Tiga Pelajaran Akidah Dari Bulan Ramadhan
Tema khutbah kali ini membahas Tiga pelajaran akidah dari bulan Ramadhan
KHUTBAH PERTAMA
ﺇِﻥَّ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪَ ﻟِﻠَّﻪِ ﻧَﺤْﻤَﺪُﻩُ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻌِﻴْﻨُﻪُ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُﻩْ ﻭَﻧَﻌُﻮﺫُ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﻣِﻦْ ﺷُﺮُﻭْﺭِ ﺃَﻧْﻔُﺴِﻨَﺎ ﻭَﻣِﻦْ ﺳَﻴِّﺌَﺎﺕِ ﺃَﻋْﻤَﺎﻟِﻨَﺎ، ﻣَﻦْ ﻳَﻬْﺪِﻩِ ﺍﻟﻠﻪُ ﻓَﻼَ ﻣُﻀِﻞَّ ﻟَﻪُ ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﻀْﻠِﻞْ ﻓَﻼَ ﻫَﺎﺩِﻱَ ﻟَﻪُ. ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﻠﻪ ﻭَﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﻋَﺒْﺪُﻩُ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟُﻪُ.
ﻳَﺎﺃَﻳُّﻬﺎَ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺀَﺍﻣَﻨُﻮﺍ ﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪَ ﺣَﻖَّ ﺗُﻘَﺎﺗِﻪِ ﻭَﻻَ ﺗَﻤُﻮْﺗُﻦَّ ﺇِﻻَّ ﻭَﺃَﻧﺘُﻢْ ﻣُّﺴْﻠِﻤُﻮْﻥَ.
ﺃَﻣَّﺎ ﺑَﻌْﺪُ؛ ﻓَﺈِﻥَّ ﺃَﺻْﺪَﻕَ ﺍﻟْﺤَﺪِﻳْﺚِ ﻛِﺘَﺎﺏُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺧَﻴْﺮَ ﺍﻟْﻬَﺪﻱِ ﻫَﺪْﻱُ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ صَلَّى ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ، ﻭَﺷَﺮَّ ﺍﻷُﻣُﻮْﺭِ ﻣُﺤَﺪَﺛَﺎﺗُﻬَﺎ، ﻭَﻛُﻞَّ ﻣُﺤْﺪَﺛَﺔٍ ﺑِﺪْﻋَﺔٌ ﻭَﻛُﻞَّ ﺑِﺪْﻋَﺔٍ ﺿَﻼَﻟﺔٍ ﻭَﻛُﻞَّ ﺿَﻼَﻟَﺔٍ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ.
Jama’ah kaum muslimin, sidang jum’at rahimakumullah…..
Ramadhan telah berlalu, namun ia telah meninggalkan banyak pelajaran dan pendidikan buat kita semua. Di kesempatan yang baik ini, kita akan membicarakan sedikit, terkait pelajaran Akidah. Di antara pelajaran Akidah dari bulan Ramadhan yaitu:
1. Sikap Muraqabah (Ihsan)
Sikap Muraqabah yaitu selalu merasa dilihat dan diawasi oleh Allah. Sikap ini juga termasuk bagian dari Ihsan, sebagaimana yang dikatakan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Al-Ihsan itu adalah:
أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ
“Engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihatnya, apabila engkau tak mampu maka Ia melihatmu.” (HR. Muslim: 8)
Al-Ihsan adalah tingkatan tertinggi dari tingkatan agama. Orang yang berada pada tingkatan ini bukan sekedar seorang muslim dan mukmin saja, tetapi berada diatas keduanya. Para ulama mengatakan:
إِذَا تَحَقَّقَ الإِحْسَانَ تَحَقَّقَ الإِيْمَانُ وَالإِسْلَامُ، كُلُّ مُحْسِنٍ مُؤْمِنٌ مُسْلِمٌ، وَلَيْسَ كُلُّ مُسْلِمٍ مُؤْمِنًا مُحْسِنًا
“Apabila terwujud ihsan maka pasti terwujud iman dan Islam. Setiap muhsin adalah mukmin muslim. Sedangkan tidak setiap muslim itu adalah mukmin dan muhsin.” (Hushulul Ma’mul: 140)
Puasa mengajarkan kepada manusia agar memiliki sikap muraqabah, selalu merasa diawasi oleh Allah, sehingga dia pun berpuasa karena Allah. Sekalipun manusia tidak melihatnya, dia memiliki kesempatan untuk makan dan minum, akan tetapi karena ia merasa dilihat oleh Allah, ia pun tetap menahan lapar dan dahaga hingga berbuka.
2. Tabarruk dengan sesuatu yang dianjurkan
Bertabarruk (mencari keberkahan) terbagi menjadi dua, yaitu:
Pertama: Dianjurkan yaitu pada hal-hal yang memang ada dalilnya dari Allah dan Rasul-Nya bahwa hal-hal itu memiliki keberkahan dan kita diperintahkan mencari keberkahan dengan perantara hal tersebut.
Kedua: Dilarang yaitu pada hal-hal yang tidak ada dalil dan tidak ada anjurannya dari syariat seperti mencari keberkahan di kuburan, kuburan siapa pun, pohon besar, batu, dst.
Di antara amalan di bulan Ramadhan yang secara jelas mengajarkan kita untuk bertabarruk dengannya yaitu makan sahur, Rasulullah bersabda:
تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً
“Makan sahurlah kalian karena sesungguhnya dalam sahur itu terdapat keberkahan.” (HR. Bukhari: 1923)
Karenanya, meski hukumnya tidak wajib, namun seorang muslim hendaknya berusaha untuk tidak meninggalkan makan sahur walaupun hanya dengan seteguk air. Rasulullah bersabda:
السَّحُورُ أَكْلُهُ بَرَكَةٌ، فَلَا تَدَعُوهُ، وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جُرْعَةً مِنْ مَاءٍ، فَإِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِينَ
“Makan sahur itu penuh berkah. Maka janganlah kalian tinggalkan walaupun hanya seteguk air. Sesungguhnya Allah dan Malaikatnya bershalawat kepada orang-orang yang makan sahur.” (HR. Ahmad: 11086)
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ لِلَّهِ رب العالمين أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه، أما بعد
Jama’ah kaum muslimin, sidang jum’at rahimakumullah….
3. Menyelisihi kekafiran dan pelakunya
Di dalam Islam salah satu syariat yang harus yang menjadi pokok akidah yaitu menyelisihi kekafiran dan pelakunya. Bahkan, kemulian serta kehinaan umat berbanding lurus dengan sikap umat Islam itu sendiri terhadap syari’at ini. Dalam banyak hal baik besar maupun hal kecil.
Hal inilah yang diajarkan oleh syariat menyegerakan berbuka puasa. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memerintahkan kita untuk menyegerakannya. Tujuannya untuk apa? Salah satunya adalah untuk menyelisihi orang-orang kafir. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
لاَ يَزَالُ الدِّينُ ظَاهِرًا مَا عَجَّلَ النَّاسُ الْفِطْرَ لأَنَّ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى يُؤَخِّرُونَ
“Islam akan senantiasa jaya ketika manusia (kaum muslimin) menyegerakan waktu berbuka karena Yahudi dan Nashrani mengakhirkannya.” (HR. Abu Daud: 2353, Shahih Abi Dawud: 2063)
Dalam hadits ini selain terdapat perintah menyegerakan berbuka untuk menyelisihi orang-orang Yahudi dan Nasrani, terdapat pula keterangan sebab kejayaan dan kemuliaan Islam yaitu ketika pemeluknya menyelisihi kebiasaan orang-orang ahlul kitab tersebut. Artinya juga, bahwa sebaliknya sebab kehinaan umat Islam adalah ketika mereka tidak mau menyelisi atau malah mengikuti dan meniru mereka.
Para sahabat yang merupakan generasi terbaik dari umat ini memahami betul hal ini. Amr bin Maimun pernah mengatakan:
كَانَ أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَسْرَعَ النَّاسِ إِفْطَارًا وَأَبْطَأَهُمْ سَحُوْرًا
“Para sahabat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam adalah orang-orang yang paling bersegera berbuka dan paling lambat (mengakhirkan) sahur.” (Zadul Muslim: 4/568)
Sehingga karena sikap mereka itulah, mereka menjadi umat terbaik. Punya harga diri dan mulia. Sejarah kehidupan mereka tekenang manis sampai hari ini.
Meski bulan Ramadhan telah berlalu tetapi semoga kita bisa mengambil pelajaran yang ditinggalkannya. Semoga kita bisa menjadi seorang yang muhsin selalu merasa diawasi oleh Allah. Semoga kita bisa bertabarruk dengan hal yang disyariatkan dan menjauhkan diri dari tabarruk yang dilarang. Semoga kita bisa memiliki sikap membenci kekafiran dan pelakunya, meninggikan sikap Tasyabbuh. Dan semoga Allah menerima amal ibadah kita semua di bulan Ramadhan dan bulan bulan yang lainnya.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
اَللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنَّا صِيَامَنَا وَصَلَاتَنَا وَقِيَامَنَا وَرُكُوْعَنَا وَسُجُوْدَنَا وَتِلَاوَتَنَا اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ عَمَلًا صَالِحًا يُقَرِّبُنَا إِلَيْكَ
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ اَللَّهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِيْنَ وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
ربنا لا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أجمعين وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْن
Lihat:
Arsip Khutbah Maribaraja.Com
Selesai disusun di Komplek Pondok Jatimurni Bekasi
Follow fanpage maribaraja KLIK
Instagram @maribarajacom