja store
Belanja sambil beramal

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
0
    0
    Your Cart
    Your cart is emptyReturn to Shop
    WhatsApp Yuk Gabung !