Sahkah Talak Setelah Menggauli Istri?

Soal: Assalamualaikum Ustad, saya mau bertanya. Bagaimana hukumnya seorang suami menjatuhkan talak tapi malamnya dia sudah menggauli istrinya? Sahkah talak yang dia jatuhkan? Mang Yusup, Bekasi

Jawab:

Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, Alhamdulillah washshalatu wassalamu ‘ala rasulillah amma ba’du. 

Talak yang disyariatkan adalah talak yang dilakukan ketika istri dalam keadaan suci dan belum digauli. Apabila talak dilakukan ketika istri dalam keadaan haid atau nifas atau dalam keadaan suci tapi telah digauli (seperti kasus yang ditanyakan diatas) maka ini disebut dengan talak bid’iy.

Perihal talak bid’iy seperti ini apakah jatuh (berlaku) ataukah tidak maka para ulama berselisih pendapat menjadi dua, yaitu:

Pertama, jumhur (mayoritas) ulama berpendapat bahwa talak tersebut jatuh.

Kedua, sebagian ulama diantaranya yaitu Ibnu Hazm, Syaikhul Islam, dan Ibnul Qayyim rahimahumullah berpendapat bahwa talak bid’iy tidak jatuh.

Pendapat yang dikuatkan oleh Lajnah Daimah (Komite Fatwa Saudi Arabia) adalah pendapat yang kedua yaitu talak bid’iy (dengan keadaan seperti disebutkan diatas) tidak jatuh. Disebutkan dalam fatwa:

الطلاق البدعي أنواع منها : أن يطلق الرجل امرأته في حيض أو نفاس أو في طهر مسها فيه ، والصحيح في هذا أنه لا يقع ” انتهى .

Talak bid’iy bermacam-macam, diantara bentuknya seorang laki-laki mentalak istrinya yang dalam keadaan haidh atau nifas atau dalam keadaan suci namun ia telah menggaulinya. Pendapat yang shahih (benar) dalam hal ini adalah bahwasanya talak tersebut tidak jatuh. (Fatawa al-Lajnah ad-Daimah: 20/58)

Dinukil dari artikel Islamqa.info dengan judul: Thalqaha fi Thuhrin Jaama’aha fihi

Pendapat ini pula yang dipilih dan dikuatkan oleh Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah, beliau berkata:

وهذا القول الذي رآه بعض أهل العلم وإن كان الخلاف المشهور وخلاف الأكثر فهذا القول أظهر في الدليل، وأقوى في الدليل أنه لا يقع؛ لكونه بدعيًاً على خلاف أمر الله، والله يقول: إِذَا طَلَّقْتُمُ النِّسَاءَ فَطَلِّقُوهُنَّ لِعِدَّتِهِنَّ [الطلاق:1]، وهذا طلقها في غير العدة فلا يقع طلاقه، بل يكون عملًا ليس عليه أمر النبي ﷺ، فيكون مردودًا، قال عليه الصلاة والسلام: من عمل عملًا ليس عليه أمرنا فهو رد، يعني: فهو مردود، وهذا هو الأظهر

“Dan pendapat yang dipandang oleh sebagian ulama ini meskipun menyelisihi pendapat yang lebih masyhur (terkenal) dan menyelisihi mayoritas ulama adalah pendapat yang lebih tampak dan lebih kuat berdasarkan dalil, bahwasanya talak tersebut tidak jatuh. Karena itu adalah talak yang bid’ah menyelisihi perintah Allah, sedangkan Allah berfirman:

إِذَا طَلَّقْتُمُ النِّسَاءَ فَطَلِّقُوهُنَّ لِعِدَّتِهِنَّ

Apabila kamu menceraikan isteri-isterimu maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu iddahnya (yang wajar). (QS. Ath-Thalaq: 1)

Dan orang ini mentalak istrinya tidak di waktu iddahnya maka tentu talaknya tidak jatuh. Bahkan perbuatan ini merupakan perbuatan yang tidak ada tuntunannya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, sehingga menjadi amalan yang tertolak. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

Barangsiapa mengamalkan suatu perkara yang tidak kami perintahkan, maka amalan tersebut tertolak.” (HR. Muslim: 1718)

Yaitu maksudnya tertolak, dan inilah pendapat yang lebih nampak.” Lihat artikel binbaz.org.sa dengan judul: Hal Yaqa’u Ath-Thalaq Al-Bid’iy?

Baca juga Artikel:

Kiat-kiat Membuat Istri Menjadi Shalihah

Langkah-langkah Syar’i Mengatasi Pembangkangan Istri

Wallahu a’lam #bantu jawab. Jatimurni Bekasi, Rabu 7 Rabiul Akhir 1441 H/ 4 Desember 2019 M

Zahir Al-Minangkabawi

Follow fanpage maribaraja KLIK

Instagram @maribarajacom

Bergabunglah di grup whatsapp maribaraja atau dapatkan broadcast artikel dakwah setiap harinya. Daftarkan whatsapp anda  di admin berikut KLIK

 

Zahir Al-Minangkabawi

Zahir al-Minangkabawi, berasal dari Minangkabau, kota Padang, Sumatera Barat. Pendiri dan pengasuh Maribaraja. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Padang, melanjutkan ke Takhasshus Ilmi persiapan Bahasa Arab 2 tahun kemudian pendidikan ilmu syar'i Ma'had Ali 4 tahun di Ponpes Al-Furqon Al-Islami Gresik, Jawa Timur, di bawah bimbingan al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc hafizhahullah. Kemudian melanjutkan ke LIPIA Jakarta Jurusan Syariah. Sekarang sebagai staff pengajar di Lembaga Pendidikan Takhassus Al-Barkah (LPTA) dan Ma'had Imam Syathiby, Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !