Kehancuran Suatu Negeri (#1/6)

Di dalam kitab-Nya yang mulia, Allah ﷻ berfirman;

وَضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلٗا قَرۡيَةٗ كَانَتۡ ءَامِنَةٗ مُّطۡمَئِنَّةٗ يَأۡتِيهَا رِزۡقُهَا رَغَدٗا مِّن كُلِّ مَكَانٖ فَكَفَرَتۡ بِأَنۡعُمِ ٱللَّهِ فَأَذَٰقَهَا ٱللَّهُ لِبَاسَ ٱلۡجُوعِ وَٱلۡخَوۡفِ بِمَا كَانُواْ يَصۡنَعُونَ • وَلَقَدۡ جَآءَهُمۡ رَسُولٞ مِّنۡهُمۡ فَكَذَّبُوهُ فَأَخَذَهُمُ ٱلۡعَذَابُ وَهُمۡ ظَٰلِمُونَ

Sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tentram, rezeki datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah, karena itu Allah menimpakan kepada mereka bencana kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang mereka perbuat.
Dan sungguh, telah datang kepada mereka seorang rasul dari (kalangan) mereka sendiri, tetapi mereka mendustakannya, karena itu mereka ditimpa azab dan mereka adalah orang yang zhalim. (QS. An-Nahl: 112-113)

❀•◎•❀

Maksud Pembahasan Ayat

Ayat diatas menerangkan keberadaan suatu negeri yang mendapat rahmat dari Allah, lalu dihancurkan dengan berbagai musibah karena penghuninya durhaka kepada Allah.

Sengaja ayat ini penulis ingin menelaahnya sehubungan dengan banyaknya bencana yang menimpa hampir setiap negara, terutama negara-negara yang penduduknya mayoritas islam, yang selama ini jadi hidangan bagi orang kafir, yahudi dan nasrani; ditipu, dipengaruhi, diperalat, diperbudak, dianiaya, bahkan dihancurkan negerinya, dibunuh penduduknya dan dirampas kekayaannya. Itulah yang kita saksikan. Tentu kita selaku orang yang beragama Islam tidak tega melihat saudara kita yang berlumuran darah mendapatkan musibah disana sini. Semoga dengan mengkaji ayat ini, Allah memberi petunjuk kepada kita untuk menela’ah kembali apa hikmah dan sebab-sebab yang menjadikan kehancuran sebuah negeri beserta jalan keluarnya.

❀•◎•❀

Komentar Ahli Tafsir

Ayat diatas dari kalangan ahli tafsir ada beberapa penjelasan, antara lain :

Ayat diatas tedapat kalimat قَرْيَةً (negeri), adapun maksudnya ;

a. Kota Makkah, sebagaimana pendapatnya Ibnu Abbas dan yang lainnya.

Ibnu Jarir berkata: Negeri ini ialah kota Makkah, walaupun saat itu penduduknya menyekutukan Allah tetapi tidaklah mereka saling bermusuhan dan bunuh membunuh berbeda dengan bangsa arab lainnya secara umum.  (Lihat Tafsir Jami’ul bayan fi tafsiril Qur’an  14 /124)

b. Kota Madinah, ini pendapatnya Aisyah dan Hafshah

Waktu itu penduduk Madinah beriman kepada Rasulullah, lalu mengkufuri nikmat Allah dengan membunuh sahabat Utsman bin Affan, dan ini fitnah yang terjadi setelah wafatnya Nabi (Lihat Tafsir Ibnu Jarir 14/124)

c. Setiap negeri yang memiliki sifat diatas. (Lihat Tafsir Al-Jami’ li ahkamil Qur’an 11 /193)

Tiga pendapat diatas dalam rangka memberi contoh, bukan menunjukkan batasan.

Adapun Frman-Nya yang artinya: “yang dahulunya aman lagi tentram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat”. Maksudnya:

Al-Alusy Al-Baghdady berkata: Ayat ini me ngandung tiga kenikmatan: Aman, Sehat dan Kecukupan. Adapun negeri itu aman karena  ada kalimat (ءَامِنَةً) sedangkan sehat karena ada kalimat (مُطْمَئِنَّةً) dan kecukupan karena ada kalimat (يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا).
(Lihat Tafsir Ruhul ma’ani/Tafsir Al-Alusy  14 / 249)

Memang bila tiga perkara ini ada dalam suatu negeri, manusia akan merasa nyaman hidupnya di dunia, karena rizki merupakan kebutuhan jiwa/fisik, sedangkan ketenangan merupakan kebutuhan batin/hati serta keamanan yang datang dari gangguan orang lain.

Tetapi jika tiga kenikmatan utama berupa dunia ini diingkari, mereka tidak mensyukurinya dengan meyakini bahwa itu semua datangnya dari Allah, lisannya tidak mau menyebutnya, dan anggota badannya tidak mau menggunakan nikmat tersebut untuk beribadah kepada Allah, maka tunggulah kehancuran.. Allah akan menurunkan adzab-Nya, dengan dicabutnya  apa yang menjadi kebutuhan mereka di dunia, belum lagi derita di akhirat, karena itu  kelanjutan ayat tersebut: “Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang telah dan senantiasa mereka perbuat.”

Allah mencabut kebutuhan fisik manusia dengan dilanda kelaparan atau krisis ekonomi, dikuranginya kadar hujan yang itu menjadi sebab matinya tanaman atau diberi hujan lebat yang merusak, mengakibatkan banjir, merusak tanaman, bangunan dan jalan. Dilanda pula rasa ketakutan yang mengancam jiwanya, wabah penyakit, krisis ekonomi, peperangan, dan yang lainnya. Maka jiwa yang tidak beriman kepada Allah akan memberontak, mencuri, merampok, merusak, demontrasi, bahkan menyalahkan pihak tertentu seolah dirinya sendiri tak ada andil atas turunnya musibah dan bencana tersebut.

Ibnu Katsir berkata: Allah memberi perasaan bagi mereka yang mengingkari nikmat Allah  dengan kelaparan setelah sebelumnya Allah menghidupkan tanaman dan memberi rizki di tempat mereka berada, yang demikian itu karena mereka menentang sunnah Rasulullah, sehingga Beliau ﷺ berdoa agar mereka ditimpa musibah paceklik selama tujuh tahun sebagaimana yang melanda kaum Nabi Yusuf. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir 4/522)

Imam Ibnu Jarir berkata: Allah memakaikan kepada penduduk negeri itu pakaian kelaparan yang meliputi kesakitan tubuhnya, disebut pakaian karena kesakitan dan kelaparan meliputi seluruh tubuh yaitu dengan dilanda musim paceklik yang berkepanjangan disebabkan doa Rasulullah, sehingga mereka harus terpaksa makan bulu yang dicampur dengan darah. (Lihat Tafsir Ibnu Jarir 14/125)

Ibnu Katsir berkata: mereka (orang-orang kafir) dilanda ketakutan karena takut kepada Rasulullah dan para sahabatnya, tatkala Beliau ﷺ hijrah ke Madinah dan takut pula pada utusan perangnya serta pasukan tempurnya, sehingga mereka menjadi hina, yang akhirnya Allah pun memberi kemenangan kepada Rasulullah ﷺ. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir 4/522)

Hukuman Allah ﷻ ini menunjukkan keadilan-Nya, orang yang durhaka kepada-Nya dan sunnah Rasulullah ﷺ berhak mendapatkan hukuman yang setimpal. Itulah akhir dari penggalan ayat diatas yang artinya: “disebabkan apa yang telah dan senantiasa mereka perbuat”.

❀•◎•❀

Penyebab Kehancuran Negeri

Ketahuilah, bahwa apa pun yang terjadi di dunia dan alam lainnya adalah kehendak Allah semata, Dialah ﷻ yang berbuat dan yang menghendakinya, bukanlah alam yang berbuat dosa sebagaimana tuduhan para pakar alam dan orang-orang semisal yang sekedar mengaitkannya hanya pada urusan dunia.

Tetapi wajib kita ketahui, bahwa tidaklah Allah menghancurkan suatu negeri atau membinasakan suatu kaum, melainkan karena ada sebabnya.

Bersambung…

https://maribaraja.com/kehancuran-suatu-negeri-2-6/

Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc

Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc adalah mudir Ma'had Al-Furqon Al-Islami Srowo, Sidayu, Gresik, Jawa Timur. Beliau juga merupakan penasihat sekaligus penulis di Majalah Al-Furqon dan Al-Mawaddah

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
WhatsApp Yuk Gabung !