Teruslah Berdo’a – Pelajaran Dari Nabi Zakariya

Belajar dari perjalanan hidup Nabi Zakariya ‘alaihissalam yang telah sekian lama berharap mendapatkan keturunan. Sampai uban memenuhi kepala, meskipun istrinya seorang yang mandul, namun beliau tidak pernah berhenti berdo’a dan tidak pernah merasa kecewa serta putus asa dengan do’anya tersebut. Allah hikayatkan hal itu dalam Al-Qur’an sehingga dapat dibaca dan diambil pelajaran bagi orang-orang sampai akhir zaman. Allah berfirman:

قَالَ رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَلَمْ أَكُن بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيًّا

Ia berkata “Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku. (QS. Maryam: 4)

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim rahimahullah dari Sufyan bin Uyainah rahimahullah, beliau mengatakan pada saat menafsirkan ucapan Nabi Zakariya, “Dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku”, ia berkata:

أي؛ سَعِدْتُ بِدُعَائِك وَإِنْ لَمْ تُعْطِنِي

Maksudnya yaitu “Aku bahagia dengan berdo’a kepada-Mu meski Engkau tidak memberikanku (anak).” (Ad-Durrul Mantsur: 4/366)

Keyakinan yang penuh terhadap janji dan kasih sayang Allah, sehingga tidak ada celah untuk “siburuk sangka” buat masuk ke dalam hati. Terus berdoa serta merasa gembira dengan do’a yang ia haturkan, karena Nabi Zakariya paham betul bahwa Dzat yang ia pinta bukanlah Dzat yang tuli atau buta. Akhirnya Allah pun mengabulkan do’anya, Allah berfirman:

يَا زَكَرِيَّا إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَامٍ اسْمُهُ يَحْيَىٰ

Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya. (QS. Maryam: 7)

Tidak tergesa-gesa dan putus asa dalam berdo’a. Karenanya, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

يُسْتَجَابُ لأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ يَقُولُ دَعَوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِى

“Akan dikabulkan (doa) kalian selama tidak tergesa-gesa. Dia mengatakan, ‘Saya telah berdoa, namun belum saja dikabulkan‘.” (HR. Bukhari: 6340 Muslim: 2735)

Oleh sebab itu, jangan pernah merasa kecewa dan berburuk sangka bahwa Allah tidak mengabulkan do’a kita. Teruslah berdo’a jangan putus asa karena Allah pasti akan mengijabahinya.

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
0
    0
    Your Cart
    Your cart is emptyReturn to Shop
    WhatsApp Yuk Gabung !