SYAIKH TAQIYUDDIN (KabaUrangDulu007)

Syaikh Taqiyuddin rahimahullah mengatakan:

إذَا سَلِمَ فِيهِ الْقَلْبُ مِنْ الْهَلَعِ وَالْيَدُ مِنْ الْعُدْوَانِ كَانَ صَاحِبُهُ مَحْمُودًا وَإِنْ كَانَ مَعَهُ مَالٌ عَظِيمٌ، بَلْ قَدْ يَكُونُ مَعَ هَذَا زَاهِدًا أَزْهَدُ مِنْ فَقِيرٍ هَلُوعٍ (الآداب الشرعية: 2/231)

“Apabila hati selamat dari keluh kesah dan tangan terbebas dari permusuhan maka pemiliknya adalah orang yang terpuji, meskipun dia memiliki harta yang melimpah. Dan bisa jadi dengan kondisi ini ia menjadi orang zuhud, bahkan lebih zuhud dari fakir yang suka berkeluh kesah.” (Al-Adabu asy-Syariah: 2/231) Alih bahasa: Ismianti, Bogor
_________________

Zuhud yang sesungguhnya adalah zuhud hati, ketika ia merasa ridha dengan pembagian yang telah Allah takdirkan. Ia hanya menjadikan harta kekayaan itu di tangan bukan di hatinya. Dan ia juga berkeyakinan bahwa kekayaan sesungguhnya ada di dalam hati. Ketika hati itu penuh dengan syukur dan kosong dari keluh kesah. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ

“Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya harta, akan tetapi kekayaan itu adalah kaya hati.” (HR. Bukhari: 6446)

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !