Cinta Dan Pengagungan Adalah Pondasi Ibadah
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah mengatakan: “Ibadah dibangun di atas dua hal yaitu cinta dan pengagungan. Dengan cinta menjadikan seorang akan berusaha mencari jalan untuk sampai kepada keridhaan Allah. Dan dengan pengagungan akan menjadikan seorang lari dari perbuatan memaksiati-Nya.” (Asy-Syarh Al-Mumti’: 1/13)
Inilah asas ibadah menurut Ahlussunnah wal jama’ah, menggabungkan antara rasa cinta, harap dan takut secara bersamaan. Sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala ketika menyifati Nabi Zakariya ‘alaihissalam dan keluarganya:
إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا ۖ وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ
Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami. (QS. Al-Anbiya’: 90)
Oleh sebab itu, pupuklah rasa cinta dan pengagungan kita kepada Allah, agar kita menjadi hamba-hamba yang dapat berjalan lurus dalam beribadah kepada-Nya. Bersemangat dalam mengerjakan ketaatan serta meningalkan segala larangan-Nya.