Haudh, Telaga Nabi Di Hari Kiamat Nanti – Khutbah Jum’at
Khutbah Jum’at kali ini membahas tentang Haudh yaitu telaga nabi di hari kiamat nanti
KHUTBAH PERTAMA
الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِينَ ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلَامُ عَلَى خَاتَمِ الأَنْبِيَاءِ وَالمُرْسَلِيْنَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ ، أَيُّها المُسْلِمُونَ ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى الله فقد فاز المتقون قال الله: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
Jama’ah kaum muslimin, sidang jum’at rahimakumullah………
Ketika umat manusia dibangkitkan setelah terjadinya hari kiamat, mereka berada dalam keadaan yang betul-betul sulit. Mereka dikumpulkan di sebuah tempat yang sangat luas di Padang Mahsyar, tanpa berpakaian dan alas kaki. Sebagaimana sabda Rasulullah:
تُحْشَرُونَ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلًا
Kalian akan dibangkitkan dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang dan tidak dikhitan. (HR. Bukhari: 6527)
Matahari didekatkan oleh Allah, menjadi sangat dekat di atas kepala manusia, tidak ada naungan kecuali naungan Allah untuk beberapa orang tertentu, sehingga manusia berada dalam panas yang sangat menyengat yang tidak pernah mereka rasakan sebelumnya, yang membuat mereka berkeringat sesuai dengan kadar amal masing-masing. Rasulullah bersabda:
تُدْنَى الشَّمْسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ الْخَلْقِ حَتَّى تَكُونَ مِنْهُمْ كَمِقْدَارِ مِيلٍ فَيَكُونُ النَّاسُ عَلَى قَدْرِ أَعْمَالِهِمْ فِي الْعَرَقِ فَمِنْهُمْ مَنْ يَكُونُ إِلَى كَعْبَيْهِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُونُ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُونُ إِلَى حَقْوَيْهِ وَمِنْهُمْ مَنْ يُلْجِمُهُ الْعَرَقُ إِلْجَامًا
Pada hari kiamat, matahari di dekatkan ke manusia hingga sebatas satu mil, lalu mereka berada dalam keringat sesuai amal perbuatan mereka, di antara mereka ada yang berkeringat hingga mata kakinya, ada yang berkeringat hingga lututnya, ada yang berkeringat hingga pinggang dan ada yang benar-benar tenggelam oleh keringat. (HR. Muslim: 2864)
Saat itu, manusia berada dalam dahaga yang sangat luar biasa. Akhirnya mereka pun digiring ke arah telaga yang dimiliki oleh para Nabi. Setiap umat akan menuju telaga Nabi mereka masing-masing. Kita sebagai umat Nabi Muhammad akan digiring ke telaga beliau. Rasulullah bersabda:
إِنَّ لِكُلِّ نَبِيٍّ حَوْضًا وَإِنَّهُمْ يَتَبَاهَوْنَ أَيُّهُمْ أَكْثَرُ وَارِدَةً وَإِنِّي أَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَكْثَرَهُمْ وَارِدَةً
“Sesungguhnya tiap tiap nabi itu memiliki telaga, dan sesungguhnya mereka saling membangga-banggakan telaga siapakah di antara mereka yang paling banyak pengunjungnya, dan sesungguhnya aku berharap menjadi orang yang paling banyak pengunjungnya.” (HR. Tirmidzi: 2443)
Telaga Rasulullah bermata air dari sebuah sungai di surga yang bernama sungai Al-Kautsar. Darinyalah air mengalir ke telaga dengan melalui dua pancuran istimewa, yang pertama terbuat dari emas dan yang kedua dari perak. Rasulullah bersabda:
يَغُتُّ فِيهِ مِيزَابَانِ يَمُدَّانِهِ مِنْ الْجَنَّةِ أَحَدُهُمَا مِنْ ذَهَبٍ وَالْآخَرُ مِنْ وَرِقٍ
Di dalamnya ada dua saluran yang memancarkan air dari surga. Satu saluran terbuat dari emas dan yang satu lagi terbuat dari perak. (HR. Muslim: 2301)
Telaga Nabi kita amat sangat luas. Beliau mengambarkan:
حَوْضِي مَسِيرَةُ شَهْرٍ وَزَوَايَاهُ سَوَاءٌ
Telagaku sejauh perjalanan satu bulan, ukuran semua sisinya sama. (HR. Muslim: 2292)
Air di telaga Nabi mengabungkan antara keindahan warna, kenikmatan cita rasa, kesegaran dan aroma yang sangat luar biasa. Beliau mengambarkan:
مَاؤُهُ أَبْيَضُ مِنْ الْوَرِقِ وَرِيحُهُ أَطْيَبُ مِنْ الْمِسْكِ
Airnya lebih putih dari perak, baunya lebih harum dari kesturi. (HR. Muslim: 2292)
Dalam riwayat yang lain, beliau menambahkan:
أَبْرَدُ مِنْ الثَّلْجِ وَأَحْلَى مِنْ الْعَسَلِ
Airnya lebih sejuk daripada salju, lebih manis daripada madu. (HR. Ahmad: 5887)
Telaga Rasulullah adalah telaga yang paling banyak pengunjungnya. Karenanya gelas-gelas yang tersedia disana pun amat sangat banyak. Dan setiap orang yang mereguk airnya tidak akan pernah merasakan dahaga lagi untuk selama-lamanya. Dari Abu Dzar Al-Ghifari, dia berkata;
قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا آنِيَةُ الْحَوْضِ قَالَ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَآنِيَتُهُ أَكْثَرُ مِنْ عَدَدِ نُجُومِ السَّمَاءِ وَكَوَاكِبِهَا أَلَا فِي اللَّيْلَةِ الْمُظْلِمَةِ الْمُصْحِيَةِ آنِيَةُ الْجَنَّةِ مَنْ شَرِبَ مِنْهَا لَمْ يَظْمَأْ آخِرَ مَا عَلَيْهِ
Aku pernah bertanya; ‘Ya Rasulullah, apakah gelas-gelas di telaga itu? Beliau menjawab, ‘Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sungguh gelas-gelasnya sebanyak bilangan bintang-bintang dan planet-planet di langit pada malam yang gelap gulita. Gelas-gelas surga. Barangsiapa yang minum air telaga tersebut, maka ia tidak akan merasa haus selamanya. (HR. Muslim: 2300)
Dan yang lebih istimewa dari itu semua yaitu: yang menyambut dan menjamu semua pengunjungnya adalah orang yang sangat kita cintai dan rindukan yaitu Rasulullah. Beliau bersabda:
أَنَا فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ
Aku akan mendahului kalian ke telaga dan melayani kalian. (HR. Bukhari: 6575)
Semoga kita bisa berkunjung ke telaga itu dan berjumpa dengan beliau disana.
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ لِلَّهِ رب العالمين أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه، أما بعد
Jama’ah kaum muslimin, sidang jum’at rahimakumullah……
Begitulah sedikit gambaran tentang telaga Nabi kita di hari kiamat nanti. Alangkah bahagianya orang-orang yang diperkenankan untuk berkunjung dan meneguk air dari telaga itu; semoga kita termasuk golongan yang beruntung itu. Dan alangkah sedihnya orang-orang yang terhalang untuk menikmatinya; semoga kita terhindar dari golongan yang malang itu.
Ya, ada memang diantara umat manusia yang tidak akan diberikan kesempatan untuk meneguk air dari telaga Rasulullah. Padahal mereka berada dalam kondisi amat dahaga, mereka akan dibiarkan kehausan, mereka akan diusir dari sana sekalipun mereka telah sampai. Siapakah mereka? Mereka adalah orang-orang kafir, orang-orang Islam yang murtad dan juga orang-orang Islam yang melakukan bid’ah. Rasulullah bersabda:
لَيَرِدَنَّ عَلَيَّ أَقْوَامٌ أَعْرِفُهُمْ وَيَعْرِفُونِي ثُمَّ يُحَالُ بَيْنِي وَبَيْنَهُمْ فَأَقُولُ إِنَّهُمْ مِنِّي فَيُقَالُ إِنَّكَ لَا تَدْرِي مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ فَأَقُولُ سُحْقًا سُحْقًا لِمَنْ غَيَّرَ بَعْدِي
Sungguh akan ada beberapa kaum yang mendatangiku dan aku mengenalnya dan mereka juga mengenaliku, kemudian antara aku dan mereka dihalangi. Aku berkata; ‘Mereka adalah golonganku!’ Tetapi dijawab; ‘Sungguh engkau tidak tahu apa yang mereka ada-adakan (dari agama) sepeninggalmu! ‘ Maka aku berkata; ‘menjauh, menjauh, bagi orang yang mengubah (agama) sepeninggalku.” (HR. Bukhari: 6583)
Imam An-Nawawi dalam penjelasan terhadap hadits ini, menukilkan perkataan Imam Ibnu Abdil Bar, dimana beliau berkata:
“Setiap orang yang mengada-adakan (membuat) hal yang baru dalam urusan agama, mereka termasuk golongan yang terusir dari telaga. Semisal orang-orang Khawarij, Syiah dan segenap Ahlul Bid’ah. Begitu pula orang-orang yang zalim yang melampaui batas dalam ketidakadilan dan mengaburkan kebenaran serta para pelaku dosa besar yang terang-terangan melakukannya di hadapan khalayak umum. Mereka semua dikhawatirkan termasuk orang-orang yang dimaksud hadits ini.” (Syarh Shahih Muslim: 3/130, disadur dari tulisan Ustadz Abdullah Zaen di majalah Al-Furqon edisi 170 dengan judul: Alangkah Nikmatnya Mereguk Air Telaga Rasul)
Dari sinilah, kita dapat melihat betapa bahayanya beribadah dengan susatu yang tidak diajarkan oleh Rasulullah. Oleh karena itulah kaum muslimin, kita dituntut untuk cerdas dan kritis dalam menerima segala sesuatu terutama berkaitan dengan masalah agama. Kita mesti beribadah sesuai dengan tuntunan Rasulullah bukan dengan cara mengikuti tradisi masyarakat umum atau warisan nenek moyang kita. Jika kita beramal tanpa tuntunan Rasul maka amalan tersebut akan tertolak dan kita terancam tidak bisa berkunjung dan meneguk air dari telaga Nabi.
Semoga kita semua dilindungi oleh Allah dan diberikan taufik untuk senantiasa berjalan di atas bimbingan Nabi, sehingga kita selamat dari ujian kehidupan dunia ini, dan berkesempatan datang serta merasakan air ditelaga Nabi. Amin ya Rabal ‘Alamin
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قُلُوْبَنَا عَلَى دِينِكَ يَا مُصَرِّفَ القُلُوْبِ صَرِّفْ قُلُوْبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أجمعين وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْن
Lihat:
Arsip Khutbah Maribaraja.Com
Selesai disusun di Komplek Pondok Jatimurni Bekasi
Follow fanpage maribaraja KLIK
Instagram @maribarajacom