Seperti Burung

Kita perlu belajar dari makhluk Allah yang lain. Sebab, terkadang ada banyak hal yang tidak ada pada diri kita tapi ada pada mereka. Burung, satu di antara sekian banyak makhluk Allah yang patut kita tiru. Terutama dalam masalah hati. Sebab Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah mengatakan:

 يَدْخُلُ الْجَنَّةَ أَقْوَامٌ أَفْئِدَتُهُمْ مِثْلُ أَفْئِدَةِ الطَّيْرِ

“Beberapa kaum masuk surga, hati mereka seperti hati burung.” (HR. Muslim: 2840)

Ada apa dengan burung??  Ternyata mereka adalah lambang sifat tawakkal. Hati mereka lembut dan penuh dengan keyakinan terhadap kasih sayang Allah.

Manusia perlu belajar dari mereka, karena banyak yang merasa ragu dengan rezeki yang telah Allah janjikan buat mereka. Yakin dan tawakkal, mengantarkan burung hidup bahagia. Rasulullah bersabda:

 لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرُزِقْتُمْ كَمَا يُرْزَقُ الطَّيْرُ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا

“Andai saja kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenarnya, niscaya kalian diberi rizki seperti rizkinya burung, pergi dengan perut kosong di pagi hari dan pulang di sore hari dengan perut terisi penuh.” (HR. Tirmidzi: 2433)

Coba lihat, burung keluar dari sarangnya hanya bebekal tawakkal kepada Allah. Ia tidak tahu tempat apa yang akan ia tuju untuk mendapatkan rezeki. Bandingkan dengan manusia, seorang guru sudah tahu sekolah yang akan ia tuju. Seorang pedagang pasar yang ditujunya, petani; sawah dan ladang, nelayan; laut, karyawan; kantor dan pabrik, dst. Akan tetapi, mereka masih khawatir karena kurangnya sifat tawakkal.

Maka belajarlah dari burung, jadikanlah hati kita seperti hatinya burung; penuh dengan sifat tawakkal kepada Allah. Kemudian sifat tawakkal itu diimplementasikan dalan bentuk giat bekerja tanpa sifat berlebihan.

Zahir Al-Minangkabawi

Follow fanpage maribaraja KLIK

Instagram @maribarajacom

Bergabunglah di grup whatsapp maribaraja untuk dapatkan artikel dakwah setiap harinya. Daftarkan whatsapp anda di admin berikut KLIK

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !