THAGUT DAN DAKWAH PARA RASUL – Surat An-Nahl: 36
Allah subhanahu wata’ala berfirman:
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
Dan sungguh Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah saja, dan jauhilah Thaghut.” (QS. An-Nahl: 36)
___________________________
Makna Kata “Ummat”
Kata “ummah” di dalam al-Qur’an memiliki empat makna:
1. Thaifah (sekelompok orang), sebagaimana ayat tersebut di atas.
2. Imam (pemimpin), sebagaimana dalam firman Allah:
إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِّلَّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.” (QS. An-Nahl: 120)
3. Millah (agama), sebagaimana dalam firman Allah:
وَكَذَٰلِكَ مَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ فِي قَرْيَةٍ مِّن نَّذِيرٍ إِلَّا قَالَ مُتْرَفُوهَا إِنَّا وَجَدْنَا آبَاءَنَا عَلَىٰ أُمَّةٍ وَإِنَّا عَلَىٰ آثَارِهِم مُّقْتَدُونَ
“Dan demikianlah, Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatanpun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: “Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka.” (QS. Az-Zukhruf: 23)
4. Zaman (waktu), sebagaimana firman-Nya:
وَقَالَ الَّذِي نَجَا مِنْهُمَا وَادَّكَرَ بَعْدَ أُمَّةٍ أَنَا أُنَبِّئُكُم بِتَأْوِيلِهِ فَأَرْسِلُونِ
“Dan berkatalah orang yang selamat diantara mereka berdua dan teringat (kepada Yusuf) sesudah beberapa waktu lamanya: “Aku akan memberitakan kepadamu tentang (orang yang pandai) mena’birkan mimpi itu, maka utuslah aku (kepadanya).” (QS. Yusuf: 45)
Pengertian Thaghut
Thagut secara bahasa adalah segala sesuatu yang melampaui batas. Sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala:
إِنَّا لَمَّا طَغَى الْمَاءُ حَمَلْنَاكُمْ فِي الْجَارِيَةِ
Sesungguhnya Kami, tatkala air telah naik (sampai ke gunung) Kami bawa kalian, ke dalam bahtera. (QS. Al-Haqqah: 11)
Secara istilah sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Ibnul Qayyim rahimahullah:
مَا تَجَاوَزَ بِهِ العَبْدُ حَدَّهُ مِنْ مَعْبُوْدِ أَوْ مَتْبُوْعٍ أَوْ مُطَاعٍ
Thaghut adalah apa saja yang dilampau batasi oleh seorang hamba, dari seuatu yang diibadahi, diikuti, atau ditaati. (I’lamul Muwaqqi’in: 1/54, Fathul Majid: 42)
Dari yang diibadahi seperti patung-patung berhala. Dari yang diikuti seperti dukun atau peramal, tukang sihir, dan ulama sesat. Dari yang ditaati seperti para pemimpin yang keluar dari ketaatan kepada Allah. (Al-Qaulul Mufid: 1/29)
FAIDAH AYAT
Beberapa faidah yang dapat kita ambil dari ayat yang mulia ini:
Pertama, bahwasanya hikmah diutusnya para rasul adalah untuk mendakwahkan tauhid dan melarang berbuat syirik.
Kedua, agama para nabi satu yaitu memurnikan peribadatan hanya untuk Allah dan meninggalkan kesyirikan, meskipun syari’atnya berbeda-beda.
Ketiga, risalah mencangkup umum semua ummat dan hujjah telah sampai kepada setiap hamba.
Keempat, iman tidak hanya keyakinan hati namun harus dibarengi dengan amalan lisan dan anggota badan.
Demikianlah keterangan singkat, semoga bermanfaat, wallahu a’lam. (Art0273)
Referensi:
1. Fathul Majid li Syarh Kitabit Tauhid, al-‘Allamah Abdurrahman bin Hasan bin Muhammad bin Abdul Wahhab, Dar Ibni Atsir
2. Al-Qaulul Mufid ala Kitabit Tauhid, Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin, Dar Ibnil Jauzi
3. Al-Mulakhkhash fi Syarh Kitabit Tauhid, Shalih bin Fauzan al-Fauzan, Darul ‘Ashimah
3 Comments