PEMBIMBING UMRAH (Art.Salayok87)
Membaca nasehat dan petuah orang-orang shalih terdahulu membuat khayal kita membuncah, melambung tinggi ke angkasa, seraya mengatakan: “Aduhai, seandainya kita hidup bersama mereka.”
Terlebih di zaman ini; “zaman geleng-geleng kepala”, saat orang-orang yang didahulukan selangkah dan ditinggikan seranting justru malah menjerumuskan.
Lihat, apa yang dilakukan oleh amir jama’ah umrah Indonesia baru-baru ini. Alih-alih mengajak dan mengingatkan jama’ahnya tentang pentingnya keikhlasan dalam beribadah malah dia sendiri yang ngambil videonya buat diupload di media.
Ditambah lagi, bukannya dzikir tapi malah baca Pancasila dan yel-yel ketika sa’i antara Shafa dan Marwa. Dan ada juga rombongan ibuk-ibuk yang sempat-sempatnya buat video klip di halaman al-Haram. “Untuk apa???”
Rindu kita dengan bimbingan salafus shalih. Inilah al-imam Malik bin Dinar yang dahulu pernah mengatakan:
اُكتُم حَسَنَاتِكَ أَشَدَّ مِمَّا تَكتُمُ سَيِّئَاتِكَ
“Sembunyikanlah kebaikanmu melebihi usahamu menyembunyikan keburukanmu.” (Siyar 6/100, Mawa’izh al-Imam Malik bin Dinar: 30)
Bukankah seharusnya ibadah umrah yang agung itu murni hanya untuk Allah saja, sebisanya kita menghindari hal-hal yang akan merusaknya.
Ingatlah bahwa riya’ sangat menakutkan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ الأَصْغَرُ الرِّيَاءُ ، يَقُوْلُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِذَا جَزَى النَّاسَ بِأَعْمَالِهِمْ : اذْهَبُوْا إِلَى الَّذِينَ كُنْتُمْ تُرَاؤُوْنَ فِيْ الدُّنْيَا ، فَانْظُرُوْا هَلْ تَجِدُوْنَ عِنْدَهُمْ جَزاَءً ؟!
“Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil, yaitu riya’. Allah akan mengatakan kepada mereka pada hari Kiamat tatkala memberikan balasan atas amal-amal manusia “Pergilah kepada orang-orang yang kalian berbuat riya’ kepada mereka di dunia. Apakah kalian akan mendapat balasan dari sisi mereka?” (HR Ahmad, ash-Shahiihah: 951)
Oleh sebab itu, bagi Anda yang punya rezeki dan kesempatan untuk menunaikan ibadah umrah, carilah pembimbing yang sebenar-benarnya, membimbing untuk meraih keridhaan Allah, mengingatkan hati bahwa ini adalah ibadah; “Hanya untuk Allah!!!” (zhr)