BAB 2 : JANGAN SEKUTUKAN ALLAH DENGAN APA PUN – Silsilah Akidah

Beribadah kepada Allah harus semaksimal mungkin. Ibadah dengan segala bentuknya lakukanlah semampunya. Kerahkan semuanya, bersungguh-sungguh mengabdikan diri kepada Allah. Kemudian jangan pernah mempersekutukan-Nya, Allah berfirman:

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. (QS. An-Nisa’: 36)

Kalaupun kita tidak sanggup untuk banyak beribadah maka lakukanlah ibadah yang wajib-wajib saja, namun untuk larangan memang harus ditinggalkan semuanya, betul-betul totalitas. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوهُ وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَافْعَلُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ

“Apa yang telah aku larang untukmu maka jauhilah. Dan apa yang kuperintahkan kepadamu, maka kerjakanlah dengan semampu kalian.” (HR. Muslim: 1337)

Dalam kesempatan yang lain beliau shallallahu alaihi wasallam bersabda:

اتَّقِ الْمَحَارِمَ تَكُنْ أَعْبَدَ النَّاسِ وَارْضَ بِمَا قَسَمَ اللَّهُ لَكَ تَكُنْ أَغْنَى النَّاسِ

Jagalah dirimu dari semua keharaman niscaya kamu menjadi orang yang paling ahli ibadah, terimalah pemberian Allah dengan rela niscaya kau menjadi orang terkaya. (HR. Tirmidzi: 2305)

Keharaman yang paling utama untuk ditinggalkan adalah mempersekutukan Allah, karena mempersekutukan Allah adalah dosa dan kezaliman yang paling besar. Allah melarang kita untuk mempersekutukan-Nya dengan apapun. Karenanya, dalam ayat diatas (QS. An-Nisa’: 36) Allah menyebutkan syai’an secara nakirah dalam redaksi larangan. Sedangkan para ulama telah menyebutkan sebuah kaidah:

النَكِرَةُ فِيْ سِيَاقِ النَّهْيِ يُفِيْدُ العُمُوْمَ

“Kata nakirah (tidak jelas) yang terdapat pada redaksi larangan bermakna umum.”

Di dalam ayat ini kata “syaian” adalah kata nakirah sedangkan kontek ayat ini adalah larangan. Maka berlakulah kaidah ini. Sehingga, larangan mempersekutukan Allah itu mencakup umum. Tidak boleh mempersekutukan dengan apapun apakah itu seorang nabi, malaikat, wali dan orang shalih, atau pun batu, kayu, laut, gunung, dst. Atau bahkan, urusan dunia. Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah mengatakan:

“Dan janganlah engkau jadikan dunia sebagai sekutu bagi Allah. Seorang  apabila tujuan utamanya adalah dunia maka ia menjadi hamba dunia sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:

تَعِسَ عَبْدُ الدِّيْنَارِ تَعِسَ عَبْدُ الدِّرْهَمِ، تَعِسَ عَبْدُ الْخَمِيْصَةِ تَعِسَ عَبْدُ الْخَمِيْلَةِ

“Celakalah hamba dinar, celakalah hamba dirham, celakalah hamba khamisah dan khamilah.” (HR. Bukhari: 2887) (Al-Qaulul Mufid: 1/30-31)

Jika seorang telah benar-benar menjadikan dunia sebagai tujuan utamanya, sehingga melupakan Allah dan melupakan kewajibannya sebagai seorang hamba maka ia telah mempersekutukan Allah dengan dunianya. Dan betapa banyaknya hal itu terjadi di hari ini.

Oleh sebab itu, ingatlah kembali tujuan hidup kita di dunia ini, yaitu untuk beribadah kepada Allah. Jangan sekutukan Allah dengan apapun. Karena mempersekutukan Allah adalah dosa dan keharaman yang paling besar.

Pelajaran Penting:
1. Wajibnya mengesakan Allah dalam peribadahan dan haramnya perbuatan syirik.
2. Menjauhi kesyirikan adalah syarat diterimanya ibadah. Karena Allah menggandengkan perintah ibadah dengan larangan berbuat syirik.
3. Kesyirikan semuanya haram sedikit atau pun banyak, kecil atau pun besar.

Penulis: Zahir Al-Minangkabawi
Follow fanpage maribaraja KLIK

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Check Also
Close
Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !