Istri Cemburu Kepada Keluarga Suami

Pertanyaan:

Bismillah. Afwan, mau tanya. Saya adalah seorang istri yang masih tinggal serumah dengan ibu mertua. Suami saya sebelum menikah dekat dengan ibunya dan keluarga-keluarga lainnya. Setelah menikah suami saya lebih memperhatikan ibunya dan yang lainnya, sedangkan dia sudah punya istri. Ustadz, apakah salah seorang istri cemburu pada suaminya walaupun suaminya itu bersama ibunya sendiri? Salahkah saya jika punya sikap tersebut? Mohon penjelasannya. (Fulanah, 08123xxxxxxx)

Jawab:

Saudari penanya yang semoga dirahmati oleh Allah ta’ala. Seorang wanita tentu punya rasa cemburu, karena itu tabiat mereka. Tapi jika berlebih-lebihan tidak baik, bahkan akan menimbulkan fitnah di dalam rumah tangga, seperti istri cemburu kepada suami karena suami sering memperhatikan ibu dan keluarganya, kecuali jika istri tidak diperhatikan oleh suami, tidak dikumpuli, kurang peduli dengan istri, istri sering ditinggal di rumah sendirian, maka istri berhak menuntut haknya. Allah ta’ala berfirman:

وَعَاشِرُوهُنَّ بِٱلۡمَعۡرُوفِۚ فَإِن كَرِهۡتُمُوهُنَّ فَعَسَىٰۤ أَن تَكۡرَهُوا۟ شَیۡـࣰٔا وَیَجۡعَلَ ٱللَّهُ فِیهِ خَیۡرࣰا كَثِیرࣰا

“Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) Karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS. An-Nisa’: 19)

Perlu diketahui bahwa kewajiban kaum laki-laki berbeda dengan wanita. Jika wanita apabila sudah menikah, hak suamilah yang harus didahulukan daripada hak yang lainnya. Beda dengan laki-laki, walaupun sudah menikah kewajibannya bukan hanya bertanggung jawab menafkahi istri dan anaknya saja, tetapi kewajiban kepada kerabat dekatnya tidak boleh ditinggalkan selagi dia mampu.

Istri hendaklah tidak memiliki perasaan, bila sudah menikah apa saja yang dimiliki oleh suami juga menjadi milik istri. Atau bahkan istri mau mengatur suami. Inilah kesalahan yang harus dipahami, agar tidak terjadi keretakan di dalam rumah tangga.

Bahkan boleh jadi istri hendaknya ikut gembira bila suami mampu membantu keluarganya. Karena jika istri senang tentu suami akan senang, dan tidak ada ganjalan dalam hati, istripun akan mendapat pahala karena ikut membantu kewajiban suaminya. Wallahu a’lam.

_________________________________________

Dijawab oleh: Ust. Aunur Rofiq bin Ghufron Lc hafizhahullah via majalah Al Mawaddah/ Shafar 1437 H – Vol. 99

Diposting oleh Maribaraja.Com

Follow fanpage maribaraja KLIK

Instagram @maribarajacom

Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc

Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc adalah mudir Ma'had Al-Furqon Al-Islami Srowo, Sidayu, Gresik, Jawa Timur. Beliau juga merupakan penasihat sekaligus penulis di Majalah Al-Furqon dan Al-Mawaddah

Related Articles

Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !