Bagaimana Cara Membaca Do’a Dari Al-Qur’an Ketika Sujud?
Soal: Bagaimana cara membaca do’a dari Al-Qur’an ketika sujud, bukankah tidak boleh baca Al-Qur’an pada saat rukuk dan sujud?
Jawab:
Alhamdulillah washshalatu wassalamu ‘ala rasulillah amma ba’du.
Sujud adalah moment terdekat antara seorang hamba dengan Allah. Karenanya, salah satu amalan yang sangat dianjurkan pada saat ini adalah memperbanyak do’a. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ
“Keadaan seorang hamba yang paling dekat dari Rabbnya adalah ketika dia sujud, maka perbanyaklah doa.” (HR. Muslim: 482)
Namun timbul satu pertanyaan, bagaimana jika do’a yang akan dipanjatkan pada saat itu lafazhnya berasal dari Al-Qur’an? Bukankah membaca Al-Qur’an pada saat rukuk dan sujud adalah hal yang terlarang. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
أَلَا وَإِنِّي نُهِيتُ أَنْ أَقْرَأَ الْقُرْآنَ رَاكِعًا أَوْ سَاجِدًا فَأَمَّا الرُّكُوعُ فَعَظِّمُوا فِيهِ الرَّبَّ عَزَّ وَجَلَّ وَأَمَّا السُّجُودُ فَاجْتَهِدُوا فِي الدُّعَاءِ فَقَمِنٌ أَنْ يُسْتَجَابَ لَكُمْ
Ketahuilah, aku dilarang untuk membaca al-Qur’an dalam keadaan rukuk atau sujud. Adapun rukuk maka agungkanlah Rabb azza wa jalla, sedangkan sujud, maka berusahalah bersungguh-sungguh dalam doa, sehingga layak dikabulkan untukmu. (HR. Muslim: 497)
Kalau begitu, apakah boleh kita berdo’a dengan do’a dari Al-Qur’an? Jawabnya boleh, caranya adalah dengan:
1. Niatkan untuk do’a. Artinya ketika kita berdoa dengan do’a yang berasal dari al-Qur’an maka niatkan kita berdo’a bukan membaca Al-Qur’an. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
“Sesungguhnya setiap amalan itu bergantung pada niatnya.” (HR. Al-Bukhori no.1 dan Muslim no.1907)
Sehingga ketika kita sudah meniatkan bahwa apa yang kita baca itu adalah do’a bukan al-Qur’an maka kita keluar dari larangan membaca al-Qur’an ketika sujud.
2. Dengan mengubah atau menambahi sedikit redaksinya sehingga tidak persis seperti redaksi ayat al-Qur’annya. Misal doa sapu jagad yang disebutkan dalam al-Qur’an, Allah berfirman:
وَمِنْهُم مَّن يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: “Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”. (QS. Al-Baqarah: 201)
Redaksinya do’anya adalah:
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Sebenarnya jika kita meniatkan sebagai do’a maka itu sudah cukup, sebagaimana yang di poin pertama. Namun untuk lebih jelas lagi bedanya, maka setelah meniatkan itu sebagai do’a, ubahlah sedikit redaksinya. Misal dengan menambahkan lafazh “Allahumma (Ya Allah)” di depannya. Jadi kita mengucapkan:
اللَّهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Sehingga dengan begitu jelas bahwa itu adalah do’a bukan Al-Qur’an lagi. Wallahu a’lam.
# faidah singkat, ditulis di Sekretariat Maribaraja.Com, Jatimurni Bekasi. Senin, 15 Shafar 1441H/ 14 Okt 2019, 06:30 WIB
Penulis: Zahir Al-Minangkabawi
Follow fanpage maribaraja KLIK
Instagram @maribarajacom