Waspada Fenomena Ustadz Palsu
Dalam sebuah hadits dari Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash radhiyallahu anhuma, ia berkata; aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنْ الْعِبَادِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا
“Sesungguhnya Allah tidaklah mencabut ilmu sekaligus mencabutnya dari hamba, akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan cara mewafatkan para ulama hingga bila sudah tidak tersisa orang berilmu maka manusia akan mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh, ketika mereka ditanya mereka berfatwa tanpa ilmu, sehingga mereka sesat dan menyesatkan.” (HR. Bukhari: 100, Muslim: 2673)
Ilmu yang dimaksud dalam hadits adalah ilmu agama yang dibangun diatas dalil-dalil al-qur’an dan sunnah dengan pemahaman yang benar sesuai dengan pemahaman salafush shalih.
Hadits ini merupakan peringatan dari Rasulullah kepada umatnya, terlebih kepada orang-orang yang hidup di akhir zaman, agar berhati-hati dalam mengambil agama atau bertanya perihal agama. Sebab akan bermunculan “ustadz-ustadz palsu”; orang-orang yang di “ustadz” kan atau di “ulama” kan oleh orang-orang awwam, padahal mereka bodoh dari ilmu agama.
Oleh sebab itu, wajib bagi kita untuk semikin kritis. Jangan mudah mengikuti dan mengambil fatwa seseorang lantaran dia sudah di “ustadz” kan oleh media sosial. Ambillah ilmu dari orang-orang yang jelas keilmuan dan ketakwaannya, agar kita tidak tersesat atau disesatkan.