Agar Anak Masuk Surga Bersama Keluarga

Orang yang beriman tentu berharap keturunannya menjadi orang yang beriman dan masuk surga. Tidak ada satu pun para utusan Allah yang tidak berdoa untuk kebaikan anaknya. Mereka semua berdoa agar dikarunia anak yang shalih dan ahli surga. Yang demikian itu karena orang tua akan merasakan nikmatnya kehidupan di dunia dan akhirat hanya dengan iman dan beramal shalih. Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

وَلَكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ

…tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan… (QS. al-Hujurat: 7)

Allah Subhanahu wata’ala menyifati orang yang beriman sebagai ahli surga yang senantiasa berdoa memohon kepada Allah agar dikaruniai anak yang shalih dan masuk surga bersama keluarganya. Mereka pun berdoa:

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. al-Furqan: 74)

Dengan ilmu agama Islam anak dapat masuk surga

Kita sebagai hamba yang berharap masuk surga, tidak cukup hanya bercita-cita dan berdoa kepada Allah Azza wajalla tanpa disertai usaha, walaupun doa merupakan wasilah untuk meraih surga, namun kita harus berikhtiar dengan mengajari anak kita ilmu agama Islam yang cukup. Karena surga dapat dicapai dengan cara menuntut ilmu syar’i. Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَطْلُبُ بِهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa merintis jalan mencari ilmu (agama) maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.” (HR. al-Bukhari: 1/30)

Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam mendidik anak semenjak kecil agar mengenal ajaran Islam, walaupun mereka belum baligh. Ibnu Abbas Radhiallahu’anhu berkata, bahwa suatu hari beliau berada di belakang Nabi, lalu Nabi Shallallahu’alaihi wasallam berkata kepadanya:

يَا غُلاَمُ إِنِّى أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ

“Nak, aku akan ajarkan kepadamu beberapa patah kata: Jagalah Alloh, niscaya Dia akan senantiasa menjagamu. Bila engkau meminta sesuatu, mintalah kepada Alloh, dan bila engkau meminta pertolongan, mintalah pertolongan hanya kepada Alloh… (HR. at-Tirmidzi, hadits shahih sebagaimana dijelaskan dalam as-Silsilah ash-Shahihah: 5/381)

Orang tua yang menginginkan anaknya masuk surga, tentu mereka harus mendidik anaknya agar mengenal ajaran Islam yang benar semenjak dia bisa bicara. Anak-anak juga dikenalkan Islam, walaupun hanya dengan lisan, sesuai dengan umur dan kemampuan mereka. Selanjutnya, dididik membaca al-Quran, membaca hadits, sekalipun belum terampil membaca. Dan apabila sudah agak besar, jika orang tua tidak mampu mendidik mereka sendiri, maka dapat dititipkan kepada para pendidik yang bepegang dengan akidah serta metode beragama yang benar.

Dengan amal shalih anak dapat masuk surga

Dengan mempelajari ilmu agama saja, juga masih belum cukup untuk meraih surga. Hal itu karena ilmu agama akan bermanfaat bila dibuktikan dengan amalan. Orang Yahudi dikutuk dan dilaknat oleh Allah karena tidak mengamalkan ilmunya. Maka anak hendaknya diupayakan mengamalkan ilmu yang dia dapat, tentu sesuai dengan kemampuan yang ada padanya. Surga harus ditempuh dengan amal shalih. Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

وَتِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِي أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan. (QS. az-Zukhruf: 72)

Di antara hal yang harus diperhatikan oleh orang tua agar anak tetap beramal shalih, ialah menjalankan shalat lima waktu. Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

مُرُوا أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ

“Perintahkan anak agar menjalankan shalat ketika berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka bila enggan menjalankan shalat saat usia sepuluh tahun, dan pisahkan dia dari tempat tidur mereka.” (HR. Abu Dawud: 2/88, dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih wa Dha’if Abu Dawud: 1/495)

Bahkan karena pentingnya amalan shalat ini, Nabi Ibrahim Alaihissalam memohon kepada Allah:

رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ

Ya Rabbku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat. Ya Rabb kami, perkenankanlah doaku. (QS. Ibrahim: 40)

Anak yang beramal shalih demikian juga orang tua yang beramal shalih, kelak akan dikumpulkan di surga bersama-sama, sekalipun taraf keimanan dan amal shalih mereka berbeda, atau mungkin lebih rendah daripada orang tuanya atau sebaliknya. Allah Ta’ala berfirman:

وَالَّذِينَ آَمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْءٍ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ

Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikit pun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya. (QS. ath-Thur: 21)

Dengan bersabar, anak kelak dapat masuk surga

Bersabar mendidik anak, terutama anak perempuan merupakan usaha yang sangat menentukan untuk menempuh jalan ke surga, dan anak juga akan masuk surga insyaaAllah. Apalagi pada zaman sekarang anak kita dihadapkan dengan berbagai fitnah kebebasan dalam bergaul, didorong dengan perangkat lunak seperti ponsel dan perangkat lainnya yang sulit dibendung bahayanya. Jika orang tua berharap anaknya masuk surga, tentu orang tua harus memperhatikan gerak-gerik anaknya, dan selalu menasihati mereka agar meninggalkan perbuatan yang menyebabkan dirinya masuk neraka. ‘Uqbah bin Amir Radhiallahu’anhu berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda,

مَنْ كَانَ لَهُ ثَلاَثُ بَنَاتٍ فَصَبَرَ عَلَيْهِنَّ وَأَطْعَمَهُنَّ وَسَقَاهُنَّ وَكَسَاهُنَّ مِنْ جِدَتِهِ – كُنَّ لَهُ حِجَابًا مِنَ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Barangsiapa mempunyai tiga orang anak perempuan, lalu ia dapat bersabar dalam mengurusi mereka, memberi makan, minum dan pakaian kepada mereka dari hasil usaha kerasnya, maka mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka pada hari Kiamat.” (HR. Ibnu Majah, ash-Shahihah: 294)

Beliau Shallallahu’alaihi wasallam juga bersabda:

وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ شَيْئًا هُوَ خَيْرٌ وَأَوْسَعُ مِنْ الصَّبْرِ

“Tidaklah seseorang diberi sesuatu yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran.” (Shahih Sunan Abi Dawud: 1451)

Mengingatkan tentang kehidupan akhirat

Beriman kepada hari akhir adalah bagian daripada rukun iman yang harus di-imani oleh setiap kaum muslimin. Demikian juga anak yang masih kecil, hendaknya dijelaskan kepada mereka tentang siksaan neraka, agar mereka menjauhi amalan yang menuju kepada neraka dan didekatkan serta dimotivasi kepada amalan yang mendekatkan mereka menuju surga.

Jelaskan juga kepada mereka, bahwa jalan menuju surga dipenuhi dengan berbagai macam ujian yang tidak meng-enakkan. Berbeda dengan jalan menuju neraka yang dipenuhi dengan berbagai hal yang disukai oleh syahwat. Sahabat Anas bin Malik Radhiallahu’anhu pernah mengatakan, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda,

حُفَّتْ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ وَحُفَّتْ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ

“(Jalan menuju) surga itu dipenuhi dengan hal-hal yang tidak disukai, sedangkan (jalan menuju) neraka dipenuhi dengan berbagai kenikmatan yang disenangi oleh syahwat.” (HR. Muslim: 8/142-143)

Dan hal terakhir yang harus diperhatikan oleh kita semua sebagai pendidik atau orang tua, bahwa seluruh manusia memiliki tempat tinggal di surga dan di neraka. Jika amal perbuatan kita baik, maka kita akan mendapatkan tempat tinggal di surga dan meninggalkan tempat kedua kita di neraka.

Namun jika ternyata amal perbuatan kita jelek, maka kita akan tinggal di neraka dan Allah Azza wajalla akan mewariskan tempat kita di surga kepada orang-orang yang berhak mendapatkannya. Alangkah meruginya, bila kita sampai kehilangan kesempatan tinggal di surga-Nya yang sangat luas serta dipenuhi dengan kenikmatan. Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda,

مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا لَهُ مَنْزِلَانِ مَنْزِلٌ فِي الْجَنَّةِ وَمَنْزِلٌ فِي النَّارِ فَإِذَا مَاتَ فَدَخَلَ النَّارَ وَرِثَ أَهْلُ الْجَنَّةِ مَنْزِلَهُ ( فَذَلِكَ قَوْلُهُ تَعَالَى : أُولَئِكَ هُمْ الْوَارِثُونَ )

“Tidaklah seorang pun di antara kalian kecuali ia mempunyai dua tempat; satu tempat di surga dan satu tempat lagi di neraka. Maka jika ia mati, lalu masuk neraka, maka penghuni surga akan mewarisi tempatnya. Itulah makna firman Allah Azza wajalla (yang artinya), ‘Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi.’ (QS. al-Mu’minun: 10).” (Shahih: ash-Shahihah: 2279)

Follow fanpage maribaraja KLIK
Instagram @maribarajacom

Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc

Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc adalah mudir Ma'had Al-Furqon Al-Islami Srowo, Sidayu, Gresik, Jawa Timur. Beliau juga merupakan penasihat sekaligus penulis di Majalah Al-Furqon dan Al-Mawaddah

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !